Tidak Peduli
°
Noval turun dari mobilnya dengan begitu kacau, ia sampai lupa membawa tasnya karena begitu lelah. Setelah menyerempet Belinda dan membawa gadis itu ke dokter, ia mengantar Belinda pulang ke rumah dan mengantar Deli.
Rasanya tubuh Noval rontok semua. Memasuki rumah Noval dikagetkan dengan keberadaan Satria dan Raja yang sedang bermain ponsel diatas sofa ruang keluarga.
"Loh mas? Udah pulang dari rumah Belinda?" Tanya Noval, ia ikut duduk di salah satu sofa.
"Tumben kakak tumben pulang malam?" Tanya Raja mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Kakak kan dari rumah sakit."
"Siapa yang sakit kak?" Tanya Satria sambil menaruh Ponsel di meja.
Noval memijit pelipisnya ringan, "Lo belum tau mas? Tadi gue nyerempet Belinda."
Deg!
Satria merasa hatinya tercubit, tapi ia mencoba tidak peduli.
"Mas ada masalah sama Belinda?"
Satria mengangkat bahu acuh, "terus gimana kondisinya?" Kali ini raja yang bertanya.
"Tadi Abel sempet pingsan tapi ternyata bukan karena keserempet tapi karena dia kecapean dan banyak fikiran, tadi juga mukanya Pucet banget kayak yang habis nangis."
"Terus sekarang dia dirumah sakit?"
Noval mengangkat kakinya dan duduk bersila disofa, "engga gue anter kerumahnya, gue tungguin dia sampai tidur."
"Kakak berduaan sama dia?" Tanya Satria tak santai.
Noval melempar bantal sofa tepat pada pangkuan Satria, "gak usah melotot gitu, tadi kakak sama Deli pas sampai rumahnya ternyata orang tuanya belum pulang, jadi kakak temani makan dan minum obat."
"Deli siapa kak?"
"Gak penting." Noval melarikan matanya, ia belum siap mengatakan bahwa ia memiliki kekasih. "Gue ninggalin Abel dengan posisi rumahnya gak dikunci, gue cuma berharap orang tuanya cepet Dateng soalnya gue cuma takut ada orang jahat masuk."
Satria bersandar pada sofa, hatinya mengatakan ia harus kesana sedangkan fikirannya tidak.
°
Pintu rumah Belinda memang tidak dikunci dan Satria yakin gadis itu masih tertidur dikamarnya, membuat Satria mengunci pintu itu lalu melangkah semakin dalam. Rumah Belinda begitu gelap, membuat Satria menyalakan lampu dapur agar ada sedikit cahaya.
Satria menaiki tangga menuju kamar Belinda, benar saja hanya kamar Belinda yang menyala terbukti dari lubang udara yang begitu terang. Lagi, Satria menyalakan lampu tangga dan lampu depan kamar Belinda.
Ia memegang kenop pintu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya mengusap dadanya, jujur ia memerlukan ketenangan.
Begitu masuk, ia melihat seorang gadis meringkuk tertutupi selimut, begitu sunyi dan sepi. Satria melangkah lalu berjongkok dihadapan Belinda, ia menyernyit melihat mata bengkak Belinda dan lingkaran hitam dibagian bawah matanya. Pelan-pelan Satria mengusap wajah Belinda dengan tisue karena dibanjiri keringat.
Setelah selesai Satria bangkit dan berdiri sambil menatap gadis itu, seadainya gadis itu tidak mematahkan hatinya.
Satria duduk disofa kamar Belinda, sedikit hatinya terasa lega. Setelah ia berkutat dengan fikirannya tadi akhirnya ia memutuskan mendatangi gadis itu.
Waktu terus bergerak dan Satria masih betah memandangi gadis yang sudah mencuri hatinya, hingga entah pukul berapa Belinda bergerak dalam tidurnya membuat Satria menegajan badan.
"Mas.." panggil Belinda membuat Satria terkejut tapi juga menghampiri.
Belinda tau?
Namun saat berada didekat Belinda, Satria yakin pacarnya itu masih tertidur karena matanya tertutup rapat, dia mimpi.
"Mas!" Panggil Belinda lagi, "maafin aku.. hiks.. hiks.." lagi Belinda mengigau lalu gadis itu seperti menangis dalam tidur. Membuat Satria berjongkok lagi dan mengelus kening gadis itu.
"Mas jangan pergi, hiks.." ucapan terakhir Belinda sesaat sebelum gadis itu tertidur pulas kembali.
°
Belinda membuka matanya saat mendengar suara alarm ponselnya, ia bangkit lalu merasakan ngilu disekujur tubuhnya. Matanya beredar berharap Satria berada disini bersamanya.
Belinda melangkahkan kaki menuju dapur, tetapi lelaki itu tidak ada. Tidak ada jejak kedatangan seseorang dirumahnya, berarti dari semalam ia memang sendirian. Padahal Belinda berharap Noval memberitahu Satria dan lelaki itu mengkhawatirkannya. Belinda tersenyum miris merasa sangat malu dengan pemikirannya sendiri.
Berarti semalem gue beneran mimpi, mas Satria Dateng dan nungguin gue.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.