Part 57

1.8K 69 5
                                    


Hari ini aktivitas Zhea tidak ada. Tidak ada yang ingin ia kerjakan atau apapun. Semua sudah selesai, kemarin ia sudah melaksanakan tes untuk masuk kuliah. Dan besok, tinggal menunggu lihat hasilnya lewat internet online.

Pukul sudah jam sebelas siang. Zhea menoleh kearah gadis yang kini sedang berada didalam mimpinya, tertidur sangat lelap sekali. Shasya. Gadis itu melanjutkan tidur setelah mandi, Zhea tidak keberatan dan tidak merasa direpotkan. Zhea malah senang ada gadis itu, gadis itu bisa bikin semua orang didekatnya tertawa dalam hal apapun, dari caranya berbicara juga Zhea sudah sedikit geli.

Entahlah, Shasya tak pernah menunjukkan kesedihannya didepan Zhea maupun Viona.

Kemudian tanpa sengaja Shasya mengerjapkan matanya beberapa kali. Dan Zhea menyadari itu, gadis itu sudah terbangun dari alam mimpinya tadi.

"Zhea.." lirih Shasya, gadis itu menguap untuk beberapa kali.

"Masih ngantuk? tidur lagi aja gapapa."

Shasya menoleh, lalu beranjak duduk diatas kasur itu didekat Zhea, "Lo ngapain? gak tidur?"

Zhea menggeleng, kemudian berseringai kecil, "Nggak ngantuk soalnya. Lo mau makan dibawah? Bibik pasti udah siapin." ajak Zhea.

"Zhe, emangnya gue ada disini nggak ngerepotin lo dan yang lain? gue ngerasa nggak enak Zhe disini terus." lirih Shasya kemudian.

"Sya, lo sama sekali nggak ngerepotin gue atau yang lain dirumah ini. Mama gue aja seneng kok lo ada disini. Rumah jadi sedikit rame karena lo selalu bikin kita ketawa dengan hal konyol lo itu. Jangan ngerasa kalo lo ngerepotin kita-kita yah." jawab Zhea tulus.

"Ohya, kemaren gue dianter sama Andra. Gue lupa bilang ke dia kalo ada lo nginep dirumah gue. Soalnya dia tes disana juga kemarin. Dia ambil fakultas ekonomi. Lo.. masih sering chat atau telponan sama dia?" lanjut Zhea.

"Kalo chat sih masih. Cuma kita nggak pacaran. Tapi dia baik, perhatian. Gue suka Andra yang gitu."

"Gimana lo pindah Universitas disana juga? seru kita bisa sama-sama Sya." usul Zhea kemudian.

"Tapi gue harus pindah ke Bandung."

"Jangan Sya, plis disini aja ya. Jangan pindah ke Bandung bilangin nyokap lo, disini aja. Cuma kalian perlu cari rumah dulu buat tinggal disini, jangan dibandung, plis." mohon Zhea sangat tulus.

"Gue belum tau pasti jawaban nyokap gue nanti apa. Tapi coba-coba gue bilang ke nyokap secara langsung biar dia paham. Tenang aja."

Zhea menyeringai lebar, "Makasih. Jangan pindah ya. Gue sepi gak ada lo. Nanti kita gak lengkap."

"Eh bentar Sya gue ketoilet dulu. Kebelet."

"Yaudah sana." jawab Shasya sambil terkekeh pelan.

Tak lama Zhea berada didalam toilet dikamarnya, tiba-tiba nada dering ponselnya berbunyi dengan keras. Shasya langsung melirik kelayar ponsel itu tanpa ia menyentuh ponsel Zhea. Nomor tidak diketahui tertera dilayar ponselnya.

"Zhe, ada yang nelpon." ucap Shasya sedikit berteriak.

Zhea kembali menutup pintu toilet kamarnya, "Siapa Sya?"

Shasya mengangkat kedua bahunya pelan, "Nggak tau Zhe."

"Nomor gak dikenal Sya."

Dia, 'Athalla' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang