Satria 54

1K 64 5
                                    

Sebentar lagi ending, baca sambil putar lagu diatas enak juga.

°

Pertaruhan

°

Belinda menatap perih pada Ayu yang berdiri disamping Rahma, merangkul gadis itu lalu mengusap pundaknya.

"Gak salah kan saya bilang kalau nyesel pernah lahirin anak seperti kamu? Anak egois!"

Belinda mengepalkan tangannya, "saya gak peduli." Balas Belinda.

"Lihat kan? Bahkan pada wanita yang melahirkan kamu saja kamu berlaku seperti ini."

Belinda mundur selangkah, ia menjadi gamang. Berdosa kan ia nanti?

Ayu maju lalu menarik rambut Belinda, "lepaskan Satria sekarang!"

Belinda menarik rambutnya, perih terasa disekitaran kepalanya, perih dihatinya juga membuat Belinda menangis.

Belinda tahu sampai kapanpun ia akan kalah, ia kalah karena tidak akan pernah bisa mendapat prioritas dari Ayu, ayu tidak pernah akan memandangnya.

°

Raka menatap Satria yang duduk dengan gelisah, tangannya menggenggam ponsel Belinda yang tertinggal.

"Cari aja Sat, gue gak apa-apa. Udah setengah jam ini."

Satria menatap Raka, tak tega meninggalkan Raka sendirian.

"Cari cewek gue sekarang."

"Atap rumah sakit Mas."

"Atap?"

"Iya bersama gadis bernama Rahma.

Tanpa menunggu waktu Satria langsung berlari meinggalkan ruang rawat Raka.

°

"Lepas Sak..kit!" Rintih Belinda.

"Kamu harus diberi pelajaran. Kenapa kamu selalu menyusahkan saya hah!"

"Saya tidak menyusahkan anda! Dari kecil saya hidup dengan papa!"

"Sialan!" Ayu membanting kepala Belinda Kedinding membuat gadis itu berteriak karena kepalanya terasa pusing. "Jangan bela lelaki tolol itu bodoh!!!"

"Awwwwhhh sakit!" Teriak Belinda saat kedua kalinya Ayu membenturkan kepala Belinda Kedinding pembatas.

Ayu tidak menyadari sejak ia masuk ada sebuah drone dengan penyadap suara berkeliaran disekitar atap.

Rahma hanya menatap Belinda tidak berniat membantu gadis itu, justru ia terkekeh melihat nasib gadis itu.

"Kamu sama pria itu sama saja, dia brengsek kalian merebut masa muda saya sialan!" Murka Ayu.

"Mama!" Ardian datang dan langsung membulatkan mata melihat kondisi Belinda, "ma lepas ma, jangan kayak gitu.

"Diam disitu Ardian! Ini juga gara-gara kamu, kalau kamu tidak bawa gadis ini kehadapan saya, saya tidak akan begini. Kurang apa saya sama kamu sampai kamu bawa dia kehadapan saya! Tega kamu hah!"

"Mama.." cicit Ardian.

"Kenapa kalian siksa saya seperti ini, butuh bertahun-tahun saya bisa kembali merasa bahagia dan kini semuanya hancur begitu saja karena kalian. Karena kembali melihat anak ini."

Ardian menatap Belinda yang pucat, mamanya mwnarik rambut Belinda keras lalu mengguncang tubuhnya, "mama tolong lepasin Belinda dulu."

"Enggak!"

"Bebe.." Satria baru saja tiba dengan keringat bercucuran dan nafas yang terengah-engah.

Rahma yang melihat kedatangan Satria segera merebut Belinda dan mendorong gadis itu kepembatas gedung yang hanya setinggi perut.

"Jangan mendekat Yaya! Atau aku dorong dia kebawah!" Jerit Rahma panik.

Satria membeku, "Amma jangan!"

"Rahma lepas!" Sentak Ardian membuat Rahma menatap tidak percaya.

"Lo minta gue lepasin dia?"

"Lepas Amma jangan Gila!" Bentak Satria membuat Ardian menoleh.

"Semua ini gara-gara elo brengsek!" Umpat Ardian memandang benci pada Satria.

"Gue?"

"Lo tau alasan kenapa gue benci Lo? Pertama karena Lo udah rebut sahabat gue. Raka selalu siap bela Lo padahal gue yang sahabatan lama sama dia!

Dan apa Lo tau Raka suka sama Nova dan elo dengan sok polosnya malah jadian sama cewek itu, itu alasan gue ngerebut Nova dan nyebarin aib Lo. Biar Lo tau rasanya sakit hati.

Gue gak pernah punya rasa sama Nova. Yang gue mau cuma Raka benci Lo dan Lo ngerasain sakit hati kehilangan orang yang Lo sayang.

Gue benci banget sama Lo juga sama cewek itu, Belinda. Karena selain gue pengen Lo sakit hati gue tau sepupu tersayang gue suka sama lo dan gue misahin Lo sama Nova supaya elo bisa menatap Rahma, sayang gue keburu pergi pertukaran pelajar dan cewek itu malah ada disamping Lo."

"Jadi Satria, kamu sekarang pilih tinggalkan gadis ini atau dia saya dorong kebawah." Ayu memegang tangan Belinda yang satunya lagi.

Langit sudah mulai menggelap, lampu-lampu sudah mulai terang benderang dan matahari sudah tertutup oleh kekuasaan malam.

Dilain tempat..

"Mas Noval, bagaimana?" Seri seseorang diujung telepon dengan panik.

"Tahan, biarkan Satria bertanggungjawab atas pilihannya."

Noval masih mengamati tablet dengan earphone yang menyumpal ditelinganya.

"Jawab Satria!" Bentak Ayu.

"Dorong saya sekarang!" Bentak Belinda, ia memandang Satria yang begitu terkejut dengan pertanyaan Ayu.

"Belinda!" Seru Ardian tidak setuju.

"Mas! Sampai kapanpun aku gak pernah mau kamu tinggal, aku gak pernah rela apalagi kamu sama cewek kayak Rahma."

"Maksud Lo apa hah!" Rahma mendorong Belinda, demi tuhan Belinda sudah merasakan kepala dan punggungnya berada lebih dari pembatas gedung.

"Lepas Rahma! Lepasin cewek gue" putus Satria akhirnya, sudut matanya berair dan Satria sendiri tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya, sakit.

Rahma menoleh lalu tersenyum manis, "jadi Yaya pilih Amma?"

°

Raja SatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang