Hai hai kembali lagi disini...
Jangan lupa vote dan komen ya
.
.
.
.
.Gladys masih setia berada disamping al sambil mengenggam tangan al yang tidak di infus. Sejak tadi ia sama sekali tidak beranjak dari kursi disamping ranjang al. Apalagi setelah leon menjelaskan penyebab yang sesungguhnya dari kecelakaan itu kepada gladys, membuatnya merasa bersalah dan tidak ingin meninggalkan al.
"Kak al maafin aku ya. Aku emang wanita yang bodoh. Aku selalu bikin kamu susah. Untuk jaga diri sendiri aja aku nggak bisa, sampai kamu harus kayak gini demi nyelamatin aku. Maafin aku.. hiks" gladys kembali menangis.
Ia menyembunyikan wajahnya di tangan al yang ia genggam. Air matanya membasahi tangan al. Gladys merasa dirinya hancur. Ia tidak tau harus bagaimana.
Gladys kembali mengangkat wajahnya. Sebelah tangannya terulur untuk memegang pipi al. Dengan tangisan yang belum reda, gladys membelai pipi al dengan lembut. Rasanya ia ingin melihat kedua mata al terbuka dan menatapnya dengan hangat seperti yang selalu dilakukan al akhir akhir ini. Bibir yang selalu mencuri ciumannya, dan tangan al yang selalu mengelus lembut perutnya. Gladys ingin itu semua saat ini.
"Kamu kangen ayah ya nak? Sama bunda juga" ucap gladys sambil mengelus perutnya.
"Sabar ya, ayah masih bobok. Nanti kalau udah bangun pasti ayah bakal ngelus elus kamu lagi" tambah gladys.
Ceklek
Pintu ruang rawat al terbuka. Buru buru gladys mengusap air matanya. Ia tidak ingin membuat orang lain mengkhawatirkan dirinya karena terus menangis.
"Hei honey" ucap seseorang. Gladys langsung menoleh ke arah orang yang memanggilnya barusan.
Mata gladys berbinar. Ia langsung bangkit dari duduknya dan berlari kecil menuju pelukan orang itu.
"Uncle.. gladys kangen" ucap gladys dalam pelukan agastya. Agastya pun memeluknya erat sambil mengecup dalam puncak kepala gladys.
"Uncle juga kangen banget sama kamu" balas agastya. Mereka menguraikan pelukan itu, dan beralih agastya membingkai wajah gladys.
"Kamu nangis" ucap agastya. Namun gladys menggeleng.
"Jangan bohong, kamu sama mommy kamu itu ketara banget kalau habis nangis. Nangis dikit aja, wajah kalian pasti langsung sembab" tambah agastya sambil mengusap kedua mata gladys.
"Kenapa nangis? Al pasti baik baik aja. Bentar lagi juga dia akan bangun" ucap agastya. Gladys menggeleng.
"Bukan cuma itu aja uncle. Kak al berstatus sebagai tersangka. Gladys khawatir, nanti kalau kak al masuk penjara gimana? Gladys ga mau kak al nerima hukuman karena nyelamatin gladys" ucap gladys dengan air mata kembali menggenang di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...