Pembelaan Satria
°
Sejak pukul enam pagi para anggota OSIS terutama Divisi Tata Tertib sudah berjejer didepan gerbang kedua, gerbang yang hanya bisa dilalui oleh siswa dengan berjalan kaki sedang gerbang pertama adalah pemisah antara parkiran mobil dan jalan raya. Mereka sudah siap untuk menegur siapa saja yang tidak sesuai dengan peraturan.
Banyak yang menjadi korban keganasan mereka, bahkan anak kelas satu ada yang menangis sampai tetkencing-kencing saking takutnya, ya menurut kabar yang beredar anak manja itu tidak pernah dibentak.
Belinda turun dari mobilnya, lalu berkaca sebentar. Wajahnya masih sembab sebab ia masih terus sering menangis seorang diri, kemarin setelah Satria mengobati lukanya lelaki itu pergi tanpa pamit dan tidak pernah kembali sampai supir kekuarga Andrews menjemputnya.
Hal itu, tentu saja menjadi alarm bagi Belinda bahwa Satria masih dalam mode marah.
"Kak Abel!" Panggil Yumna yang baru saja turun dari motor Satria.
"Hai Na." Jawab Belinda tapi matanya melirik Satria yang tidak menatapnya.
"Yuk ke kelas?" Ajak Yumna yang diangguki Belinda, Yumna langsung saja menggandeng Belinda menuju lingkungan sekolah.
Belinda menarik nafas saat melihat tatapan sinis orang-orang, ia juga banyak mendengar orang yang menghina dirinya. Termasuk para OSIS yang menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Temenan sama Shira sih jadi gitu."
"Gak tau malu banget sih, udah punya pacar malah selingkuh."
"Pantes kali, cowoknya aja gak punya hati jadi ceweknya selingkuh."
"Udah kak gak usah didengerin!"
Belinda memejamkan mata karena semakin masuk kedalam sekolah semakin banyak kata-kata yang penghinaan untuk dirinya bahkan Satria, tapi kenapa jadi Satria?
"Aku ke kantin dulu ya kak, gak apa-apa?" Kali ini Yumna berpisah dengan Belinda diperempatan koridor dan membuat perjalanan Belinda begitu jauh saja.
"Oh ini pacar Satria yang malah mojok sama Juan?" Tanya Gynta yang masih sebal dengan Belinda yang memihak pada Shira tempo hari.
Belinda berdecak lalu berusaha melewati Gynta, namun gadis itu mendorongnya hingga membentur tiang. "Gila Lo!"
Gynta malah berdecih, merasa muak dengan wajah sok polos Belinda. "Yang gila itu elo udah punya cowok malah mojok sama cowo lain."
Belinda memejamkan matanya, "emang sih cowok gak punya hati emang pantes diselingkuhin."
"Maksud Lo siapa?" Tanya Belinda nyolot.
"Ke kelas, udah mau bel." Satria tiba-tiba datang lalu merangkul Belinda. Mengabaikan tatapan mencibir Gynta lalu bergegas pergi.
"Emang sih cowok kayak Lo pantes di selingkuhi."
Tangan Satria yang bebas mengepal.
"Kalian cocok banget sih, yang cewe murahan yang cowo gak tau diri. Pantes sih di selingkuhi Mulu."
Belinda menghentikan langkah lalu hendak berbalik, tapi Satria malah merangkulnya lebih dari sekedar erat.
"Dasar dua-duanya gak tau diri!" Gynta masih mencoba memancing keributan.
Belinda gemas, kenapa jadi Satria ikut dijelekkan?
"Lepas gak mas?" Ancam Belinda.
"Bebe.."
"Mas, dia jelekin kamu!"
"Biar aja, asal bukan Lo yang Mandang gue kayak gitu. Gue anter ke kelas."
Belinda pasrah walau hatinya diliputi amarah, karena selama mereka berjalan justru Satria lah yang habis di caci maki.
Kenapa?
"Gitu cara Lo memperlakukan sodara kembar gue?" Tanya Raja yang berdiri dibelakang Gynta membuat gadis itu mengap-mengap.
"Raja.. gue cuman---"
"Hina-hina sodara gue? Iya?"
"Bukan gitu, gue cuma gak suka sama Belinda."
"Tapi yang Lo hina kembaran gue Ta!"
Gynta menggigit bibir bawahnya, "sekeras apapun usaha Lo ngedekin gue, gak akan terbalaskan kalau kelakuan Lo masih kayak gini. Asal Lo tau siapapun yang nyakitin Satria sakitnya kerasa sampai hati gue."
Raja berbalik lalu pergi meninggalkan Gynta yang kesal pada Nova karena gadis itu yang memintanya membuly Belinda tetapi malah meninggalkannya sama drama baru dimulai.
Sial! Gue jadi kena batunya!
°
"Sat!" Satria menoleh pada Raka. "Lo baik-baik aja kan?"
"Gue selalu baik-baik aja kan?"
Raka menunduk, "tapi keadaan semakin mempersulit Lo semenjak ada Belinda."
"Gue tau dan Lo juga tau gue gak akan mundur atas sesuatu yang udah gue jalanin kan?"
Raka mengehela nafas ia menepuk pundak Satria laku menbuka buku PRnya untuk menyakin jawaban Satria, sementara mata Satria sendiri menerawang memikirkan kejadian yang baru saja terjadi dalam hidupnya.
Flashback on
Hari ini Satria harus berangkat lebih cepat, tadi subuh Yumna masuk ke kamarnya dan menceritakan apa yang Belinda ceritakan padanya, mengenai tragedi Belinda yang berakhir dipekukan Juan.
Sial mengingatnya saja membuat Satria menjadi kesal sendirian."Kak Abel mau jatuh dari kursi kayu, ditolong kak Juan kalau mas gak percaya adek kira mas Satria bisa cek se diri kesana. Jagan ambil kesimlulan yang membuat mas menyesal lagi."
Jadilah Satria disini berdiri menatap patahan kursi yang kini sudah tidak bisa diduduki. Adiknya tidak akan menipunya kan?
Flashback off
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.