Satria 38

1K 69 24
                                    

Sepuluh komen aku langsung up.

°

Baikan

°

Belinda mengigit bibir bawahnya saat melihat punggung Satria yang berjalan keluar dari kamarnya, sampai saat ini ia tidak menyangka bahwa Satria akan berada disini, disisinya.

Beberapa menit berlalu Satria belum juga kembali membuat Belinda memutuskan untuk ke kamar mandi walau berjalan tertatih dan menahan rasa nyeri, ia mengganti baju mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan yang kedodoran bahkan bra berwarna krem yang ia kenakan sedikit terlihat dibawah ketiaknya.

"Eh ya Ampun!" Pekik Belinda saat melihat Satria duduk sambil bermain ponsel dikasurnya.

Mata Satria memicing melihat pakaian yang Belinda pakai, ia berdecak lalu menyimpan ponselnya.

"Makan dulu."

Belinda berjalan menuju Satria dengan takut, tatapan lelaki itu begitu tajam. Apakah ia akan marah?

Wangi mie yang menggoda selera membuat Belinda duduk disamping lelaki itu lalu mengambil mangkuk mie. "Wangi banget mas."

"Ya udah makan."

Satria mengambil mangkuk yang satunya lagi lalu memakannya, ditengah-tengah makan pandangan Satria jatuh pada paha mulus Belinda, paha yang begitu putih tapi ternoda oleh memar kebiruan yang membuat Satria begidik ngeri. Cepat-cepat Satria menghabiskan makanannya dan menegak minuman botol yang ia bawa dari kulkas.

Ditunggunya sampai Belinda selesai makan dan minum. "Mie buatan mas itu enak banget." Puji Belinda sambil nyengir, lalu menatap Satria. Satria justru berjongkok dan mengelus paha Belinda.

"Mas ngap-- awhh!" Ringis Belinda, "sak.. sakit."

Satria menggeleng lalu mengambil ponsel ia mengetikan sesuatu lalu melempar ponselnya ketengah kasur, mengambil piring bekas dan beranjak keluar kamar.

Belinda bingung, Satria tidak bicara apapun. Bukannya dia bilang perlu bicara?

Tak lama Belinda mendengar suara bel, ia mengabaikan karena sudah pasti Satria dibawah. Benar saja tak lama.berselang Satria datang dengan Baskom dan kresek kecil yang entah apa isinya.

Satria menyimpan baskom dinakas dan beralih membuka lemari Belinda, menemukan sesuatu Satria kembali berjalan menuju Belinda.

Handuk, handuk kecil yang Satria temukan dilemari ia masukan ke baskom lalu memerasnya, kembali ia berlutut dihadapan Belinda dan menyimpan handuk hangat itu pada memar yang terlihat mengerikan.

"Aduh, duh." Keluh Belinda.

Satria duduk disamping Belinda lalu ia mengeram kesal melihat pakaian yang gadis itu kenakan.

Belinda meringis lalu merasakan usapan dikepalanya, "sakit banget? Mana lagi yang memar?"

"Sebenernya udah gak sakit, tapi tadi--"

Satria menghembuskan nafas saat Belinda berhenti bicara, nyaris ia kelepasan.

Bisa dilihat dengan jelas pipi Belinda masih merah juga sudut bibirnya yang terluka, "kenapa lakuin itu sih Be?"


"Apa?"

"Kenapa belain aku?"

Belinda menunduk tidak berani menatap Satria, keberanian dan kelakuan bar-bar gadis itu lenyap tak tersisa, yang ada hanyala rasa bersalah.

"Maaf mas, aku gak pernah main-main sama hubungan kita, aku gak pernah bohong sama perasaan aku, tapi aku punya alasan Mas, aku punya alasan kuat untuk lakuin itu."

"Mama?"

"Mas tau dari mana?"

"Kamu sendiri."

"Aku? Aku gak pernah bilang apa-apa sama mas?"

"Tadi di taman."

"Jadi bener mas denger semuanya?"

Satria mengulum senyum dan mengangguk, lelaki itu lalu mengangkat kaki Belinda agar naik ke kasur. Belinda segera bersandar untuk mencari posisi ternyaman.

"Kenapa cerita ke Raka bukan ke Mas? Kamu lebih percaya sama Raka?"

"Ih bukan gitu."

"Jadi?" Satria menaikan satu alisnya, ia menatap Belinda intens.

"Raka nguping waktu Ardian ancem aku, bahkan waktu aku putusin Mas waktu disekolah malamnya Raka datang kesini, dia marah karena aku kayak gitu sama mas terus aku cerita semuanya."

"Terus Raka meluk kamu?"

"Mas?"

"Enak ya dipeluk Raka sampai menikmati kayak gitu?"

"Ih siapa bilang? Enak dipeluk ini!" Belinda meninju dada Satria yang masih memakai seragam kebesaran kebanggaannya lalu ia menyernyit saat ingat bahwa sekarang bukan lagi dia yang tau bahwa tubuh Satria itu begitu bagus.

Membuat Belinda kesal sendiri, ia bangkit lalu menjambak rambut Satria keras, "kesel banget aku tuh mas!"

"Eh.. eh.." Satria menarik tangan Belinda lalu mendorong gadis itu sampai bersandar kembali pada kepala ranjang.

"Kenapa sih?" Tanya Satria kesal yang masih menahan tangan Belinda.

"Mas yang kenapa? Kenapa harus buka baju dilapangan segala?"

"Oh." Jawab Satria sambil melepaskan tangan Belinda dan duduk dengan tegap.

"Oh doang? Mau pamer? Iya mau pamer? Biar denger cabe cabean jerit jerit gitu?"

Satria hanya terkekeh, "Cemburu? Gak suka? Aku cuma liatin doang kan? Apakabar kamu yang dipeluk orang lain?"

°

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang