Zhea menoleh. Ia tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Matanya melotot dan mulutnya terbuka setengah lebar. Dia beneran ada. Dan ini nyata, benar-benar nyata. Zhea memukul pipinya pelan, memastikan kalau ia sedang tidak bermimpi. Zhea langsung berlari menuju kearah orang itu dan tanpa sengaja ia jatuhkan benda-benda yang berada ditangannya itu. Zhea langsung memeluk erat orang itu dan ia tak akan melepasnya lagi, dan tak akan membiarkan orang itu pergi lagi.Zhea berubah pikiran, ia pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk memarahi orang ini habis-habisan ketika sudah bertemu kembali. Dan tepat hari ini, Zhea akan meluapkan semua amarah dan rasa sakit hatinya selama ini kepada orang itu.
Zhea menampar wajah orang itu, dan justru mendapat respon kecewa dari orang itu. Tapi, lebih kecewa mana? ditinggal pergi tanpa mengasih kabar atau dibanding hanya ditampar ketika kembali?
"Dikejauhan, aku ingin berdebat panjang dengan kamu. Membahas kenapa kamu terus-menerus membuat aku kesal dan khawatir disaat waktu bersamaan. Tapi, ketika aku sudah ketemu kamu sekarang, semua kata-kata itu hilang entah kemana."
Orang itu Athalla. Ya, pemuda itu telah kembali, Zhea belum menanyakan kapan pemuda itu kembali lagi kesini. Yang terpenting, Zhea sudah melihat pemuda itu dihadapannya dengan keadaan sehat dan tidak kenapa-napa. Itu sudah merasa cukup menghilangkan rasa yang selama ini Zhea ingin luapkan.
"Maaf." lirihnya pelan.
"Aku nggak butuh maaf!" Zhea terlihat begitu kesal, "Kenapa? kenapa harus begini jadinya? apa ini sudah jadi jalan cerita kamu supaya buat aku khawatir dan marah? dan berujung ada kata putus?"
Athalla langsung menggeleng cepat, kemudian menggenggam kedua tangan Zhea sangat erat, "Zhe, aku kesini buat kamu. Da—"
"Buat aku?" suara Zhea terdengar sangat serak, gadis ini harus menahan tangisannya supaya tidak jatuh ke pipinya, "Selama ini kemana? gak sama sekali kasih kabar buat aku. Itu apa namanya? kamu di posisi aku deh, kita barter. Gimana? kamu juga gak maulah pasti di posisi aku pada saat itu."
"Kamu tau? seberapa keras aku berjuang selama ini untuk ngabarin kamu yang hilang entah kemana. Dan disana kamu gak kepikiran buat ngabarin aku? sedikit aja. Gak ada?"
"Dan kamu tau? seberapa besar rasa kecewa aku sama kamu disaat kamu ninggalin aku pada saat malam itu dan sampai sekarang."
"Aku gak tau Tha pikirin kamu pada saat itu apa. Kamu tau? prom night malam itu adalah acara yang aku nanti-nantikan dari saat aku kelas sepuluh. Dan kamu ngancurin semua itu. Kamu bikin aku benci prom night malam itu. Buat apa aku ikut acara itu pada akhirnya kamu gak dateng dan ninggalin aku tanpa kabar."
"Selamat. Kamu berhasil. Buat aku, benci sama kamu!" Zhea mendorong tubuh Athalla yang tegap, setelah Zhea mengatakan kalimat terakhir itu kepada Athalla. Zhea langsung berbalik badan dan langsung berlari meninggalkan Athalla begitu saja.
Kedua insan ini tidak tau kalau ada satu orang yang menatap keduanya dengan begitu serius dari arah yang tidak jauh dari mereka berada.
"Zhea!" panggil Athalla berteriak. Pemuda ini berniat untuk mengejar gadis itu. Tapi ia urungkan, menurutnya ini bukan waktu yang tepat untuk membujuk gadis itu. Yang ada Zhea malah bertambah emosional.
Athalla kesal, ia menerjang batu yang berada didekat kakinya itu kearah sembarangan. Meluapkan emosinya sedikit.
"Padahal aku kembali buat kamu. Karena besok, aku udah bakal balik lagi ke London. Buat ngelanjutin kuliah." gumam Athalla pada dirinya sendiri.
"Dia siapa, Athalla?" sambar seseorang yang tiba-tiba sudah berada disamping Athalla.
Athalla menoleh sedikit kaget, "Calon tunangan gue." jawabnya datar, kemudian Athalla berbalik badan dan hendak menuju rumahnya. Athalla tidak perduli apa respon cewek itu. Perasaannya sekarang dilema, Athalla bahkan tidak mengerti ia harus bagaimana sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, 'Athalla' [END]
Fiksi Remaja[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan, yang dijuluki sang kapten futsal disekolah nya yang dikenal sifat nya cuek dan dingin. Saat gadis...