Jangan lupa vote dan komennya
Salam dari Al
.
.
.
.
.Al keluar dari ruang rawat dave setelah gladys menunjukkan bertapa kejam dirinya. Dan kini duduk disebuah kursi panjang taman rumah sakit adalah pilihan al. Dengan penerangan yang redup, pikiran al berkelana kemana mana.
Al memejamkan matanya erat. Nafasnya memburu, tangannya menekan dadanya kuat. Rasanya nyeri sekali. Bibirnya pun sempat berdesis karena rasa sakit itu.
"Kamu kenapa?" Tanya seseorang yang tiba tiba muncul. Al menoleh ke arah sumber suara itu. Dan menemukan rebeca yang menggerakkan kursi rodanya perlahan mendekati al.
Al menghembuskan nafas besarnya. Ia membantu rebeca untuk mendekat kearah kursi taman. Kemudian Al kembali duduk ditempatnya tadi setelah kini rebeca berada dihadapannya.
"Kamu baik baik aja kan?" Tanya rebeca. Al tersenyum.
"Sejak kapan rebeca jadi cewek kalem gini? Pakek aku kamu segala" ucap al sambil terkekeh pelan. Rebeca menghela nafasnya.
"Aku kan pengen jadi cewek yang cantik, anggun, lemah lembut. Kayak gladys gitu" balas rebeca. Membuat raut wajah al langsung berubah.
"Kamu kenapa sih al? Apa yang salah sama kamu? Kenapa kamu berubah? Bahkan aku sempat ga kenal kamu yang sekarang" al menatap rebeca dengan tatapan sendu. Namun bibirnya tak mengucapkan apapun.
"Mungkin aku bisa terima sikap kamu yang kayak gini, tapi gladys? Kasian dia al. Dulu dia selalu sedih saat ingat kamu yang tiba tiba ngilang. Dan sekarang kamu balik pun masih buat dia merasa sedih dengan sikap kamu yang semena mena"
"Gue udah punya yang lain re, gue ga bisa kayak dulu lagi sama gladys"
"Alice?" Tanya rebeca langsung. Al menaikkan sebelah alisnya ketika rebeca menyebutkan nama itu.
"Kok lo tau?" Tanya al menyelidik. Rebeca menghela nafasnya, menata hatinya untuk bercerita suatu kenangan yang menyakitkan untuknya.
"Apa alice pernah cerita ke kamu kalau dia nolongin korban kecelakaan mobil?" Tanya rebeca. Al nampak berfikir sejenak. Alice menceritakan banyak hal yang ia alami kepada al. Namun beberapa saat kemudian al mengingatnya.
"Ya, alice pernah cerita"
"Itu aku" balas rebeca dengan kepala tertunduk.
"Re..." panggil al pelan sambil mengenggam tangan rebeca. Rebeca menaikkan pandangannya pada al dengan mata berkaca kaca.
"Aku orang yang ditolong alice. Kaki aku terjepit, disana ga ada orang yang mau nolongin aku meski mereka tau aku masih sadar, mungkin karena mereka takut. Memang keadaan aku cukup parah saat itu, darah ada dimana mana. Tapi alice dengan berani, berusaha ngeluarin aku dari sana. Kecelakaan itu buat aku jadi cacat seperti ini. Aku sempat marah sama alice, karena dia nolongin aku waktu itu. Kenapa dia ga biarin aku mati aja, sebab hidupku ga akan sempurna lagi. Tapi alice semangatin aku, dia ngasih pengertian jika hidup aku masih berharga. Masih ada orang yang sayang sama aku dan ingin aku hidup. Ya itu benar. Sejak saat itu hubungan kita cukup dekat. Dan seminggu yang lalu, alice sempat hubungin aku, dia curhat. Kalau orang yang dia sayang dijodohin sama orang lain. Dia juga kirim foto ke aku, dan itu foto kamu. Aku kaget tentu saja. Tapi aku ga bilang ke dia kalau aku kenal kamu, bahkan aku juga kenal dengan orang yang dijodohin sama" jelas rebeca panjang lebar. Al hanya diam. Tangan rebeca bergerak melepas genggaman al. Dan kini berganti ia yang mengenggam tangan al. Menatap mata al dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...