Ketahuan
°
Satria menyambar jaket dan kunci motor lalu meninggalkan apartemennya begitu saja, ia harus memastikan sesuatu. Ia sungguh tidak percaya bila Raka melakukan hal itu padanya.
Raka bukan Ardian, Raka tidak mungkin menikungnya.
°
Sejak pulang sekolah sampai matahari tenggelam, Belinda terus menerus menangis. Membayangkan senyum Satria dan tepukan lembut dipuncak kepalanya setelah ia mengatakan hal jahat pada lelaki itu membuat Belinda diliputi rasa bersalah.
Respon Satria sungguh diluar dugaan, awalnya Belinda kira Satria akan marah dan mereka akan berdebat hebat tapi lelaki itu justru tersenyum dan mengucapkan terima kasih, ditambah tepukan dipuncak kepalanya.
"Maafin Mas, maafin aku." Suara Belinda teredam oleh tangisnya sendiri.
Tiba-tiba pintu rumah Belinda diketuk dan Belinda bergegas membuka pintu.
"Ra.. Raka?"
Mata Belinda menatap sekeliling, mungkin kah Satria berada disini?
"Gue sendirian Bel."
Belinda menunduk, "dirumah gue gak ada orang."
"Gue tau, lagian kalau gue masuk terus Satria tau, bisa habis dicincang gue sama dia." Raka terkekeh sumbang.
"Ada apa?"
"Gue denger semua Bel, gue denger waktu Ardian minta Lo putusin Satria dan gue engga nyangka elo beneran lakuin ini."
Belinda terkesiap, "Mas tau?"
Raka menggeleng, "Mas Lo itu gak tau apa-apa, yang ia tau pacar kesayangannya cuma mainin dia selama ini. Bel... Satria bener-bener sayang sama Lo, tolong fikirin lagi keputusan Lo."
"Gue juga mau ketemu mama Ka."
"Lo bisa ketemu mama Lo tanpa mengorbankan perasaan siapapun Bel."
"Ka.."
"Tolong fikirin lagi."
"Mas pasti udah benci banget sama gue sekarang."
"Dia cinta sama elo Bel!"
Belinda menunduk, ia kembali menangis, membuat Raka tergerak untuk menarik Belinda kedalam dekapannya, "gue udah anggap Lo sodara gue sendiri Bel, sebisa mungkin gue bakalan bantuin Lo."
Ya.. Raka berniat membantu Belinda dan Satria tapi seseorang telah memotret mereka dengan senyum culas.
°
Satria menatap pada halaman rumah Belinda, kosong. Mungkin kalau saat ini kondisinya seperti kemarin-kemarin Satria akan segera masuk, tapi kali ini tidak mungkin. Sebab selama ini Belinda hanya mempermainkan.
Walau salah satu sudut lain hati Satria tidak sepenuhnya percaya, Satria menatap balkon kamar Belinda, ia bisa melihat siluet seorang gadis yang begitu ia kenali. Ingatkan Satria nanti untuk mengganti gorden kamar Belinda dengan bahan yang lebih tebal.
Satria memutar kunci motor lalu memakai helm, ia butuh pelarian.
Setelah sampai di tempat pelariannya, Satria mengerutkan kening karena melihat cahaya terang dari dalam sana, ia yakin Raka disana dan Satria akan meminta kejelasan pada sahabatnya itu.
Namun Satria harus menahan nafas saat ia tiba diparkiran, ia melihat motor yang tidak asing diingatkannya, membuat lelaki itu mengepalkan tangannya.
°
Raka melotot saat melihat motor Juan dkk terparkir diparkiran hutan yang biasa mereka gunakan untuk memuaskan hobi mereka.
Raka berjalan cepat menuju saung dan melihat Juan dkk sedang duduk sambil menyesap rokoknya.
"Eh Ka!" Panggil Juan.
"Lo goblok! Kalau Satria tau gimana?" Umpat Raka sambil menggebrak meja.
"Kayaknya Satria gak akan kesini deh Ka, Lo udah ketemu dia?"
Raka menggeleng, "Yumna bilang dia lagi di apart. Tapi gue udah ketemu Belinda."
"Terus gimana?" Raka mengacak rambutnya frustrasi, disatu sisi ia takut tiba-tiba Satria hadir tapi ia juga perlu bercerita.
"Mending kalian semua cabut, kita cari tempat lain deh, dari pada disini nanti tiba-tiba Satria nongol terus tau gimana?"
Mereka diam tapi bangkit juga.
"Lo gimana sih Ju! Kan gue udah bilang kalau mau main tinggi instruksi gue, kalau aman Lo baru kesini. Gue gak enak sama Satria kalau dia tau kita masih sering ngumpul dibelakang dia."
"Gak usah panik Ka, gue udah tau sekarang."
Mereka berbalik dan menatap Satria yang barusan berbicara, Raka dan Juan terkesiap melihat manik mata Satria, walau tersamarkan oleh lampu yang tidak terlalu terang mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana sorot kekecewaan dari mata Satria.
"Siapa lagi yang bisa gue percayai disini?" Tanya Satria sambil terkekeh, lalu lelaki itu berbalik dan pergi meninggalkan Sahabatnya.
Dalam satu hari Satria mendapatkan kenyataan pahit bahwa orang yang ia sayangi lagi-lagi mengkhianatinya.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.