M 54 (Ikut-ikutan marah)

61.1K 3.1K 915
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen

Makasih untuk para readers kesayangan yang selalu setia sama cerita ini. Ga nyangka cerita ini udah nyaingin cerita fotosfer dengan pembaca sebanyak 1,38m dan jumlah vote nya kalahin SWC dong
Uwwuuww

Makasih banget, berharap cerita ini masih bisa kalahin jumlah bacanya SWC. Dan semoga lebih banyak lagi.

Kira kira masih mau lanjut beberapa part lagi atau ending aja nih buat next partnya?

Cus kecerita

Hapyy Reading
.
.
.
.
.

"Anak bunda.. udah wangi, ganteng deh.. hmm gemes gemes" ucap gladys mengusalkan hidung mancungnya pada pipi gamma. Membuat pria kecil itu tersenyum.

Al yang sudah siap dengan pakaian kantornya tersenyum melihat adegan itu di ruang tengah rumahnya. Sepertinya gladys belum menyadari keberadaannya. Ia masih sibuk dengan gamma yang terbaring di kereta dorongnya.

"Anak bunda lapar nggak? Mau minum susu? Sarapan dulu ya, ayo sini pangku bunda dulu" gladys menggangkat tubuh gamma, kemudian memangkunya dan bersiap akan memberikan asi padanya. Namun kemudian tatapannya menangkap sosok al yanh berdiri dan tersenyum ke arahnya. Gladys diam, tak membalas senyuman itu. Ia kembali sibuk dengan gamma.

Al mendekati gladys dan gamma yang duduk di sofa itu. Gladys masih tak memperdulikannya. Tetapi secara tiba tiba gladys merasakan usapan lembut dikepalanya. Ia tau siapa pelakunya. Namun gladys enggan untuk menoleh, ia bersikap seolah tak ada apa apa.

"Kamu... baik baik aja kan?" Tanya al bermaksdu menanyakan keadaan gladys setelah kegiatan semalam. Gladys mengangguk singkat tanpa repot repot menoleh pada al.

"Yaudah. Aku berangkat ke kantor dulu ya. Baik baik di rumah sama gamma." ucap al dengan Kemudian  memberikan kecupan singkat di puncak kepala gladys. Lagi lagi gladys hanya diam saja.

"Ayah kerja dulu ya, gamma dirumah sama bunda jangan nakal" ucap al sambil memainkan tangan mungil gamma. Kemudian ia mengecup kepala gamaa yang sedang meminum asinya. Membuat gladys menahan safas sejenak karena wajah al terlalu dekat pada dadanya.

"Marahannya jangan lama lama ya, aku kangen" ucap al dengan senyumannya, kemudian pergi dari sana.

"Ngomong mah enak" ucap gladys setelah kepergian al.

"Dipikir maafin orang segampang itu apa" ucap gladys lagi.

"Gamma dengerin bunda. Bunda kesel.. banget sama ayah kamu itu. Bunda sebenernya juga capek marah terus, tapi mau gimana lagi ayah kamu kalau nggak diginiin nanti ga berubah berubah. Bunda gatau harus gimana, pokoknya kesel. Menurut gamma bunda harus gimana? Udahan marah sama ayah atau dilanjutin aja marahnya? " ucap gladys pada gamma. Gamma yang masih meminum asinya hanya menatap gladys dengan tatapan yang menggemaskan.

3. Moonlight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang