Pesta
°
Satria memang tidak lagi membahas mengenai insiden pelukan antara Juan dan Belinda, namun cacian yang diterima Satria belum juga reda. Belinda heran kenapa sih Satria ikut dihujat?
Beberapa kali Belinda selalu melawan tapi berakhir dengan hujatan untuk Satria kembali.
"Satria gak ngajarin Lo sopan santun?"
"Satria emang punya perasaan sama Lo?"
"Tipe cewek Satria emang gak banget."
"Pantes sih, Satria kan gak baik jadi mana mungkin dapet cewek baik?"
"Preman kayak Satria pantes sih dapet cewek preman."
Hingga satu-satunya jalan adalah mengabaikan mereka daripada membalas yang justru semakin memojokkan Satria. Sebenarnya hubungan Belinda dan Satria juga tidak tergolong baik, Satria seakan menghindar perlahan. Bahkan sudah seminggu ini yang Satria lakukan adalah berdiam diri dikelas dan membawa kotak bekalnya.
Berbeda dengan kali ini, selesai Belinda dan Shira piket Satria sudah berdiri didepan kelasnya dengan bermain ponsel.
"Mas Satria?" Tanya Belinda heran.
"Pulang?"
Belinda menggeleng karena ia sudah berjanji akan pergi bersama Shira menjenguk ibunya.
"Jadi?"
"Aku mau jenguk ibu Shira mas, sambil anterin Shira."
"Shira biar sama gue aja." Raja tiba-tiba saja ada dipintu kelas sebelah sedang berjalan menuju mereka. Belinda menoleh pada Shira.
"Ra gimana?"
"Gue bisa pulang sendiri Bel."
"Lo pulang sama Bang Raja ya Ra, gue pinjem Bebe dulu." Ucap Satria lalu menarik lengan Belinda meninggalkan Raja dan Shira yang sedang cekcok karena Shira menolak tawaran Raja.
°
Belinda masih memanyunkan bibirnya karena ia dan Satria baru saja berdebat panjang mengenai gaun pesta yang akan Belinda kenakan.
Terlalu terbuka lah, terlalu pendek lah, terlalu tipis lah, terlalu ketat lah. Sampai-sampai Belinda ingin menerkam Satria saat itu juga. Akhirnya pilihan Satria jatuh pada gaun berwarna mint yang membuat Satria pucat pasi, apakah ia harus menggunakan jas berwarna senada?
Satria tersenyum tipis saat melihat tampilan dirinya dicermin, menggunakan jas hitam dengan dalaman berwarna mint tidak buruk juga, dibanding dirinya melihat Belinda yang menjadi tontonan banyak kaum Adam.
(Sumber : Google)Belinda melihat riasan rambutnya yang terpaksa digerai untuk menutupi pundaknya yang sedikit terbuka. Lagi-lagi karena permintaan Satria!
Satria turun dari jeepnya tepat di lobby hotel bintang lima, lelaki itu memutar dan membukakan pintu Belinda, Belinda nyaris saja menolak uluran tangan itu jika matanya tidak tiba-tiba berkedip karena lampu yang menyinari dirinya ternyata banyak wartawan yang memfoto dirinya, membuat gadis itu panas dingin dibuatnya.
Akhirnya Belinda mengalah, mengeratkan pegangannya pada lengan kokoh Satria, satu yang Belinda sukai Satria mengusap tangannya seakan menenangkan bahwa semuanya baik-baik saja.
"Selamat ulang tahun Om." Ucap Satria saat menemui Bara dan Nasya.
"Wah Mas Satria bawa siapa?" Tanya Nasya yang melepas pegangannya pada Bara dan memeluk Belinda.
"Belinda, Tante." Ucap Belinda.
"Cantik banget Belinda." Ucap Nasya tulus dan Nasya sangat senang melihat Belinda disamping Satria.
"Mas ke Bunda dulu ya Tan." Pamit Satria yang kembali menggandeng Belinda menuju Kinan dan Pio yang beberapa hari lalu baru tiba di Indonesia.
"Bunda!" Panggil Satria yang langsung memeluk dan mengecup pipi Kinan.
"Sayang." Kinan membalas pelukan Satria lalu matanya menatap Belinda yang menunduk. "Ini?"
Belinda menaikan pandangannya memandang Nyonya dan tuan Andrews bergantian seketika dirinya merasa tidak pantas berada disini. Seketika Dirinya merasa jika Satria terlalu jauh untuk dirinya.
Sebuah pelukan hangat yang telah lama Belinda lupakan menyerbu hatinya, Kinan memeluknya dan membisikkan sesuatu. "Terima kasih telah hadir untuk Satria."
Kinan melepas pelukan lalu menatap Belinda, "Cantik banget kamu nak." Ucap Kinan Tulus.
Membuat Belinda tersenyum hangat lalu balas memeluk Kinan, walau tak bicara apapun hatinya berjanji akan selalu ada untuk Satria.
Sementara kedua pria, Pio dan Satria saling berpandangan tak paham kenapa kedua wanita cantik itu saling berpelukan lalu tertawa bersama.
°
Belinda memilih berdiri dipojokan karena ia merasa capek berkeliling menemani Satria bertemu dengan keluarganya. Saat ini Satria sedang mengambilkan minum untuk Belinda.
"Abel!"
Belinda menegakan tubuh, melihat makhluk cantik dihadapannya, dengan gaun berwarna peach dan hiasan ikat kepala bunga diatas kepalanya, jangan lupakan rambutnya yang tergelung indah. "Shira?"
Shira hanya memanyunkan bibirnya dan berdiri disebelah Belinda, "dasar Raja tukang paksa!" Gerutu gadis itu membuat Belinda tersenyum mengerti.
"Bagus dong jadi gue ada tem---" Belinda menghentikan ucapannya lalu memandang kesatu arah, kearah seorang pria yang sedang memeluk pinggang seorang wanita. Tiba-tiba saja air matanya menggenang, ya tuhan Belinda tidak kuat nyaris saja ia ambruk jika Shira tidak memegangnya.
Demi tuhan ini adalah patah hati terhebat bagi Belinda.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.