DIA ATHALLA - PART ENAM PULUH [END]

3.3K 114 6
                                    


Zhea tidak ada pilihan lain. Ia segera memesan satu tiket untuk dirinya menuju London. Perasaan bersalah terus datang dalam benak Zhea, padahal ia telah janji dengan Sarah kalau ia akan datang menemui Athalla. Tapi, ah sudahlah tidak ada banyak waktu untuk Zhea sekarang.

Ia menuju loket pemesanan tiket. Dan kemudian tiket sudah ada ditangannya, Zhea menatap jam keberangkatannya. Ia berangkat pukul tujuh malam nanti. Zhea masih punya waktu dua jam lagi. Ia langsung pulang untuk membereskan apa saja yang akan ia bawa.

Tak memakan waktu yang banyak, Zhea sudah sampai dirumahnya dan langsung masuk kedalam rumah. Zhea terburu-buru hingga nafasnya tidak teratur.

Vinda yang melihat itu langsung mencekal tangan anaknya pelan, "Zhea? ada apa nak?"

Zhea menoleh, "Ma, Zhea idzin pergi ke London ya bu—"

"LONDON?!" teriak Vinda begitu antusias mendengar ucapan Zhea barusan.

"Iya Ma, Mama jangan potong ucapan Zhea dulu dong." bantah Zhea pelan.

"Zhea harus ke London, Ma. Zhea udah pesen tiket. Dan Zhea akan berangkat jam tujuh nanti. Buat nemuin Athalla, Zhea ngerasa bersalah sama dia, Ma." ucap Zhea sambil menunjukkan sebuah tiket kepada Vinda.

"Bagaimana kuliah kemu besok?" tanya Vinda ingin memastikan.

"Zhea mohon. Mama bantuin Zhea yah. Mama tolong idzinin Zhea nggak ikut Mos dulu selama tiga hari, setelah itu Zhea balik sebelum hari pertama belajar di Kampus. Mama mau kan bantuin Zhea?" rengek Zhea memohon dengan begitu tulus.

Vinda menghembuskan nafas pasrah, kemudian mengangguk dan tersenyum, "Iya. Mama bantuin. Kamu hati-hati ya, kalo udah sampe kabarin Mama lewat E-mail. Oke?"

Zhea mengacungkan kedua jempolnya semangat, "Oke bos!"

Zhea langsung berlari terburu-buru menuju kamarnya untuk membereskan barang seperlunya yang ia akan bawa kesana.

Zhea membawa baju untuk selama tiga hari disana, dan membawa barang-barang yang baginya penting saja. Untung Zhea ada powerbank yang masih full 100%, jadi ia bisa ngecharger ponselnya lewat powerbank.

Setelah berpamit dengan Vinda, Zhea meminta sopirnya untuk mengantarnya ke bandara. Zhea langsung pergi menuju bandara sebelum waktu keberangkatannya. Zhea tidak mau kalau ia akan telat dan ketinggalan pesawat nantinya.

Memakan waktu dua puluh menit lebih sedikit diperjalanan dari rumah menuju bandara, karena jalan raya ibu kota tidak begitu ramai, jadi tidak terlalu macat. Menyebalkan. Giliran ia menyusul Athalla dibandara tadi, jalan macat, sialan.

"Non, kita udah sampe." panggil sopir Zhea.

"Ha?" Zhea melepas satu earphone yang menempel ditelinganya itu, "Kenapa pak?"

"Udah sampe, Non."

"Udah sampe? perasaan cepet banget."

"Kan jalannya nggak macet Non."

"Oh iya, yaudah pak nanti bawain kopernya kedalem sampe situ yah." pinta Zhea.

"Baik, Non."

Sopirnya hanya bisa mengantar sampai depan sini saja, kemudian Zhea masuk sendiri dengan membawa kopernya.

"Makasih banyak, pak."

"Hati-hati ya Non, nanti pesawatnya melayang."

Dia, 'Athalla' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang