Zhea tidak bisa tidur sampai sekarang. Ia hanya bisa melamun dengan menatap layar ponsel, berharap satu notifikasi masuk kedalam ponselnya. Zhea tidak berharap lebih, hanya notifikasi satu pesan saja sudah membuat Zhea begitu senang, menunggu notifikasi dari orang yang menurutnya sangat spesial. Athalla. Cowok itu belum ada kabar sampai sekarang.Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Bagaimana pun juga Zhea sudah memaksa matanya untuk dipejamkan, tapi sama sekali tidak bisa. Zhea hanya pasrah, membiarkan matanya terus terbuka sampai waktu subuh nanti.
"Kenapa sih harus bangun jam segini?" Zhea mengomel terlihat kesal, "Kenapa ga bangun jam lima aja sih pas waktu subuh? kenapa harus jam tiga? kan ga bisa tidur lagi akunya."
Zhea terbaring, percuma memikirkan orang yang sama sekali tidak memikirkan kita. Buat apa? membuang-buang waktuh toh? tapi tidak, selagi orang itu belum menjelaskan secara detail mengapa ia pergi tanpa memberi kabar? Zhea tidak akan melepas Athalla. Hubungan mereka sama sekali belum berakhir, di hubungan mereka pun belum ada kata putus.
Waktu terus berjalan, kini waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Zhea tidak ingin menjadi gadis pengangguran seperti sekarang, yang kerjaannya hanya tidur, makan, dan terus belajar dan memahami buku-buku tentang kedokteran. Salah satu impiannya ketika bersekolah dasar dulu ; ingin menolong sesama manusia.
Tapi biar bagaimana pun juga, dua hari lagi Zhea akan melaksanakan tes disalah satu universitas di Jakarta. Dan ia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, tinggal mengikuti tes dan menunggu hasilnya keluar nantinya.
Pintu Zhea tiba-tiba terketuk perlahan, menandakan ada seseorang yang akan masuk kedalam kamarnya.
"Sebentar." respon Zhea pelan. Zhea membuka pintu, mendapati Vinda tengah tersenyum kepadanya, entah senyuman apa itu, Zhea tidak bisa mengartikannya.
"Kenapa, Ma? masuk."
"Dua hari lagi kamu bakalan tes di Universitas Pelita Harapan, pendidikan disana juga sangat bagus." ucap Vinda membuka suara, "Ohya, ngomong-ngomong gimana kabar Athalla, sayang? dia kuliah dimana?"
Zhea terbungkam. Dia bingung harus menjawab apa, kabarnya saja ia tidak tau? bagaimana bisa ia menjawabnya? tapi Zhea tau dimana Athalla akan kuliah dan melanjutkan untuk bekerja dimana nantinya.
"Athalla kuliah di London, Ma." jawab Zhea dengan suara lirih, terlihat berat untuk mengucapkan semuanya, sampai detik ini pun Zhea masih memikirkan bagaimana kabar cowok itu sekarang? biar bagaimana pun juga status hubungan mereka masih berpacaran.
"London?" Vinda sedikit kaget, "Oh jadi kalian ldr? emang kamu sanggup, Zhe?"
"Mau gimana lagi Ma? Zhea harus jalani aja."
"Yaudah, Mama balik kekamar dulu yah. Hari ini kamu mau kemana? mau keluar?" tanya Vinda kemudian.
"Kayaknya iya, Ma. Zhea mau kerumah Viona aja sekaligus rumah Shasya. Mau tau kabar mereka di real life."
"Oke. Hati-hati perginya, oke?"
"Iya Ma. Me love u."
"Me love u too, sayang."
***
Zhea sudah sampai dirumah Viona. Sudah mendapati gadis itu tengah membaca novel di balkon rumahnya dengan begitu serius. Zhea menutup gerbang rumah Viona kembali, gadis itu tidak sadar akan kehadirannya saat ini. Seserius itukah dia dalam membaca? seolah ia yang akan menjadi peran utama dalam alur cerita novel tersebut.
"Vi? gue rasa lo masih hidup, kan?" ucap Zhea, ia telah berucap demikian untuk menyadari gadis yang tengah membaca novel. Viona menoleh, dirinya terlihat kaget sedikit telah mendapati Zhea berada diperkarangan rumahnya. Viona sama sekali tidak menyadari kehadiran Zhea tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, 'Athalla' [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan, yang dijuluki sang kapten futsal disekolah nya yang dikenal sifat nya cuek dan dingin. Saat gadis...