M 4 (Tiga Pertanyaan Saja)

85.9K 3.7K 37
                                    

Jangan lupa beri vote dan komentarnya ya
.
.
.
.
.


"Ada yang mau lo tanyain ke gue?" Ucap al memecahkan keheningan. Gladys mengerjabkan matanya beberapa kali saat mendengar suara al lagi. Seakan ia dikembalikan dari lamunannya.

"Banyak" ucap gladys pelan. Al menganggukkam kepalanya pelan kemudian menyandarkan tubuhnya di sofa. Melihat ke arah gladys dengan tatapam dingin.

"Gue batasi, tiga pertanyaan aja" ucap al

"Kenapa?"

"Karena gue bukan google yang di desain untuk jawab semua pertanyaan lo"

"Kak al ngelucu?"

"Menurut lo?" Tidak. Menurut gladys al tidak melucu jika dilihat dari raut wajah serius itu.

Gladys mengusap kedua pipinya kemudian menghembuskan nafas panjang. Berhadapan dengan al membutuhkan kesabaran ekstra. Dari sulu hingga sekarang. Bahkan sekarang sepertinya butuh double ekstra kesabaran karena al lebih dingin kepadanya.

"Kak al gamau tanya sesuatu juga ke aku?" Tawar gladys. Al menaikkan sebelah alisnya.

"Ga ada yang pengen gue ketahui dari lo"

Jlebb

Sakit tentu saja saat mendengar jawaban itu. Secara tak langsung al memberitahunya jika, al tidak peduli dengan gladys.

Gladys hanya mengangguk sebagai jawaban dari pernyataan al barusan. Ia semakin tidak nyaman dengan situasi ini. Entah kenapa ia ingin sekali pergi dari sana. Padahal selama ini ia sangat ingin bertemu dengan al.

Atau mungkin karena al yang sekarang terasa sangar asing untuk gladys?

"Sampai kapan lo mau diem aja? Jangan buang buang waktu gue" gladys tersentak saat mendengarkam perkataan dingin itu.

Gladys langsung memutar otaknya untuk mencari pertanyaan yang paling penting untuknya. Karena hanya ada tiga kesempatan saja.

"Kenapa..."

Drt drt drt

"Halo?"

Perkataan gladys langsung terjeda saat tiba tiba ponsel al berdering dengan cukup nyaring didalam sakunya. Tanpa menunggu lama al langsung menerima panggilan itu.

Dari percakapan yang gladys dengar, sepertinya itu dari karyawannya atau rekan bisnisnya. Karena mereka membicarakan soal pekerjaan.

"Oke" ucap al untuk mengakhiri sambungan telfon itu.

Al kembali memasukkan ponselnya kedalam saku jasnya. Kemudian masih dengan wajah datarnya al menatap kearah gladys yang sejak tadi memperhatikannya.

"Gue harus pergi sekarang. Ada urusan penting" ucap al sambil bangkit dari duduknya. Gladys masih memperhatikan gerak gerik al tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Temui gue di cafe biasa jam 10 pagi. Gue bakal jawan semua pertanyaan lo besok" ucap al kemudian berlalu pergi.

Gladys mengerjabkan matanya beberapa kali. Al meninggalkannya begitu saja.

"Kak al berubah banget ya. Aku ga kenal kak al yang sekarang" ucap gladys dengan pelan.

**********************

"So?" Tanya galen saat pria itu memasuki kamar gladys tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuat gladys yang sedang membaca novel terbarunya terkejut.

"Ngagetin aja. Masuk itu ketuk pintu dulu. Kalau aku waktu baru selesai mandi dan belum pakai baju gimana?"

"Bodo amat. Kan kamu selalu ganti pakaian di walk in closeth" ucap galen sambil mengedikkan bahunya. Gladys mendengus kesal, apalagi saat melihat galen mengeliat liatkan tubuhnya di ranjang empuknya yang rapi itu. Dan kini sudah terlihat kusut dan berantakan.

3. Moonlight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang