Zhea turun dari mobil saat ia sudah berada diparkiran area sekolah nya. Zhea langsung berjalan menelusuri koridor sekolah dengan berjalan santai. Zhea berjalan menuju kelasnya. Namun, koridor kelasnya harus melewati koridor kelas Dua Belas yang sangat misterius. Ah bukan, lebih tepatnya terkenal mengerikan karena kenakalan anak muridnya. Tak lain adalah kelas Dua Belas IPS delapan.Zhea telah sampai diambang pintu kelas nya, dan masuk ke dalam kelas nya tersebut.
Ia mendapatkan Viona yang sedang duduk sendirian. Zhea memang datang lebih awal dari hari kemarin. Ini baru jam enam kurang sepuluh menit. Disitu Zhea baru saja mendapatkan satu sosok perempuan. Tak lain adalah Viona, sahabatnya.
"Vi, lo udah dateng? tumben pagi banget," sapa Zhea memulai pengobrolan pada Viona.
Viona hanya diam, ia tidak menghiraukan ucapan Zhea. Ia lebih asik membaca novelnya daripada harus menghiraukan Zhea.
"Nih anak, pake acara pingin ngobrol segala," decak Viona dalam hati.
"Vi, sampe kapan lo mau diemin gue? Dan gak mau negur gue? Sebenar nya lo itu kenapa?" tanya Zhea heran.
"Viona! Lo denger gue kan," tegas Zhea kemudian. Ia juga lelah jika didiamkan seperti ini terus menerus. Bukan apa, masalahnya Zhea tidak tau sama sekali letak kesalahannya dimana. Bahkan, Zhea beberapa kali sudah mengingat-ngingat letak kesalahan terakhirnya yang membuat Viona semarah itu kepada maupun Shasya, tapi Nothing. Tidak ada.
"Plis deh Zhe, gue lagi gak pengen ngobrol!" ketus Viona pada Zhea.
"Tapi kan—"
"Stop, Zhea!" Viona langsung memotong ucapan Zhea dengan seketus mungkin.
Zhea menghela nafas berat. Dia tidak tau harus bagaimana lagi, ia bingung pada sahabat satu nya ini. Sebenarnya ada apa.
"Gue nggak bakal stop sebelum lo jelasin semuanya," ucap Zhea tegas, "Ada apa?!"
"Emang harus, hah?!" bentak Viona pelan.
"Iya harus, karena lo Sahabat gue Vi," ucap Zhea pada Viona, "Begitu juga dengan Shasya. Kita udah lama temenan. Lo tau itu."
"Apa?! Gue gak salah denger kan? Sahabat lo bilang? Lo masih nganggep gue sahabat lo? Heh," ucap Viona dengan raut wajah tak suka.
"Iya lo sahabat gue," balas Zhea, lalu ia tak sengaja melihat Shasya yang kini sudah berdiri di ambang pintu, menatap nya dan Viona berbincang.
Dengan begitu, Viona ikut melihat apa yang dilihat oleh Zhea. Mata viona langsung memalingkan ke arah lain, ia tak suka melihat Shasya, muak.
Viona langsung melengoskan wajahnya saat gadis itu menatapnya.
"Tuh, Sahabat perfect lo udah dateng! Sana gih," sindir Viona pada Shasya.
Shasya mendekat ke arah Viona, ia langsung duduk, "Maksud lo apaan! Bilang begitu hah, lo masih mampu buat nyindir gue! Lebih baik lo itu ngaca dulu sebelum menilai sisi baik dan sisi buruk orang! Jangan sembarangan menilai!!" bentak Shasya balik menyindir akan hal kemarin dan hari ini.
"Kalian berdua ini ada apa sih sebenernya? gue bingung. Kalian semua gak mau pada cerita sama gue, kalian semua ingin diem terus nggak mau buka cerita. Dengan diemnya kalian dan saling jauh, itu nggak akan buat semuanya jadi baik guys!" jelas Zhea tegas.
Shasya dan Viona masih diam.
"Apa jangan-jangan kalian berantem pasal cowok?" lanjut Zhea menebak, "Masalahnya selama ini kalian gak pernah berantem sampe kayak gini, siapa yang kalian rebutin!" tegas Zhea.
Satu persatu anak murid masuk, dan sedikit lagi hampir bel berbunyi. DAN....
TRINGGG..!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, 'Athalla' [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan, yang dijuluki sang kapten futsal disekolah nya yang dikenal sifat nya cuek dan dingin. Saat gadis...