Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading
.
.
.
.
.Gladys berdiri di balkon aula hotel yang terletak dilantai dua sambil memegang segelas minuman di tangannya. Bukan, bukan minuman alkohol. Gladys bukan orang yang menyukai minuman itu. Ia baru saja berbincang bincang secara pribadi dengan galen. Itu sebabnya galen mengajaknya menjauh dari orang lain. Tempat ini tidak terlalu terang dan juga langsung mengarah ke area outdoor dimana pestanya berlangsung. Tidak akan ada orang yang menyadari keberadaannya disini jika orang itu tidak sengaja mendongak.
Pria itu sedang menceritakan masalah paman rebeca dan bibinya yang langsung pergi setelah acara tukar cincin. Hal itu berhasil membuat rebeca sangat sedih. Dan galen? Tentu pria itu jadi mengamuk. Namun galen masih bisa mengontrolnya. Galen juga meminta saran kepada gladys bagaimana cara menghibur rebeca. Dan gladys sudah memberikan saran terbaik untuk galen. Gladys juga sudah berhasil menenangkan pria itu. Sekarang galen baru saja pergi untuk menemui rebeca yang masih berada di pesta bersama yang lainnya.
Kini tinggallah gladys sendirian. Wanita itu melihat ke arah bawah, dimana ada al yang sedang berbincang bincang dengan beberapa temannya sambil sesekali mengecek gamma yang tidur di kereta dorong disamping al. Pria kecil itu sama sekali tidak terganggu dengan kebisingan yang ada. Membuat gladys tersenyum.
"Apa nanti gamma bakal jadi tukang ngebo kayak kak galen ya? Kan dulu aku sering banget ngatain kak galen kebo, emang bener kata mommy kalau hamil ga boleh ngatain orang" ucap gladys pada dirinya sendiri.
"Saking frustasinya ya lo sampek ngomong dan senyum senyum sendiri gitu" ucap seseorang yang muncul dari arah belakang gladys. Tanpa menoleh pun gladys tau siapa orang itu. Namun gladys masih setia memandang ke arah gamma dan al. Hanya saja saat ini senyum nya sudah tak ada lagi.
"Hello.. gue ngomong sama lo" ucap alice yang sudah berdiri di sebelah gladys. Dengan malas gladys menoleh ke arahnya tanpa mengucapkan apapun. Tersenyum pun tidak, wajahnya tanpa ekspresi. Sepertinya gladys sudah mempelajari itu dari al, atau memang itu sifat aslinya mengingat dia adalah putrinya diaz.
"Kenapa?" Tanya gladys dengan dingin.
Membuat alice terkekeh pelan."Lo pasti udah tau apa yang terjadi antara gue sama al kemarin" ucap alice dengan sinis. Kedua tangannya terlipat didedapan dada.
Gladys melihat alice dari atas sampai bawah. Dress merah terang, sedikit diatas lutut, press body, berlengan panjang dengan belahan punggung rendah adalah pakaian alice malam ini. Dan jangan lupakan wajahnya yang bermake up tebal. Sangat berbeda dengan gladys yang bermake up natural. Gladys akui jika wanita ini memang memiliki tubuh yang sintal. Pasti sangat menggoda bagi para lelaki yang melihatnya. Apakah ini yang membuat al bisa tergoda padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...