"Gue nyusul Viona dulu bentar ya," ucap Shasya, ia langsung beranjak dan pergi menyusul Viona.Zhea masih mematung ditempat. Kini didalam kelas mereka cuma ada Zhea dan Athalla.
Tidak ada satupun siswa atau siswi didalam kelas, karena mungkin masih pagi, masih jam enam kurang lima menit.
"Zhe--," lirih Athalla pelan.
"Aku lagi pingin sendiri. Lagi nggak pingin di ganggu." ucap Zhea cepat memotong ucapan Athalla.
Zhea menunduk, tidak ingin melihat wajah Athalla. Athalla mengangguk pasrah, ia pergi saja dari sini, ia tak ingin merubah mood Zhea menjadi lebih hancur karena nya.
"Aku pergi."
****
"Viona tunggu!" teriak Shasya spontan.
Shasya langsung mempercepat jalan nya menyusul Viona.
Shasya berhasil menyusul Viona, Shasya langsung menarik lengan Viona pelan.
"Plis deh, kalian itu bukan anak kecil lagi, kenapa berantem? cuma karena masalah sepeleh? lagian kan nama nya juga mood buruk, ya sifat Zhea pasti gitulah, mudah salah paham." ucap Shasya memperjelas dan mempertenang Viona.
"Lo gak usah nangis, disini gak ada yang salah." kata Shasya, ia berusaha menenangkan Viona.
"Bentar lagi juga lo bakal baikkan sama Zhea, udah lah gak perlu dipikirin, lagian ini cuma masalah kecil doang kan," ucap Shasya untuk sekian kalinya.
"Gimana kalo Zhea beneran marah sama gue?" jawab Viona dengan tengah isakan tangisnya.
"Dia bukan anak kecil. Dia pasti tau dan nyadar kalo dia salah paham. Dan udah gue bilang, masalah ini gak perlu lo pikirin, Zhea orang nya gak kayak gitu," Shasya berujar kemudian.
Viona menghela napas berat, berusaha untuk berhenti menangis. Mereka sedang duduk dikursi dekat lapangan basket sekolah.
Viona sedikit malu, karena beberapa siswi yang lewat sempat memerhatikan nya sesaat.
"Udah nangis nya, diliatin sama siswi yang lain gak malu apa?" ucap Shasya ingin membuat Viona kembali tidak menangis.
Tiba saja saat pertengah gaduhan antara sunyi dan isakan tangis Viona, Zhea datang dengan sendirinya dengan raut wajah bingung.
Shasya sontak langsung berdiri, sedangkan Viona masih menunduk diam. Shasya memberi kode mata kepada Zhea supaya ia duduk disamping Viona untuk memperbaikki masalah mereka.
"Vi.. maafin gue ya.." lirih Zhea pelan dan lembut.
Viona langsung saja mendongakkan kepala nya, ia baru sadar kalau ada Zhea disini.
Viona masih memasang wajah datar nya. Ia perlahan menghapus air mata nya yang mengalir.
Viona berusaha tersenyum, tapi tidak bisa. Ia paksa senyum nya harus mengembang dihadapan Zhea.
"Iya kok gak papa, lagian tadi gue kebawa emosi, gue kesel masalah nya sama lo," ucap Viona, "Gue emang rada gak seneng sama Athalla, tapi gue peka dengan perasaan nya sama lo itu tulus, jadi plis balikan ya, gue restuin kok," lanjut Viona, ia tersenyum kembali seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, 'Athalla' [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan, yang dijuluki sang kapten futsal disekolah nya yang dikenal sifat nya cuek dan dingin. Saat gadis...