Terbang
°
Belinda memejamkan mata, ia tidak salah dengar? Belinda menatap Satria marah kenapa? Kenapa Satria melepaskannya.
"Jadi Yaya pilih Amma kan?" Ulang Rahma karena Satria diam saja.
"Iya, Yaya pilih Amma." Ucap Satria sambil memandang Belinda dengan tatapan penyesalan.
"Enggak! Gue gak setuju. Mas jangan main-main!" Bentak Belinda mencoba melepaskan diri dari cekalan mama dan sahabatnya.
"Diem Lo! Mau gue lempar?" Sentak Rahma sambil melotot.
"Lempar gue! Gue gak akan pernah setuju mending gue mati!"
"Bebe!"
"Apa! Mas jahat banget sumpah! Mas sama gilanya sama mereka kamu mengikuti keinginan mereka."
Ayu mendorong Belinda sampai kaki gadis itu terangkat sebelah, "kamu lebih milih mati ya?" Tanya Ayu dengan senyum sinisnya.
"Enggak! Tante sama Rahma lepasin Bebe, aku akan ikuti keinginan kalian. Lepas!" Seru Satria panik.
Sialan! Sialan!
Mata Belinda menatap Satria sudah buram air matanya menumpuk, kepalanya semakin terasa pusing, hatinya apalagi. Lagi, ia akan ditinggal sendirian.
Satria tidak memilihnya dan itu menyakitkan bagi Belinda.Saat ini Belinda merasa semua manusia jahat padanya, Belinda memandang Satria untuk yang terakhir kalinya.
"Oke, kalau itu yang Mas mau." Amma dan Ayu saling pandang.
"Kamu jangan bohong ya Satria?" Ayu memastikan sebelum melepaskan Belinda.
"Engga Tan, ayo lepasin Belinda."
Kali ini Belinda menunduk, dadanya begitu sesak.
Amma dan Ayu saling pandang dan melepaskan Belinda.
"Sayang sekali tapi bukan ini yang Belinda mau. Lebih baik gue yang pergi. Satria." Belinda tersenyum miris dia berjalan mundur lalu menghempaskan tubuhnya seketika ia merasa terbang.
Biarlah, memang selama ini ia tidak pernah diizinkan bahagia, jika Satria pergi meninggalkannya. Lalu pada siapa lagi dirinya bergantung? Biarlah biar dia yang pergi.
Selamat tinggal mas Satria, aku sayang banget sama mas.
"Belinda!" Jerit semuanya termasuk Rahma dan Ayu. Mereka melihat ke bawah dan melihat keramaian dibawah sana ada cairan berwarna merah yang mengalir dan terdapat banyak orang disana. Walau terlihat kecil karena Meraka ada diatap dilantai lima belas.
Satria sendiri masih memandang kosong tempat dimana Belinda tadi berdiri sementara Ardian menghampiri Rahma dan Ayu.
"Ardi.." cicit Rahma takut. Sementara Ayu merasa sebelah hatinya tiba-tiba kosong dan mati, ia merasakan denyutan nyeri dihatinya.
Satria berbalik lalu berlari, disudut matanya keluar cairan bening yang mati-matian ia tahan.
Apa yang ia lakukan tadi? Berdiri seperti orang bodoh dan memilih melepaskan Belinda tapi kini malah Belinda yang memutuskan pergi.
Mas sayang banget sama Bebe. Maaafin mas sayang, maaf! Jangan tinggalin mas.
Lalu apakah seseorang yang terjatuh dari lantai lima belas masih bisa selamat? Ya Satria tau bahwa keinginannya sia-sia.
-Selesai untuk Satria-
Tolong jangan hapus cerita ini ya? Karena akan ada cerita Raja yang masih akan melanjutkan cerita ini.
Semoga kalian suka sama akhir cerita ini. Aku sempet buntu karena jarang yang komen. Aku tuh paling semangat kalau ada yang komen.
Selamat berpuasa!!! 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.