Perangkap
°
Malam Minggu seperti ini seharusnya Belinda dan Satria gunakan untuk bersantai dan menghabiskan waktu berdua.
Tapi kedatangan Raja yang Yumna membuat Belinda begitu senang sedang Satria begitu kesal.
Ganggu aja punya sodara!
"Mau jadi ipar yang berbakti gak Bel?" Tanya Raja saat mereka berdua ada didapur.
Belinda menaruh gelas lalu memasukan susu kedalamnya, "apa?"
"Besok pagi ajak Shira ketemuan ya?"
Dan Belinda hanya memutar bola mata malas, "MALES!"
°
Shira menatap ragu pintu kayu dihadapannya, hanya ada empat pintu lantai ini, Shira melirik jamnya masih pukul tujuh pagi.
Ya sudah, sudah nanggung juga. Lagian kasian kalau Belinda menunggu terlalu lama. Katanya anak itu minta diantar ke pasar karena Satria tidak mau mengantarnya.
Shira mengetuk pintu itu, lalu munculah sosok Raja membuka pintu. Raja nyengir saat Shira memandangnya kesal.
"Masuk Ra."
Shira melangkah masuk lalu Raja menutup pintu begitu saja, gadis itu membuka sneaker nya dan menyimpan di rak sepatu, ia berjalan menuju ruang tengah dan telinga Shira menajam lalu ia yakin tidak ada Belinda atau Satria disini membuat gadis itu membanting tas Selempang nya pada sofa lalu duduk disana.
Raja ikut duduk di sofa single samping kanan Shira membuat Shira menatap dirinya dengan aura permusuhan.
"Hehehe Lo bener, gue yang minta ketemu." Jujur Raja sambil mengusap tengkuknya.
Shira diam, merapatkan bibir lalu memejamkan matanya, ah bodohnya dia! Harusnya dia tau sebucin apa Satria, pastinya tidak akan membiarkan Belinda pergi-pergian sendiri apalagi ke tempat seperti itu.
Pasar ya? Kayaknya gak mungkin juga mereka belanja kesana.
"Maaf ya Ra, gue cuma pengen ngobrol sama Lo."
Shira mengangguk mengambil jedai ditali selempangnya, lalu memakainya dan Raja seketika terpana ah sial! Hanya melihat leher jenjang Shira saja membuat dirinya tidak fokus.
Bukankah Calista pernah melakukan hal yang sama? Tapi tetap saja berbeda.
"Boleh minta minum?" Tanya Shira.
"Biar gue ambilin." Raja bergegas menuju dapur dan mengambil air mineral botol dan Thai tea botolan. Membuka tutupnya dan menyimpan dihadapan Shira. "Pilih aja."
"Makasih." Pilihan Shira jatuh pada air mineral saja.
"Gimana kabar Tante Ra?"
Gerakan minum Shira berhenti, ia masih menahan botol diujung bibirnya, tapi matanya menatap araja lekat.
Tiba-tiba Shira tersenyum, "mama udah gak ngerasain sakit lagi."
Raja tersenyum lebar, "serius Ra? Gue penge ketemu."
Shira memejamkan mata. Ajak Raja bertemu Mama ya Ra.
Tiba-tiba keinginan ibunya terngiang-ngiang, membuat Shira kembali tersenyum, "boleh, mau sekarang?"
"Boleh? Sekarang?"
Shira mengangguk antusias, "tapi nyokap di Bogor, ga apa-apa?"
"Gak masalah, tapi gue naik motor gak apa-apa?"
"Yuk?" Shira langsung bangkit dan mengambil tas selempang dan menggantungkannya.
Raja menyambar jaket yang tersampir dilengan sofa dan memberikannya pada Shira, "pakai ini Ra, biar gue pinjem jaket Mas dan ambil helm Abel dulu."
Belinda merimanya membuka cardigannya dan melipat dengan rapi lalu menyimpan dilengan sofa, Shira memakai jaket Raja bertepatan dengan datangnya Raja membawa satu buah helm Bogo.
"Yuk?"
Mereka berjalan beriringan, keluar menuju apartemen. Sesungguhnya keputusan mereka berdua untuk pergi bersama hari ini adalah kesalahan besar.
°
Aku baru update karena lagi engga enak badan, tapi ngerasa kangen sama dikembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Genç KurguKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.