"Tumben lo telat?" tanya Shasya sehabis melihat Zhea dengan napas tergesa-gesa."Gue itu males sekolah hari ini."
"Lah? terus kenapa lo sekolah?" tanya Viona bingung.
"Bosen dirumah."
"Aneh banget ni anak," sindir Shasya.
"Oh iya, lo nonton ngga tanding futsal hari ini ntar sore?" tanya Viona.
"Ehm, iya." jawab Zhea.
"Udah baikkan sama Athalla?" tanya Viona lagi.
"Tadi malem dia kerumah gue, minta maaf gitu, terus maksa gue buat nonton futsal nanti,"
"Ohh."
"Kalian ikut kan nonton?" ucap Zhea dengan nada memohon.
"Ngga." ketus Shasya.
"Ih, Sha!'' dengus Zhea.
"Zhe, futsal kan sore, kan kita pulang jam setengah tiga hari ini, lo pulang dulu kan?" tanya Viona.
"Iya, Vi. Gue pulang dulu."
"Dijemput sama Athalla?" tanya nya lagi.
"Ngga. Paling pergi sendiri."
"Yaudah, gue temenin nonton yah, jemput gue ya!" ucap Viona.
Zhea tersenyum kemudian,
"Iyaa."
"Mau ikut?" tawar Viona pada Shasya.
"Kan tu anak ngga mau katanya," jawab Zhea cepat.
"Lagian gue sebel banget hari ini, sumpah!"
"Tumben. Sebel kenapa?" tanya Viona.
"Masa iya sih, bokap dan nyokap gue berangkat ke Thailand selama 2 bulan cuma dikasih uang 1jt?" jelas Shasya.
"Kan bisa minta transfer kalo uang nya habis. Simple!" jawab Zhea pelan.
"Tapi kan, yah gue masih sebel aja."
"Emang bokap nyokap lo dah pergi yah?" tanya Viona.
"Iya, udah."
"Ada bu Mona.. ada bu Mona.." teriak salah satu murid didalam kelas.
Semua murid pada bucar bacir, dan langsung duduk ditempat nya masing-masing.
"Good Morning all.." sapa bu Mona.
Bu Mona adalah guru terkiller disekolah, ia mengajar pelajaran bahasa inggris.
"Ohiya gue lupa!" ucap Zhea.
"Apa?!" jawab Viona dan Shasya serempak.
"Ada Pr!"
"Seriusan lo?"
"Iya gue serius. Ngga percaya? tanya aja sama ketua kelas!" ucap Zhea.
"Sekarang kumpulkan semua Pr didepan meja saya." saat nya bu Mona angkat suara. Karena sedari tadi ia mendengar suara ributan dikelas.
Saat sebagian murid mengumpulkan buku nya kedepan.
"3 orang yang tidak buat Pr! Siapa?" ucap bu Mona tegas.
"Aduh, mati rasa sudah kita!" cemas Shasya.
"Gimana nih?" panik Zhea dan Viona.
"Ngga ada yang mau ngaku kalo 3 orang itu ngga buat Pr? atau.. kalau saya tau duluan ak.."
Zhea, Viona dan Shasya langsung cepat mengacungkan tangan nya.
"Oh rupanya 3 sejoli ini!" sinis bu Mona.
"Kalian bertiga, maju kedepan!" pinta bu Mona.
Ketiga gadis ini langsung maju kedepan.
"Kenapa kalian tidak buat Pr!" tanya bu Mona tegas.
"Lu.. lupa bu," gugup Shasya.
"Alasan anak SD!!" cerca bu Mona.
"Beneran lupa bu, suwerr deh," lanjut Viona.
"Kamu diam!"
Viona langsung tutup mulut.
"Sekarang kalian bertiga saya hukum!"
"Hukum? Hukum apa bu.."
"Lari keliling lapangan sebanyak 5 kali." ucap bu Mona.
"Yahh.."
"Keliling lapangan atau bersihkan toilet sampai bersih kinclong?" tawar bu Mona.
"Ngga bu, ngga bu. Lebih baik keliling lapangan aja."
"Buruan sana! Saya mau ngajar pula ini."
"Iya bu iya."
Ketiga gadis ini langsung keliling lapangan, biar tidak disuruh membersihkan toilet.
"Mampus dah!"
Shasya mendengus nafas sebal, "Berapa kali lagi harus keliling lapangan ini hah? Panas banget, ngga tahan gue," protes Shasya.
"Jangan cerewet!" ketus Zhea.
"Ih, masa iya lo ngga kepanasan?" tanya Shasya sambil berlari.
"Daripada lo bersihin toilet, mau?"
"Ehm, gapapa asal ngga panas."
"Yaudah sana sendiri bersihin toilet sampe bersih kinclong,"
"Ih!"
"Tuh kan ngga mau!"
"Kan dihukum bertiga? Kenapa harus aku sendiri yang bersihin toilet."
"Lah, kita berdua kan ngga mau bersihin toilet. Dan lo? Mau. Yaudah lo sendiri aja sana," sambung Viona.
Shasya menghentakan kaki nya ke lantai lapangan.
"Kzll!"
________
Jangan lupa kasih VOTE / simbol bintang dibawah yaaahh.. hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, 'Athalla' [END]
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] # 1 - Zhea # 5 - Athalla # 11 - storylove Bercerita tentang kisah seorang gadis yang tiba-tiba ditembak oleh pria tampan, yang dijuluki sang kapten futsal disekolah nya yang dikenal sifat nya cuek dan dingin. Saat gadis...