Waktu Untuk Belinda
Belinda hanya menangis dipelukan Satria selama mereka dalam perjalanan, walau Satria kesulitan untuk menyetir tapi ia rela, ia rela asal Belinda nya diam.
Satria membawa Belinda menuju sebuah basement dan berhenti tepat didepan lift, mobilnya ia biarkan terparkir asal.
"Turun yuk?" Ajak Satria lembut, Belinda hanya mengangguk kini tangisnya telah usai, Satria menggengam tangan Belinda dan membawa gadis itu kedalam salah satu apartemen yang ada disana.
Belinda hanya diam, dia terus mengikuti kemana Satria melangkah sebab ia tahu bahwa kali ini yang Belinda miliki hanya Satria, Mas Satria.
Sementara itu ditempat lain, seorang pria sedang memandang layar ponselnya yang menghubungkan kepada sebuah lorong appartemen, ia meremas dagunya yang sedari tadi ia topang lalu kepalanya menengadah keatas.
Bagaimana tidak? Ia baru saja melihat jagoannya membawa seorang wanita masuk kedalam apartemen miliknya, tapi bukankah ia harus percaya bahwa anak lelakinya itu pasti akan menjaga kepercayaannya.
°
Satria dan Belinda sudah berganti baju, Belinda mengenakan baju Satria walau terlihat kebesaran karena menggunakan kaos dan celana training, Satria juga sudah mengganti baju dengan celana pendek dan kaos lengan pendek.
Belinda duduk dalam pangkuan Satria, gadis itu meringkuk dalam gendongan kekasihnya, ia hanya diam membuat Satria sendiri menjadi cemas, mungkin raga gadis itu dalam pelukannya tapi fikiran gadis itu entah kemana, biarlah Satria akan rela menunggu walau selama apapun.
"Mas.." panggil Belinda.
"Iya sayang?" Jawab Satria membuat desiran aneh didalam dada Belinda.
"Aku gak percaya papa tega banget."
Satria hanya diam, namun sebagai respon ia menciumi puncak kepala Belinda.
"Sejak kecil mama ninggalin aku, aku gak tau tepatnya kapan, yang aku inget aku diasuh sama bude Tumini."
"Papa memang suka ninggalin aku dari dulu, dalam seminggu paling papa ada dua sampai tiga hari dirumah, papa bilang dia kerja dan aku percaya. Lebih tepatnya aku selalu percaya sama papa."
"Sampai aku kelas satu SMP, bude Tumini sakit keras, ia gagal ginjal dan sehari sebelum beliau pulang ke kampung halaman bude bercerita, bahwa sesungguhnya mama dan papa menikah karena perjodohan."
"Mas tau kan? Yang namanya perjodohan tidak ada cinta didalamnya, aku lahirpun karena sebuah kesalahan karena mereka berdua mabuk parah saat malam pergantian tahun dan melakukan hubungan yang memang seharusnya."
"Hingga akhirnya mama hamil dan melahirkan aku."
Belinda diam ia semakin meringkuk dan Satria semakin memeluknya erat, menciumi puncak kepala gadis itu berkali-kali.
"Setelah aku lahir mama meninggalkan aku karena ia kembali kepada cinta pertamanya dan aku dibiarkan bersama papa, ternyata dibelakangku papa kembali pada mantan kekasihnya dan menikah, meninggalkan aku sendirian. Jadi selama papa keluar kota itu kembali kepada istrinya barunya."
"Terparah saat aku mulai memasuki SMA papa sudah jarang sekali pulang, mungkin sebulan atau dua bulan sekali itupun hanya sehari dan selama itu aku harus berpura-pura percaya bahwa papa bekerja padahal aku sudah tau yang sebenernya."
"Sampai tuhan memberi aku jalan untuk papasan sama papa, dulu aku selalu menyiapkan hati bila suatu saat kebohongan papa terungkap tapi ternyata sakit juga, aku percaya dan papa berkhianat."
"Mas, aku udah gak punya siapa-siapa lagi."
Satria meregangkan pelukan lalu meraih wajah Belinda dan menatapnya dalam, "lalu lelaki ini siapa? Apa dia bukan siapa-siapa?"
Belinda mengigit bibir bawahnya membuat Satria gemas dan mengecup bibir itu sesaat, "aku ada disini be, kamu gak sendirian."
Belinda menunduk kecupan dan perkataan Satria membuat dirinya malu.
"Mas tau? Aku bersikap nakal sesungguhnya hanya untuk menarik perhatian papa, tapi rupanya itu gak berhasil."
"Lalu?"
"Aku bingung, sekarang aku mau ngapain? Harus gimana?"
Satria tersenyum culas, ia mengangkat Belinda lalu menggendongnya. Membawanya kedalam kamar karena saat ini mereka sedang ada diruang televisi.
"Jangan berfikir terlalu keras, lebih baik kita tidur sekarang."
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.