M 12 (Berdampingan)

63.2K 2.7K 158
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

 Jangan lupa vote dan komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam dari Alaric

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.


Al berjalan memasuki rumahnya. Rasanya cukup berat untuk memijakkan kakinya disini. Al berharap papanya tidak berada dirumah. Ia hanya ingin menemui mamanya. Karena beberapa hari ini ia tidak pulang kerumah dan anika selalu mencari dirinya.

Baru saja al ingin menaiki tangga untuk masuk kekamarnya, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara berat dari mr. Afsheen.

"Darimana saja kamu?" Tanya mr. Afhseen. Al menghela nafasnya sejenak. Kemudian membalik tubuhnya untuk menghadap pria yang paling ia segani itu.

"Al lagi sibuk sama kerjaan pa, jadi ga sempat pulang. Al tidur di apartemen"

"Apartemen?" Tanya mr. Afsheen dengan nada mencemoh. Kemudian pria itu tertawa.

"Papa datang ke apartemen kamu, tapi kamu tidak ada. Kemudian papa juga berulang kali menyuruh bernard untuk datang ke apartemen kamu tapi kamu juga tidak ada. Jadi apartemen yang mana yang kamu biacarakan" al terdiam. Tentu saja bernard si asisten papanya itu tidak menemukan dirinya disana, karena al berada di apartemen yang berbeda. Dan al berharap jika papanya tidak mengetahui soal apartemen yang ia tinggali bersama alice.

"Apa yang kamu sembunyikan dari papa al?" Tanya mr. Afsheen dengan wajah datar. Jika seperti ini wajah kedua pria iti terlihat sangatlah mirip. Hanya saja mr. Afsheen terlihat lebih berumur dari al.

"Tidak ada"

"Jangan berbohong" potong mr. Afsheen langsung.

"Kamu masih berhubungan dengan jalang itu?" Tanya mr. Afsheen yang membuat al langsung tersulut emosi.

"Siapa maksud papa?" Tanya al dengan menahan emosi.

"Siapa lagi kalau bukan si alice itu"

"DIA BUKAN JALANG PA!" Ucap al langsung dengan nada meninggi.
Mr.afsheen tersenyum miring.

"Aku tidak percaya"

"PA!!"

"Al kamu bodoh atau bagaimana. Papa menyekolahkan kamu tinggi tinggi tapi kamu masih saja bodoh. Mana ada wanita baik baik yang mau memamerkan tubuhnya hanya demi uang. Tidak ada. Wanita baik baikakan lebih memilih pekerjaan yang lebih beretika meskipun hasilnya kecil. Mengerti kamu." Mr. Afsheen kemudian melangkah pergi. Meninggalkan al bersama emosinya. Namum baru beberapa langkah, pria paruh baya itu beehenti.

"Dan satu hal lagi. Papa tidak mau kamu memberikan noda kepada nama baik keluarga kita yang selama ini berusaha papa jaga dengan susah payah hanya karena kamu memilih wanita jalang itu al. Dan papa harap kamu tidak terlalu bodoh untuk menghancurkan semuanya" kini mr. Afsheen benar benar pergi dari sana. Namum mr. Afsheen sempat berpapasan dengan istrinya yang akan menemui al

3. Moonlight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang