Satria 6

1.3K 64 0
                                    

Rasa Cemburu?

°

Dipunggung Juan, Belinda menyandarkan kepalanya, tas yang ia gunakan sengaja disimpan antara dirinya dan juan, juga tangannya yang malah memeluk tasnya.

Walau selama menengok ibu Shira tadi Belinda terlihat ceria, fikiran gadis itu masih terus melayang pada Satria, sebetulnya apa yang Satria dan gadis berambut pendek tadi bicarakan sampai-sampai terlihat tegang.

"Abel." panggil Juan.

Belinda masih saja diam, bahkan setelah Juan menggerakan pundaknya.

"Masih betah disitu, Be?"

Belinda menegakan tubuhnya, ia mengerjap saat melihat Satria berdiri dihadapannya, dibelakang cowok itu terpampang rumah yang selama ini ia tempati.

"Udah sampai ya?" tanya Belinda sambil tersenyum salah tingkah.

Satria mengulurkan tangan sebagai tumpuan gadis itu untuk turun dari motor Juan. setelah mendarat sempurna Satria segera melepaskan pegang tangan tersebut.

"Thank ya udah anterin cewek gue balik." ucap Satria.

Juan bisa melihat kilat kekecewaan dari sorot mata Satria.   "Sorry gue anterin Abel nya lama."

"Gak masalah, kalian cuma nengokin Shira aja kan?"

Belinda memberi isyarat untuk Juan pergi, karena Belinda Yakin Satria dalam kondisi mood yang buruk saat ini.

"Gue balik duluan ya Sat." pamit Juan dan segera berlalu, sementara Satria hanya melihat kepergian Juan dengan sorot mata yang tidak biasa.

"Masuk yuk Mas."

Satria memandang Belinda sesaat lalu berjalan menuju mobil Belinda, seakan paham Belinda membuka lebar pagar agar Satria bisa memarkirkan mobilnya. Kemudian mereka berdua memasuki rumah.

"Mas udah lama?" tanya Belinda sambil duduk di sofa, diikuti Satria yang ikut duduk diseberangnya, mengabaikan pertanyaan Belinda.

Walau kesal Belinda mencoba bersabar, lagian kenapa sih Satria keliatan marah? Harusnya kan Belinda yang marah karena Satria mengobrol dengan orang lain.

"Mas mau minum?"

Satria hanya menggeleng, membuat Belinda jadi kesal sendiri. Akhirnya Belinda menghentakan kaki dan berjalan menuju kamarnya. Satria melihat kepergian Belinda sambil menggaruk pelipisnya.

Kenapa gue bete? Kaya cowok yang habis mergokin ceweknya selingkuh aja.

Satria menggeleng, itu tidak mungkin. Perasaan kesal ini timbul pasti karena ia sudah menunggu Belinda lama, selama sepuluh menit dan Satria meyakini itu.

°

"Abel kata Juan si Satria nyusulin ke rumah?"

Tanya Bimo saat Belinda sampai dimarkas mereka. Belinda hanya menjawab dengan cibiran saja.

"Berantem?" tanya Juan. Belinda membalas dengan menendang tong sampah. "Mau gue jelasin sama Satria?"

"Gak perlu!" jawab Belinda Ketus.

"Terus lo kenapa uring-uringan sih?" tanya Sakti.

Belinda naik keatas bangku taman dan berjongkok disana.

"ajig!" rutuk Sakti sedang duduk berjongkok dekat kursi, lelaki itu sampai mengusap wajahnya.

Juan menggelengkan wajah, mengangkat Belinda lalu mendudukan gadis itu dengan benar.

"Kenapa sih Mas Satria ngeselin."

"Kenapa?" tanya Bimo penasaran.

"Bete deh pokoknya gue!" Belinda kini bersandar pada Juan, membuat raut wajah Juan terlihat tegang. "Bete gue sama dia!"

Sakti dan Bimo yang kebetulan hanya ada mereka saja saling lirik, membuat Juan mengehela nafas Lelah.

"Jadi kita udah punya anggota Baru? Kok gak dikenalin sama gue?" seorang pria berdiri bersandar pada tiang tak jauh dari mereka mengalihkan perhatian mereka.

Juan berdecak tak suka, "Lo emang siapa?"

Belinda menegakan badan, merasa kenal dengan orang tersebut.

"Lo yang waktu itu nabrak gue kan dilorong?"

Pria itu tersenyum, "hai, gue Ardian."

"Hai, gue Belinda."

"Nama yang cantik kagak orangnya."

Belinda tersenyum paksa, "udah dari lahir kok."

"Juan emang gak salah pilih."

"Maksud lo?" tanya Juan bereaksi.

"Dia cewek kesayangan elo kan?"

Belinda membelalakan mata, "gue..."

"Dia cewek gue asal lo tau."

Semua mata menoleh pada sumber suara, Satria berdiri disana dengan tegap sambil memasukan tangannya ke kantong Celana.

Ardian terperangah sesaat, sampai ia melihat Belinda berjalan melewatinya lalu bergelayut ditangan Satria.

"Mas.."

"Ini punya gue, dan gue ingetin lo untuk enggak main-main sama milk gue lagi."

Satria melepaskan tangan Belinda, lalu berbalik dan melangkah, merasa Belinda diam saja Satria menghentikan langkahnya.

"Bebe, Lo mau ikut gue apa mau diem disitu?" tanya Satria sambil melanjutkan langkah.

Belinda gelagapan, "Mas Satria." Panggil Belinda meninggalkan keempat pria yang terpaku disana.

°

Satria terus melangkah, entah mengapa moodnya terjun bebas saat melihat Juan menggendong Belinda. Sial! Tutuk Satria dalam hati

"Mas! Kenapa sih bete mulu!"

Satria mengabaikan Belinda, ia masih terus berjalan. Kesal, Belinda menarik seragam Satria dan kini mereka berhadapan.


"Mas jangan gini dong!" Belinda juga tidak mengerti mengapa dirinya seperti kekasih yang baru saja ketahuan selingkuh?


Satria berdecak lalu melangkah lagi, "apa sih salah aku!" gumam Belinda yang masih bisa didepan Satria. Membuat Satria berbalik dan memojokan Belinda ke dinding.


Belinda menatap mata Satria, berada dalam kungkungan Satria dilorong yang sepi membuat detak jantung Belinda berdetak lebih cepat.

"Bebe.." panggil Satria dengan suara rendah, entah mengapa Belinda selalu senang saat Satria memanggilnya seperti itu.


"Lo udah nyeret gue dalam masalah, lo ngaku kalau gue pacar lo." Satria diam lalu membasahi bibirnya membuat kepala Belinda pening seketika.


"Lo tau? gue ini cowok posesif, jadi kalau elo mau menyerah saat ini juga. Gue saranin lo jangan ganggu gue lagi dan elo bebas mau dekat dengan siapapun."


Belinda merasakan hatinya sakit, merasa tidak rela jika tidak ia tidak menganggu cowok dihadapannya, "semua pilihan ada ditangan elo."


Belinda menunduk, "maaf Mas." hanya itu yang Belinda ucapkan dan Satria tahu diri untuk melepaskan Belinda.


°


Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang