Satria 35

944 63 3
                                    

Cemburu


°

Telinga Belinda begitu sakit karena kali ini teriakan-teriakan itu ditujukan untuk Satria, walau tertinggal point' tapi dukungan yang kaum hawa berikan justru untuk Satria. Belinda tidak menyangka ternyata Satria juga jago bermain basket.


Sepertinya hari ini Satria menjadi idola karena saat wasit meniup peluit para gadis lebih memilih menghampiri Satria.

"Walau Lo kalah, Lo keren banget tadi."

"Sat, kalau aja konsering latihan Lo pasti bisa menang."


"Semangat ya Sat!"

"Lo hebat banget."


Satria hanya tersenyum tipis membuat cewek-cewek itu memekik senang, dengan keringat yang membanjiri wajahnya Satria terlihat lebih tampan. Tapi Satria tidak peduli ia justrutetap fokus berjalan sambil menatap Yumna yang sudah tersenyum kearahnya.

Beberapa wanita juga memberikan air minum untuknya tapi Satria tolak karena ia hanya bisa menerima minuman dari adiknya dan pacarnya saja.

"Makasih banget ya kalian, tapi gue minum air yang udah disiapin adik gue aja, gak apa-apa kan?" Tolak Satria.

Lagi, para cewek itu memekik dan mengatakan bahwa Satria adalah kakak idaman.


Satria menoleh pada tempat dimana Belinda berdiri, gadis itu masih ada dengan wajah jengkel menatap Satria, membuat Satria mengulum senyumnya.


"Hebat banget kembaran gue!" Puji Raja menyambut kedatangan Satria.


"Dia emang hebat, cuma males aja nunjukin kemampuannya." Timpal Raka membuat Satria menyernyit bukannya tadi Raka berada dipihak Juan?


"Mas minum dulu pasti capek kan?"


Satria mengacak rambut Yumna lalu menerima air minum yang sudah dibuka.


"Mas nya Ade keren banget, coba dari dulu mas kayak gini."

Satria hanya terkekeh, lalu kembali menegak minumannya tapi sudut matanya terus memandang posisi Belinda berada, lalu ia menghentikan aktifitas minumnya saat melihat Belinda ditarik-tarik oleh Ardian.


°

"Ikut gue!" Ajak Ardian.


"Gue gak mau!" Belinda meronta dan hatinya begitu sakit saat melihat siswa disekelilingnya hanya menatap mereka saja.


"Ikut!" Perintah Ardian, jujur aja Ardian menarik Belinda begitu keras dan menggengam tangan gadis itu begitu erat.



"Sakit Ardian!" Jerit Belinda tapi Ardian tidak peduli sama sekali.


Begitu mereka sampai di taman belakang Ardian menghempaskan Belinda membuat gadis itu tersungkur membentur tembok.


"Gue udah bilang kan? Kalau Lo mau ketemu mama. Lo jadi cewek gue. Terus ngapain Lo tadi nonton mantan Lo?"

Belinda memandang tidak percaya, "Lo gila dan bener-bener gak punya hati!"


Ardian menyeringai, "gue gak pe-du-li!"


"Lo tau mama gak mau ketemu gue lagi bahkan anggap gue anaknya, dan Lo minta syarat itu masih berjalan. Lo gak mikirin perasaan gue?"


"Enggak!"


Belinda memejamkan matanya, mencoba untuk berdiri walau kakinya terasa sakit sepertinya ia sedikit terkilir.



"Gue gak tau tujuan Lo ngelakuin ini sama gue dan Mas Satria apa."


Ardian menatap Belinda yang kini berada didekatnya, "gue cuma gak mau laki-laki yang Lo panggil Mas itu bahagia."


Plak!

Belinda menampar Ardian.


Plak!


Ardian balas menampar Belinda, sangat perih sampai-sampai sudut bibir gadis itu pecah.


"Siapa Lo berani nampar gue hah!" Maki Ardian marah.


"Siapa Lo yang mau merampas kebahagiaan Mas Satria?"


Ardian terkekeh, "bukannya Lo yang udah buat Mas lo itu sakit hati? Sadar diri dong!"


"Kalau bukan karena mama gue juga gak akan pernah lakuin itu." Ucap Belinda lemah.


"Apapun alasan Lo, Satria udah sakit hati sama Lo dan gak akan pernah balik lagi sama Satria. Gue hafal betul Satria gak akan pernah mau mungut sesuatu yang udah ngebuanh dia." Ardian berucap lalu pergi begitu saja.


Belinda menepuk dadanya, dadanya begitu sakit ia sudah kehilangan segalanya, benar-benar kehilangan. Ia jadi teringat ucapan Noval yang mengatakan hal yang sama.

Bahwa, Satria tidak akan melepas apa yang ia miliki kecuali dia yang ingin lepas dan Satria tidak akan menariknya kembali.


Belinda tiba-tiba terjatuh, sialan betul Ardian!


Tanpa Belinda sadari ada sepasang Mata yang menatap dirinya dengan perasaan bersalah.


°

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang