Lagi-Lagi Patah
°
"Ini minumnya." Noval memundurkan kepala saat melihat segelas air putih didepan wajahnya. Ia menatap Satria gemas.
Adek gue goblok juga.
"Gue gak mau ini, mau yang lain. Kayaknya Lo harus dikasih tau dulu apa yang gue mau!" Noval mengambil air dan menjewer telinga Satria. Membuat tiga orang yang sedang mengobrol menatap mereka sambil terkekeh.
"Mas! Lo bego juga ternyata!" Ucap Noval sambil berjalan beriringan.
"Bisa lepas dulu kak!"
Noval melepas jewerannya dan meminta maaf.
"Maksud gue Lo susul cewek Lo, dia--" Noval menghentikan ucapan saat melihat Ayu berjalan ketempat Belinda tadi berjalan. "Kita dengerin dulu mas." Bisik Noval saat mereka telah mendengar suara Ayu menyapa Belinda.
°
Belinda menoleh dan melihat Ayu berdiri disana sambil melipat tangannya, mendadak Belinda mengigil ketakutan. Dulu sekali ia ingin bertemu mamanya tapi kali ini ia tidak ingin bertemu.
Belinda takut.
"Kamu ngapain disini?"
Belinda memejamkan mata, suara Ayu terdengar menyakitkan.
"Mau jadi bagian keluarga Andrew? Pinter banget kamu pilih mangsa? Siapa yang ngajarin kamu? Laki-laki miskin sialan itu? Iya?"
Belinda hanya diam memandang mamanya dengan tatapan terluka.
"Dulu kakek kamu menyuruh papa kamu menikahi saya, sekarang kamu mendekati kekurga Andrew. Memang ya fikiran kalian cuma ada harta!"
Ayu maju selangkah lalu mencengkram dagu Belinda, "Kami gak cocok dengan Satria, Rahma yang cocok."
Nafas Belinda tercekat, jangan tanya sakit yang Belinda rasakan.
"Mama..." Cicit Belinda.
"Kamu gak pantas panggil saya mama." Ayu menghempaskan wajah Belinda kasar.
Belinda mulai terisak.
"Bahkan kamu gak pantas bernafas di dunia ini."
Belinda sudah menunduk dalam. Hatinya tersayat-sayat ingin rasanya ia berteriak dan memanggil Satria.
"Apa saya sudah bilang, kalau kamu gak pantes ada didunia ini? Gak ada yang mengharapkan kehadiran kamu."
"Tante salah!" Satria berjalan melewati Ayu lalu merangkul Belinda yang terus menunduk.
"Satria.." sapa Ayu sambil tersenyum ramah. "It.. itu.."
"Jagan coba-coba Tante sakitin Belinda, karena kalau itu kejadian Tante akan berurusan sama aku." Satria menuntun Belinda pergi.
Sampai mereka bertemu dengan Noval dekat pintu, "Bawa pergi Mas." Titah Noval yang diangguki Satria.
Ayu salah tingkah apalagi saat melihat Noval menatap kearahnya. Noval maju lalu berdiri didepan Ayu.
"Tante, aku cuma mau kasih tau. Siapapun yang nyakitin adik aku, sama aja dengan dia berurusan dengan aku. Ini peringatan keras untuk Tante." Ayu semakin diam dalam hati ia mengumpati Belinda.
"Lagi apa disitu sayang?" Tanya Kinan dari pintu penghubung.
"Ini ma, tadi Tante ayu nanya ini bunga siapa yang nanam, aku jawab punya mama. Terus aku kasih tau Tante Ayu walau bunga indah dan lemah tapi harus hati-hati karena disekitarnya berduri."
Dan Kinan tidak sebodoh itu untuk mengartikan ucapan Noval dan Ayu juga dapat mencerna dengan baik apa maksud pemuda itu.
Belinda sialan!
°
Mata Rahma terus menerus mencari keberadaan Satria namun om nya lebih cepat bergerak, "Satria mana?"
"Jalan sama calonnya." Jawab Noval.
"Malem Minggu ya sekarang." Kekeh Coki, Noval melirik Ayu yang mencengkram sendok erat dan wajah Rahma yang langsung murung.
"Rahma kenal banget sama Belinda?"
Rahma menatap Kinan, inilah saatnya!
"Engga Tante, dia kan Nakal."
"Nakal?" Tanya Yumna tertarik.
"Iya, jadi alasan dia pindah sekolah itu karena dia kepergok main ke club sapai mabuk."
"Oh ya?" Tanya Pio sambil mengelap bibirnya dengan tisue.
"Iya om, makanya Amma kaget banget waktu lihat Satria sama dia."
"Di club mana emang?" Tanya Noval.
"XYZ kak, kakak tau kan itu tempat hitz banget buat anak muda yang salah pergaulan."
Mereka semua mengangguk mendengar perkataan Rahma.
Pio menatap Rahma yang kali ini tersenyum tipis dan Ayu yang sepertinya senang sekali. Sementara Kinan sama sekali tidak percaya.
°
Akhirnya tamu mereka pulang, lain kali Coki berjanji akan mengajak Ardian, karena hari ini Ardian tidak bisa ikut karena sudah ada acara lain.
Setelah melihat mobil Coki keluar gerbang, Yumna dirangkul Raja masuk kerumah dan Kinan mengekor dibelakangnya, saat Noval akan melangkah panggilan Pio menghentikan langkahnya.
"Kakak tau apa yang harus kakak lakukan tentang pembahasan diruang makan tadi,"
"Iya pa."
"Perlu waktu berapa lama?"
"Satu jam pa."
"Setengah jam lagi papa tunggu kamu diruangan papa." Pio menepuk pundak Noval sambil tersenyum lalu memasuki rumah.
Sementara Noval langsung mengambil ponsel dan menelpon seseorang.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.