Mirip
°
Raja baru saja turun dari mobilnya, hari ini ia harus mengantarkan Yumna ke sekolah karena Vano sedang sibuk dan Noval masih dalam perjalanan dinas bersama Pio dan Kinan. Jangan tanyakan budak cinta bernama Satria, lelaki itu sibuk dengan seseorang yang memanggilnya dengan sebutan Yaya.
"Mas!" Raja memutar bola mata malas mendengar panggilan Calista.
"Udah berapa kali aku bilang, jangan panggil mas. Aku ngerasa kamu kayak suka sama Satria tau gak." Ucap Raja sewot.
"Utukkkkk utuuukkkkk Abang jangan marah dong." Calista tersenyum membuat Raja memalingkan wajah, ia senang sekaligus membenci senyuman itu.
"Kenapa sih manggil kayak gitu Mulu?"
"Romantis aja dengernya, apalagi aku manggil kakakku juga mas karena ayah aku orang Jawa."
"Jadi kamu anggap aku kakak?" Raja mengangguk-anggukan kepalanya.
"Eh gak gitu mas, enggak!"
Raja terkekeh lalu mereka berdua diam sampai mereka berpisah dipersimpangan jalan karena Fakultas mereka berbeda.
°
Raja sedang duduk dibawah pohon rindang dengan Raka dan Juan, entah kebetulan atau apa mereka mengambil jurusan yang sama, juga berkuliah ditempat sama. Sialnya lagi mereka satu kelas.
Berbeda dengan Raja, Satria memilih jurusan yang berbeda. Namun ia sering nyasar kesini, ke Fakultas Raja dan teman-temannya berada.
"Nanti kita ke makam ya? Udah lama gak kesana." Ajak Juan.
Raka mengangguk, "gue ajak Nova deh. Calista ikut gak ja?"
"Belum tau nanti gue ajak."
"Ja, Calista itu cantik jangan Lo anggurin gitu lah."
"Lo mau nikung ceritanya, Ju?"
"Yang bener aja! Dedek gemes Elma mau gue kemanain."
Raja mendengus mendengar jawaban Juan, entah mengapa cowok seperti Juan menyukai gadis tomboi seperti Elma.
"Gue jemput Nova dulu dah, nanti Lo ke kontrakan aja." Raka bangkit sambil mencangklok tasnya dan berjalan tergesa menuju motornya.
"Lo gak jemput dedek gemes?"
"Gak, lagi ngambek dia."
"Tumben?"
"Gue kemaren kan bonceng Calista, dia kira gue lagi pdkt sama cewek lain. Padahal gue mau ke tempat Lo."
"Lah dia tau dari mana?"
"Dia bawa motor dan katanya liat gue dilampu merah." Juan bangkit mengambil tas selempang dan memakainya. "Gue beli rokok dulu, Lo mau disini atau mau ikut?"
"Mager gue, nitip rokok deh sebungkus." Raja memberikan uang lima puluh ribuan yang diterima Juan dan pergi begitu saja.
Raja mengeluarkan rokok yang tinggal sebatang dan pemantiknya, ia menghisap rokok dan menghembuskan ya ke udara. Sudah tau kan kalau Raja itu lebih bengal dari Satria?
Tiba-tiba saja raja tersedak saat melihat seorang gadis dikucir kuda berlarian menuju gedung dekanat fakultasnya, jantung Raja berpacu cepat, ia tidak mungkin salah lihat. Raja sudah mengambil tas namun gerakannya terhenti saat ada yang memanggilnya.
"Raja."
Raja menoleh lalu melihat Calista disana, berada dalam boncengan seorang wanita berhijab. Raja diam menunggu gadis itu turun dari motor dan membawakan satu cup minuman.
"Es kopi buat kamu." Calista menyidorkan bungkusan yang ia bawa dan diterima oleh Raja.
"Gak ada kelas?"
Calisma melihat jam dipergelangan tangannya, "dua puluh menit lagi. Ya udah aku pergi dulu ya."
Raja mengangguk lalu tersenyum megantar kepergian Calista menuju gedung fakultasnya yang berboncengan dengan temannya.
Pandangan Raja turun pada minuman dingin yang ia pegang. Maafin gue Cal!
Raja menyimpan minuman yang ia pegang dilantai, lalu mengambil ponselnya.
"Halo.."
"Mas, gue mau--"
"Yaya! Siapa sih ganggu aja!"
Raja hanya memutar bola mata malas mendengar rengekan gadis itu yang terdengar sampai ketelinganya.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.