Satria 53

1K 61 3
                                    

Terjungkal

°

Satria duduk disebelah ranjang Raka, "gue udah minta maaf sama Lo belum sih Ka?"

"Boro-boro nyapa gue aja kagak."

"Ya maaf."

"Untung gue tau banget Lo gimana, santai."

Satria merapatkan bibirnya, Raka selalu begitu selalu memaklumi apa yang Satria lakukan. Bahkan saat Satria merebut gadis yang begitu Raka cintai walau ia baru tahu beberapa saat belakangan.

"Mungkin kalau dulu gue engga sama Nova kita gak akan kayak gini."

Raka tertawa, "udahlah, gue gak mau bahas itu. Gue juga udah lupa sama perasaan gue."

"Gue beneran minta maaf gue gak tau Lo ada perasaan sama Nova dulu."

"Sat gue gak apa-apa serius."

"Kenapa sih Lo baik banget sama gue?"

"Gila aja! Bokap Lo yang baik banget sama bokap gue."

"Jadi kalau bukan bokap gue yang baik Lo gak akan baik sama gue?"

Raka mengangkat bahu acuh, "sialan!" Umpat Satria

°

"Udah lama ya kita gak ngobrol." Rahma memecah keheningan tangannya bersandar pada pembatas, menatap keadaan rumah sakit dibawah sana.

Belinda ikut bersandar namun menyandarkan punggungnya pada pembatas.

"Iya."


"Apa kabar?"


Belinda tersenyum tipis, "semua baik-baik saja, karena dia."

Rahma memejamkan matanya, paham dengan siapa dia yang Belinda maksud.

"Abel, maaf gue yang lebih dulu masuk ke kehidupan Satria dan gue yang lebih dulu suka sama dia."

Belinda menoleh pada Rahma, "tapi gue ceweknya." Sengit Belinda tak mau kalah.


"Lo harusnya ngerti, gimana rasanya Lo udah lama suka sama seseorang."

"Tapi Lo kan sama Raden."


Rahma mendengus, "gue engga serius sama dia, dari dulu gue cuma suka sama Satria tapi Ardian nutupin itu dari gue, nutupin keberadaan Satria makanya dulu gue Nerima Raden. Lo sadar gak sih kalau mereka agak mirip."


Mirip ya?


"Dan gue sekarang mau dia."


Belinda sudah menghadap pada Rahma, tidak! Sampai kapanpun ia tidak akan pernah melepaskan Mas nya.


"Dan kenyataannya Mas sekarang sama gue."

Rahma terkekeh sesungguhnya dari awal ia sudah kalah, tidak ada perempuan manapun yang Satria izinkan memanggil mas kecuali keluarganya dan kini Belinda dengan nyamannya memanggil panggilan sayang itu. Tapi Rahma masih memiliki kesempatan kan walau tipis.


"Lo bisa tinggalin dia."


Belinda menatap Rahma nyalang, "gak aka pernah!"


Rahma menghadapkan badannya pada Belinda, "Lo serakah Bel."


"Serakah?"


"Lo udah melewatkan banyak waktu dengan Satria dan sekarang giliran gue, dari dulu Satria punya gue asal Lo tau."


"Asal Lo tau, mas Satria milik gue. Sampai kapanpun!" Belinda menarik tali Sling bag nya dan menekan kata sampai kapanpun. Ingin rasanya ia mengadu pada lelaki itu sekarang.


"Lo bisa engga egois! Lo selalu dapat apa yang Lo mau, hidup Lo kurang gimana lagi hah!" Rahma mulai menaikan suaranya, "gue udah ngomong baik-baik sama Lo ya!"


"Gue gak pernah minta ngomong sama Lo apalagi ngomongin tentang mas Satria, gue emang egois karena engga mau berbagi dia sama siapapun termasuk Lo!"


"Lo cari apa dari Satria? Harta? Gue bakalan kasih apapun yang Lo mau Bel, gue beneran sayang dia dari dulu."


Belinda menipiskan bibirnya, ini kali kedua Belinda dicap begitu, demi tuhan bahkan makan bersama diresto mewah saja tidak pernah, Belinda sudah sangat bersyukur apabila Satria membuatkan mie instan untuknya sebab yang Belinda cari bukan materi.


"Apa yang ada difikiran kalian begitu? Gue gila harta? Iya? Bahkan kalau mas Satria dicoret dari keluarga Andrew sama papa gue masih bersedia menerima dia dan memeluk dia."


"Bahkan Lo lancang panggil om Io papa!"

"Gue juga panggil yang Lo panggil Tante Kinan, mama." Ejek Belinda, "soalnya mama bilang gue juga nanti bakalan jadi anaknya, lihatkan bahkan restu aja udah gue pegang."

Sialan!

"Tapi restru dari nyokap Lo engga pernah ada bahkan Lo sama bokap Lo aja gak jelas gimana nasibnya."


Belinda membeku, Rahma tepat sasaran. Ulu hatinya terasa ngilu tapi hal itu tidak akan membuat Belinda menyerah.

"Gue gak peduli, sebab mas Satria aja udah cukup buat gue. Dia hot loh!" Bisik Belinda dengan senyum mengejek yang tidak pernah lepas.


"Lo--"

"Elo! Elo yang sebenarnya gak berhak ngatur-ngatur hidup gue, Lo gak berhak!" Bentak Belinda.


"Begitu Belinda?" Tanya seseorang dibalik punggungnya membuat ia membeku.

°

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang