Raja 4

1K 51 7
                                    

Ada yang masih inget Raja di awal cerita ini dimulai? Yuk mulai masuk ke cerita Raja lagi.

°

Benci

°

Raja sudah beberapa kali meihat Shira begitu murung, gadis itu bahkan terlihat begitu lelah. Raja tau ia sudah tau bahwa Shira akan bekerja saat pulang sekolah sampai larut malam. Semua itu Shira lakukan hanya untuk melunasi biasa rawat mamanya kepada Raja dan membeli obat.

Sore ini ia melihat Shira keluar dari rumahnya dengan rok sepan selutut dan kemeja putih, pakaian rutin Shira saat bekerja di cafe. Raja memandang jam mahal ditangannya, sebentar lagi pasti ada SMS yang masuk. Sebab tepat tanggal ini Shira gajian dan gadis itu akan menrasfer dirinya beberapa ratus ribu. Sesuatu yang begitu besar bagi Shira namun seolah menjadi recehan bagi Raja didalam rekeningnya.

Hanya dua jam waktu raja berada diluar rumah sebelum malam datang dan ketakutan itu menghantamnya.

Ragu, Raja mengetuk pintu rumah Shira lalu tak lama seorang wanita membuka pintunya. Wanita itu sempat terkejut tapi kemudian tersenyum pada Raja.

"Masuk nak." Raja mengekor dengan kaku.

"Sebentar, ibu buatkan minum dulu."

"Gak usah Bu saya gak lama."

Sri, nama mama Shira segera duduk dihadapan Raja.

"Ibu, saya bingung harus mulai dari mana." Raja membuka pembicaraan yang membingungkan.

Sri tersebut tulus, "kalau begitu biar ibu yang memulai."

Raja tertegun apakah Sri tahu maksud kedatangannya?

"Ibu tau siapa nak Raja, sosok yang fotonya ada dibuku harian Shira." Sri terkekeh pelan, "jangan kasih tau dia loh, nanti dia malu."

"..."

"Beberapa tahun lalu, ibu sempat menolong anak lelaki yang sedang nongkrong sambil meroko dipinggir jalan, kamu ya? Nakal kamu ya! Sebagai turunan tuan Andrew kamu gak baik seperti itu."

Raja diam sambil menunduk.

"Saat itu ibu baru aja pulang dari minimarket, tiba-tiba saja ada keributan dan ibu lihat anak dari tuan Andrew dalam bahaya, sebagai seorang ibu, ibu merasa harus melindungi anak itu."

"Bukankah nyawa harus dibayar nyawa?"

"Maksud ibu?"

"Almarhum papa Shira dulu bekerja disalah satu perusahaan tuan Andrew sebagai OB, outsourcing. saat itu ibu mau melahirkan dan papa Shira tidak punya uang. Kondisi ibu kritis yang mengharuskan ibu di operasi Caesar.


Tapi perusahaan outsourcing tidak bisa membantu mereka hanya memberi uang untuk pendaftaran rumah sakit saja, papa Shira sampai kebingungan dan memberanikan diri untuk meminjam ke tempat ia bekerja.

Bukan pinjaman yang didapat tapi hinaan, bahkan mereka menyuruh kami menjual rumah ini saja. Tentu tidak bisa dan sulit sebab rumah ini masih KPR dulu."

Entah bagaimana caranya tuan Andrew tahu itu dan ibu segera dijemput oleh ambulan, ibu dirawat baik hingga Shira lahir.

Kamu tau apa pesan tuan Andrew, dia bilang ibu hanya harus menjaga Shira, membesarkannya dengan baik untuk anaknya."

Sri terkekeh, "tentu itu hanya candaan papamu saja, ibu paham ia tak ingin membuat kami merasa berhutang, padahal itu kami rasakan.

Beberapa tahun berlalu ibu menemukan kamu dan ibu merasa harus melindungi kamu, hingga tiba-tiba ibu ditusuk tepat di ginjal."

"Dan saya malah kabur gitu aja."

"Enggak nak, kakakmu Noval yang menolong ibu, mengurus ibu sampai ibu keluar rumah sakit dan ia mengucapkan banyak maaf dan terima kasih pada ibu karena sudah menyelamatkan adiknya."

Kak Noval...

"Noval bilang jangan sampai papamu tau, karena ia tak ingin kamu marah, Noval juga cerita kalau setelah kejadian itu kamu jadi trauma keluar malam sendirian."

"Maaf..."

"Kamu gak salah nak, justru ibu merasa seneng membantu kamu."

"Tapi ibu jadi sudah, hidup dengan satu ginjal itu sulit Bu."

Sri terkekeh lagi ia malah membahas hal lain, "satu bulan setelah ibu keluar rumah sakit sejak insiden itu, ibu menemukan foto kamu dibuku harian Shira membuat ibu memohon pada Noval agar berhenti berada disekitar ibu.

Ibu gak mau Shira jadi membenci kamu karena anak nakal itu bilang kalau ia benci banget sama orang yang buat ibu begini, padahal bukan salah kamu juga.

Alasan Shira mati-matian belajar adalah biar satu sekolah sama kamu, sepertinya anak nakal itu sudah tau arti menyukai lawan jenis."

Raja meluruh bersimpuh dihadapan Sri, "maafin Raja Bu, Raja pengecut saat itu."

"Gak masalah ibu tidak menyalahkan kamu nak."

"Jangan benci saya Bu."

"Enggak---"

"Gue yang benci sama Lo, Raja!"

Sri dan Raja menoleh membuat Raja bangkit dan memandang seorang gadis yang berdiri diambang pintu dengan tatapan sengit.

°

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang