Jangan lupa vote dan komentarnya ya
.
.
.
.Setiap orang yang melintas dijalan raya itu dapat melihat tiga orang pemuda sedang menghabiskan waktu bersama di area outdoor sebuah restoran cepat saji. Mereka terlihat begitu asyik menghabiskan waktu bersama.
Bahkan seseorang yang terlihat duduk diatas kursi roda itu pun ikut tertawa bersama. Seakan keterbatasan fisiknya tak menghalangi dirinya untuk bahagia.
"Terus terus gimana?" Tanya gladys dengan antusias menatap ke arah galen dan rebeca yang berada dihadapannya.
"Emang dasar galen aja yang tolol. Udah tau kelas kita dilantai tiga eh kok bisa punya pemikiran mau kabur lewat jendela" ucap rebeca sambil tertawa.
"Namanya juga orang lagi kalut, lagi bingung harus ngapain. Pikiran gue pokoknya harus pulang segera. Atau kalau enggak curut gue mati lah" ucap galen dengan kesal.
"Lagian kayak ga ada binatang lain yang bisa dipelihara aja. Kan semua orang jijik lihat curutnya, jadi ga ada yang berani ngasih makan" tambah gladys.
"Suka suka lah, kok kamu yang sewot"
"Ya jelaslah aku sewot, kak galen melihara curut dirumah. Itu binatang hama kak. Please deh"
"Hama.. hama.. emang dia habis ngapain kamu sebut hama? Habis makan BH kamu?" Gladys mendelikkan matanya. Ia langsung memukuli galen dengan brutal. Membuat rebeca tertawa lepas.
"Sorry ya, BH aku ga bau kayak celana dalam kak galen yang jarang ganti"
Ceplos gladys dengan santainya sambik mengunyah permen karetnya. Rebeca semakin tertawa terpingkal pingkal"Eh bocah, kualat sama kakak sendiri" senjata galen akhirnya dikeluarkan.
Gladys yang sudah terbiasa dengan kata kata itu meresponnya dengan santai.
"Aku imut aku diam" ucap gladys dengan suara di imut imutkan. Kemudian ia meniup permen karetnya sambil memiringkan kepalanya dan menunjuk ke arah pipinya. Berekspresi seimut mungkin.
Galen memasang wajah kesal. Apalagi saat melihat rebeca terus menertawainya. Meski ia kesal ditertawakan namun dihati terdalamnya ia senang melihat tawa diwajah rebeca. Tawa yang sempat menghilang karena tragedi itu.
Namun tiba tiba...
"Aww shhh" tiba tiba rebeca meringis menahan sakit di kakinya.
"Eh kenapa ra?"
"Kak kenapa?"
Galen dan gladys langsung panik dan mendekati rebeca.
"Tolong lurusin kaki gue" ucap rebeca. Galen membantu meluruskam kaki rebeca dengan pelan pelan. Kemudian ia membenarkan posisi duduk rebeca di kursi rodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomansaWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...