Raja 14

937 58 12
                                    

Hai Shira!

°

Belinda mengerjap saat sampai di Kampus suaminya, walau pergi bersama Raja ia merasa begitu bahagia, dalam hati Belinda terkikik geli karena Satria pasti akan mengomel melihat dirinya disini.

"Lo jangan kemana-mana ya Bel, jangan nakal diem disini gue cuma dua jam doang."

Belinda mengangguk lucu membuat Raja tersenyum dan menepuk puncak kepalanya.

"Jangan nyusahin gue, oke?"

"Siap Abang!" Belinda memberi hormat lalu duduk dikursi yang ditunjuk Raja, ia mengeluarkan air mineral yang sengaja dibawa.

"Ya udah gue tinggal dulu, kelas gue disitu." Raja menunjuk salah satu kelas yang dibalas anggukan oleh Belinda.

Raja berjalan sambil menggaruk tengkuknya, "salah gak ya gue bawa bini orang, kasian juga tapi kalau dia mati kebosanan dirumah."

°

Baru setengah jam Belinda sudah bergerak gelisah, ingin rasanya ia berjalan menyusuri kampus ini. Sebab ia belum diizinkan kuliah, ia baru saja sembuh dari cedera kaki parah satu tahun lalu dan memutuskan menikah dengan Satria enam bulan lalu.

Lagian Satria bilang Belinda cukup dirumah saja tidak usah bekerja tapi bagi Belinda pendidikan itu sangat penting.

Belinda menoleh pada kelas Raja yang tertutup rapat, lalu ia memilih berjalan-jalan dekat kelas Raja. Sialnya Belinda berjalan menuju jurusan yang mayoritas penghuninya lelaki semua.

"Cewek!" Seru seorang mahasiswa yang sedang duduk.

"Godain gih, godain."

"Kayak haus cewek aja kalian."

"Lumayan cuy, bening gitu."

Belinda meneguk ludah lalu memilih membalikan badan, sial bagi Belinda ia tidak melihat kelas Raja, jadi dia berjalan sejauh itu?

°

Satria duduk dikelas karena seharusnya kelas sudah dimulai tapi ternyata dosen belum juga datang, ia memilih membaca ulang tugas yang sudah ia kerjakan dan harus dikumpulkan hari ini.

"Uwuuuu..." Satria menoleh pada Adnan yang begitu berisik disebelahnya. "Cantik banget."

"Apa sih Nan?"

"Sat liat deh, ada cewek dijurusan Mesin, berani banget tuh cewe main kesana sendirian."

Satria mengacuhkannya memilih tetap membaca bukunya.

"Si somplak, udah punya cewe masih aja buat modus. Lihat Sat tuh si Zaenal sok-sokan deketin tuh cewe."

"Lo liatin apa sih Nan?"

"Ini story' anak Mesin."

Satria hanya beroh ria, "gue kesana ah selesai ini, siapa tau tuh cewek masih ada."

"CK.."

"Lo gak mau lihat? Siapa tau jiwa kejombloan Lo memberontak!"

Satria tersenyum tipis, ia bukan hanya sekedar jomblo tapi seorang suami.

"Coba gue lih--"

Mata Satria menyipit saat menemukan gadis yang tidak begitu asing baginya, ah ralat wanita! Karena dirinya yang membuat status gadis itu berubah.

Satria menyambar tasnya sambil berlari, membuat Adnan terkesiap dan ikut berlari padahal dosen mereka ada diujung lorong.

°

"Tolong dong, tunjukon jalan ke jurusan Arsitektur." Pinta Belinda pada pria-pria dihadapannya.

"Iya tapi minta nomor ponselnya dulu."

"Gue gak hapal, lagian gue gak bawa ponsel."

"Masa sih, kalau gitu kita gak mau bantuin Lo!"

"Gitu amat!"

"Lo jangan judes jadi cewek, gak laku baru tau Lo!"

"Gue kan cuma minta ditunjukin jalan, ngapa Lo ngatain gue?"

Beberapa pria disana menjadi tertarik dengan percakapan Belinda dan Zaenal.

"Jangan nyolot dong!"

"Lo sama temen-temen Lo tuh! Gue cuma minta tolong doang gak mau."

"Lo juga gue cuma minta nomor Lo doang gak boleh." Zaenal masih kekeuh meminta nomor ponsel Belinda.

"Minta sama gue aja." Satria berdiri disamping Belinda lalu merangkulnya, Belinda merasa kesal dan takut secara bersamaan.

"Oi Sat!" Zaenal tersenyum ramah lalu bertos ria.

"Lo mau minta nomor ponsel cewek gue?"

Mereka membola, ini cewek Satria? Pantas!

"Cewek Lo? Kagak lah! Gue bercanda."

Satria mendengus, "gue masih Simpen Lo gangguin dia dimemori gue."

Satria melangkah pergi bersama Belinda, sementara Zaenal sudah disuraki teman-temannya.

Mampus!

°

Satria hanya diam tapi paham bahwa Belinda berada disini pasti karena abang kembarnya. Jadinya Satria mengajak Belinda kembali kesana.

"Nungguin Abang kan?" Satria sudah akan melangkah, namun Belinda menahannya.

"Mau kemana?" Belinda menatap Satria tapi tatapannya jatuh pada satu dari empat orang yang melintas dibelakang suaminya. Membuat Belinda bangkit dan berjalan menjauh.

"Lah kok gue yang di tinggal." Gemas Satria.

Belinda berjalan mendekati empat orang itu lalu tersenyum manis.

"Hai, Shira!"

°

Apa yang kamu harapkan dari cerita ini?

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang