Satria 43

1K 66 6
                                    

Pesona Papa

°

Matanya terus menatap gadis yang mencangklok tas berwarna abu-abu didepannya, sejak ia menjemputnya ke kelas gadis itu ogah-ogahan pulang bersama dirinya.


Salahnya sendiri juga yang lupa untuk kembali duduk bersama Raka, ah bahkan ia belum sempat berbicara pada Raka.

"Abang!" Panggilnya manja dan langsung menggandeng tangan Raja.

"Eh!" Raja menoleh pada Satria lalu lelaki ia hanya menatap abangnya sebal.

Raja justru terkekeh dan membiarkan gadis yang dicintai adiknya melakukan hal itu.


Satria memandang dua orang dihadapannya dengan ketidak sukaan, lihat saja Belinda berjalan dengan Raja ia sudah tidak suka apalagi gadis itu bersanding dengan lelaki lain?


Baru saja tadi pagi gadis itu sembuh dari ketololannya semalam kali ini ia kembali membuat gadis itu cemberut.


Flashback on.

"Perasaan mas sama Nova gimana sekarang? Kayaknya dia masih cinta mas."

"Gak gimana-gimana."

Belinda melepaskan pelukan, "jadi?"

"Mas rasa, mas masih sayang sama Nova."

Mata Belinda melotot dan mendorong Satria keras, "ngomong sekali lagi?"


"Hehehe."

"Ngomong!" Ujar Belinda galak.


"Hehehe."


"Ketawa lagi! Minta disunat ya!" Pekik Belinda lalu menjambak rambutnya, itulah alasan mengapa Satria keramas pagi ini karena ia takut rambutnya akan rontok.


Jadinya Satria harus terus membujuk Belinda karena bercandanya yang kata gadisnya sama sekali tidak lucu.

Dan gadis itu baru sembuh saat berjanji akan mengajaknya liburan akhir pekan nanti.

Flashback off.


Satria menghela nafas karena tadi juga ia berhasil membujuk gadisnya ikut ke rumah dengan iming-iming akan bertemu dengan papa tampannya. Rugi banget punya papa tampan!


"Loh! Bebe!" Satria menghampiri Belinda yang sudah naik keatas boncengan motor Raja.


"Apa!" Ketus Belinda.


Satria kicep sementara Raja tertawa keras, "ikhlasin aja, gue bawa ke rumah dengan selamat kok!"


"Abang! Mas!" Panggil Yumna yang sudah ada diatas motor Vano. "Hayu pulang!"


Satria menaiki motornya dengan raut wajah masam, ia mengikuti motor Raja yabg membawa kekasihnya, semetara dibelakangnya Vano mengekor dengan Yumna.


Kenapa gue yang keliatan kayak jomblo?

°

Akhirnya mereka sampai dirumah besar keluarga Andrew, Belinda sesungguhnya masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Lihat saja hidup mereka begitu sempurna, kaya dan hangat. Karena kasih sayang melimpah ruah pada mereka semua, sesama saudara saling menyayangi.


"Ayo.." ajak Satria sambil mengulurkan tangannya, tapi Belinda hanya melirik lalu memutar bola matanya malas dan beranjak menuju Raja.


"Ayo bang!"


Satria menendang udara sementara Vano dan Yumna terkekeh dibelakangnya.



"Assalamualaikum, sore!" Ucap Raja saat memasuki rumah dan berjalan menuju ruang keluarga dengan tangan Belinda yang masih bertautan.


"Waalaikumsalam sayang." Jawab Kinan, "eh ada Abel."


Kinan berjalan menghampiri mereka, semua menyalami dan mencium punggung tangan Kinan termasuk Belinda, "seneng banget Tante Abel mau main kesini."


"Iya Tante." Jawab Belinda, hatinya begitu hangat mendapat sambutan saat pulang sekolah.


"Udah pada pulang?" Tanya Pio yang berjalan kearah mereka dengan kaos santainya, Belinda menatap papa tampan ia sampai tidak berkedip. Ini kali kedua ia bertemu, pertama saat pesta kedua saat ini dan saat memakai baju santai seperti ini papa tampan terasa semakin tampan.

"Kicep!" Satria meraup wajah Belinda.


"wah, Ada pacar mas Satria! Abel ya?" Tanya Pio.


"Iya papa tampan saya Abel tapi saya buka pacar dia, dia masih sayang mantan soalnya."


Vano, Yumna dan Raja yang sedang duduk disofa menahan tawa, jadi ini alasan drama pulang sekolah tadi.

"Gitu ya?" Tanya Pio

"Emang sih, mending jangan sama dia."


"Sama om boleh?" Tanya Belinda antusias.


"Bebe!" Peringat Satria dengan suara rendah.


"Wah walau kamu masih muda kamu kalah saing sama Tante, gak tau deh kalau kamu sama Abang Raja kayaknya cocok!" Goda Pio membuat Satria menghentakkan kaki dan berjalan meninggalkan mereka.


Semua terkekeh melihat Satria merajuk, Kinan hanya menggelengkan kepalanya, "ya udah mama siapin makan malam dulu ya."


"Belinda bantu ya Tante!" Belinda berjalan menuju Kinan dan mereka berdua menghilang diloring menuju dapur.


Tanpa Belinda ketahui dirinya telah ditatap lekat oleh Pio, jangan remehkan kemampuan Pio untuk menilai keperawanan seorang wanita dan sudah sepatutnya Pio percaya kepada anaknya, apalagi melihat sikap dan sifat gadis itu.


Tio memang tidak salah mendidik anak, walau tanpa kasih sayang.


°



Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang