Satria 9

1.2K 52 4
                                    

Mojok Di Sekolah

°

Satu hal yang Belinda sukai beberapa hari terakhir ini, karena Shira yang sudah kembali ke sekolah. Ibundanya sudah semakin membaik sehingga membuat gadis itu berani untuk meninggalkannya di rumah sakit.

"Stttt Shira..." Shira menoleh karena Belinda mencolek pinggangnya.

"Gue mau bolos, mau ikut gak?" Bisik Belinda.

Mata Shira membola, "gila Lo, gue baru masuk. Ketinggalan pelajaran ntar."

"Gak akan--"

"Lo mau kamu gue ketinggalan pelajaran terus lo gak dapet contekan?" Potong Shira membuat Belinda nyengir dibuatnya.

"Ya udah, Lo belajar yang rajin disini. Gue lagi males belajar biasa mood pms hari pertama gue gak bagus!"

Shira menyernyit, "bukannya kemarin juga Lo udah dapet ya?"

"Biasa Ra mood hari kedua gue kalau gitu."

Shira mencondongkan tubuh pada Belinda, "bukannya dua hari lalu Lo tembus ya? Sampai pakai jaket Satria buat nutupin rok Lo?"

Belinda menatap Shira gemas, ia mencakar-cakar udara tepat didepan wajah Shira, membuat Shira terkekeh geli. "itu mah Lo aja yang pengen bolos!"

Belinda berdecak, dasar Shira ini tau saja akal bulus dirinya!

"Ya udah gue bolos dul--"

"Kalau Satria tau habis Lo!"

Lagi, Belinda berdecak, "justru itu karena Mas Satria lagi praktikum dia gak akan tau gue bolos, cerdaskan gue!"

Tak ada yang bisa Shira perbuat lagi untuk menahan hasrat Belinda, menahan gadis itu untuk membolos. Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat kepergian Belinda dan mengikutinya.

°

Belinda duduk pada bangku taman markas Juan cs berada, kakinya ia selonjorkan lalu kepalanya bersandar pada sandaran kursi. Belinda membuka aplikasi Instagram dan membuka akun Satria, tidak banyak foto disana hanya beberapa pemandangan foto kota-kota luar negeri dan foto keluarga mereka.

Belinda tersenyum saat melihat foto seorang tuan Andrew begitu memesona diusianya yang sudah tidak muda lagi, sementara itu si kembar Raja dan Satria begitu mewarisi ketampanan dan kegagahan yang miliki oleh ayahnya. Sedang Yumna lebih banyak mewarisi wajah ibunya, tidak biasa saja namun manis dan imut. Lalu ada foto satu pria lagi yabg Belinda ketahui bernama Noval Belinda sampai membolak balikan foto lelaki itu, sama sekali tidak ada mirip-miripnya baik dengan si kembar atau dengan Yumna, padahal Noval kakak tertua mereka bukan?

Masih dengan rasa penasaran yang tinggi, Belinda membuka akun Yumna, disana foto Satria dan Raja lebih banyak. Pun dengan foto Noval dan seorang pria yang sepertinya seumuran Noval, sepertinya kekasih Yumna. Belinda terus menggulir ponselnya, sampai ia melihat foto lucu Satria ia terkekeh lalu mencapture fotonya.

Kali ini Belinda bangkit dan duduk di kursi kayu matanya masih menjelajah isi intagram Yumna, membuat Belinda sedikit iri karena Yumna begitu disayangi oleh kakak-kakaknya. Bagaimana rasanya memiliki kakak lelaki ya?

Belinda tertawa saat melihat salah satu video dimana Satria dikubur didalam pasir lalu ditinggalkan begitu saja oleh saudara-saudaranya membuat Satria mengumpat dan berteriak-teriak, begitu lucu Dimata Belinda.

"Seru amat sih Bel!"

Belinda menoleh dan melihat Juan berdiri dihadapannya, Belinda tersenyum yang mampu menghipnotis Juan, senyum yang begitu Juan senangi. Kenapa harus ada dua orang yang mengagumi senyuman ini?

"Lihat deh, gue lagi lihat foto-foto Mas Satria, lucu!" Jawab Belinda sambil kembali menunduk menatap ponselnya.

Juan tersenyum miris, entah mengapa dadanya sesak, ia harus menerima kenyataan bahwa wanita dihadapannya tak akan pernah jadi miliknya. Apakah Juan pernah mengumumkan bahwa ia menyukai Belinda? Ya Juan menyukai Belinda sejak pertama kali berjumpa dan mengetahui fakta bahwa Satria si pria beruntung itu, Juan tidak dapat berbuat banyak.

Sebab, Juan tahu betul Satria tidak akan melepaskan apapapu miliknya, kecuali objek yang bersangkutan yang memaksa ingin lepas.

Juan menegakan badan, melangkah dan duduk dibangku kayu sebelah Belinda.

"Ini Satria waktu kecil?"

"Ih! Ini Raja tau!"

"Enggak ini Raja deh kayaknya."

"Bukan ini Satria, gue hafal betul perbedaan mereka!" Sahut Belinda begitu bersemangat sampai-sampai ia tidak sadar bahwa kayu yang ia duduki patah dan membuatnya nyaris terjungkal jika Juan tidak segera menariknya yang mengakibatkan Belinda berakhir diperlukan Juan.

Juan melihat wajah Belinda yang begitu dekat, meneliti setiap lekuk pada wajah gadis itu, wajah syok nan pucat yang begitu kentara. Jarak mereka sungguh dekathanya sejengkal lagi Juan bisa meraup bibir mungil Belinda. Sampai sebuah suara membuat Belinda dan Juan menoleh bersamaan masih dalam pose berpelukan.

"Sedang apa Kalian?"

°

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang