Suasana pagi hari di SMA Angkasa begitu ramai apalagi waktu hanya tinggal sepuluh menit lagi menuju penutupan gerbang. Raja menghela nafas saat dilihatnya Satria baru saja memasuki parkiran dengan motornya. Diliriknya Satria yang berjalan santai melewatinya sambil tersenyum kearahnya yang hanya dibalas dengan anggukan saja.
Kini kekhawatiran Raja tinggal satu, Yumna yang belum juga tiba, padahal tujuh menit lagi pintu gerbang akan ditutup. Satu hal yang paling raja benci saat menjadi ketua OSIS adalah ketika dirinya harus menghukum saudaranya sendiri.
Raja yang saat ini berdiri didepan gerbang menahan nafas saat melihat sebuah mobil yang berhenti dihadapannya, mobil yang begitu ia kenali.
Raja semakin tidak terkendali saat pintu sebelah kemudi juga pintu belakangnya terbuka, menampilkan Yumna keluar dari kursi samping kemudi juga Kaina yang keluar dari kursi belakang.
Yumna melambai pada Vano dan duduk disampinhnya. Kaina tersenyum tipis pada Raja lalu masuk kedalam mobil dan menutupnya, membuat Vano dengan segera membuka lebar kaca jendela.
"Raja, gue duluan." Pamit Vano, yang diangguki oleh Raja, sementara Kaina masih terus memandang kedepan.
Mobil abu-abu itu berjalan menjauh meninggalkan Raja dengan tatapan ya h sulit diartikan.
"Abang! Jangan ngelamun Yumna masuk dulu ya?" Pamit Yumna yang dibalas dengan senyuman dan tepukan ringan dipuncak kepala Yumna. Membuat siswi yang ada disana memekik girang, mereka ingin bertukar posisi menjadi Yumna. Karena betapa beruntungnya Yumna memiliki kakak yang begitu perhatian juga tampan.
°
"Gue Belinda Kamela." Gadis dengan rambut terurai dan pakaian yang sedikit ketat dan berbeda dengan seragam yang ia kenakan mengacungkan tangannya, mengajak Raja bersalaman yang diterima baik oleh Raja.
"Raja Malik." Jawab Raja singkat membuat Belinda tersenyum dan melepaskan tangannya.
"Mulai sekarang?" Tanya Raja, yang diangguki Belinda.
Mereka berdua berjalan menyusuri lorong sekolah, Belinda adalah anak baru sehingga Raja ditugaskan untuk mengantarkan Belinda berkeliling. Raja menjelaskan seluk beluk letak sekolahnya, juga menceritakan mengenai prestasi dan tradisi yang ada disini. Belinda hanya mengangguk-angguk saja. Terkadang Raja merasa risih karena Belinda sering menatap wajahnya lekat.
"Gue kayak pernah lihat elo deh." Tiba-tiba Belinda menyela, fokus matanya menatap wajah Raja.
"Gue belum pernah ketemu Lo!"
Belinda hanya manggut-manggut, "tapi gue yakin pernah ketemu sama Lo!"
Raja hanya menaikan bahu acuh, ia kembali berjalan didepan Belinda, didepan gadis yang masih diam sambil berpikir.
"Bang!" Raja menoleh melihat Satria menghampirinya. "Undangan ulang tahun Kaina."
Raja menerima kartu yang disodorkan Satria, ia menatap kartu itu sedih. Bahkan untuk memberi kartu ini pada dirinya pun Kaina enggan.
"Hidup itu pilihan Bang!" Satria menepuk bahu Raja lalu berdiri disampingnya, merangkul Abangnya itu untuk memberikan kekuatan.
"Raja!" Sikembar menoleh secara bersamaan dan Satria mendadak pucat.
Itu ciuman pertama gue.
Mata Lo bagus, gue suka.
"Kok elo ninggalin gu---" Belinda menghentikan langkah lalu mengerjapkan mata, menatap kedua pria dihadapannya takjub. "Lo berdua kembar!!!!!" Pekik Belinda membuat siswa dan siswi disana menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Fiksi RemajaKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.