Tidak Cinta
°
Calista tersenyum pahit saat melihat status WhatsApp Nova setengah jam lalu, ia melihat Raka dan teman-temannya berkumpul disana. Juan dengan seorang gadis berseragam SMA, Satria sudah jelas bersama dengan istrinya dan Raja seorang disana. Apakah pria itu tidak bisa menatap kearahnya sekali saja?
Tok..
Tok..
Calista mengusap air matanya lalu berdiri dan membuka pintu kamar kos nya, gadis itu terdiam saat melihat Raja berdiri disana.
"Raja." Tanya Calista tak percaya, suaranya serak habis menangis.
"Kenapa?"
"Ngantuk."
"Ada ya orang ngantuk sambil nangis?"
Calista tersenyum tipis lalu membuka kamar kosnya lebar-lebar. "Masuk, Ja."
Raja masuk lalu duduk dilantai karena kasur Calista penuh dengan buku Novel.
"Baru beli?"
Calista menggeleng, "pinjam sama Airin."
Raja mengangguk mengambil novel itu satu-satu lalu mengumpulkannya, menyimpan dimeja belajar lalu berbaring di kasur lantai itu.
"Capek." Keluh Raja sambil menutup mata dengan punggung tangan.
"Ya udah tidur sini."
"Pijitin." Rengek Raja manja, membuat Calista terkekeh dan duduk disamping Raja, memijit kepala Raja ringan, Raja mengeluarkan ponsel dan menyimpan dimeja samping kasur membuat Calista melirik dan tersenyum tipis.
Tidak ada gambar dirinya di wallpaper ponsel Raja, sejak ia mengenali Raja wallpaper pria itu tidak pernah berubah masih foto dirinya bersama anak-anak OSIS kesayangannya.
°
Raja membuka matanya setelah beberapa saat tertidur rasa lelahnya berkurang banyak, ia bergerak dan duduk menyandar pada tembok ia mengamati sekitar dan tidak menemukan Calista. Kamar ini hanya berukuran lima kali lima meter dengan kamar mandi disudut sebelah kanan.
Pintu kamar tertutup sedangkan jendela terbuka lebar,
"Cal!" Panggil Raja.
Hening, berarti memang Calista tidak ada. Paling gadis itu ke kamar Airin.
Raja memutuskan untuk ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, saat Raja keluar kamar mandi ia melihat sosok Calista duduk sambil membuka bungkusan bakso yang wanginya menggugah selera.
"Kok gak ngajakin?"
"Kamu pules banget, ya udah aku pergi sama Airin."
"Beli dimana?"
"Bakso mas Ndut." Bakso mas Ndut berada dibelakang kosan Calista, harga kaki lima rasa bintang lima.
Mereka duduk dan melahap bakso bersama, tidak mengobrol seperti biasa, mereka jarang sekali bercakap-cakap atau bercerita lebih tepatnya Raja yang jarang bicara biasanya Calista lah bercerita ini dan itu sedang Raja memiliki tugas menjadi pendengar yang baik.
"Ja, akhir Minggu ini aku mau pulang ke rumah."
"Oh, oke."
"Mau ikut?"
"Aku anter kamu aja ke travel ya, aku keburu janji mau anterin istri Satria. Atau aku suruh supir aku anterin kamu aja gimana?"
Calista tersenyum lalu meminum air putih, membasahi kerongkongannya yang mendadak kering. Lihat saja? Bahkan Raja lebih memilih orang lain dibandingkan kekasihnya sendiri.
"Aku bercanda kok ajak kamu, lagian Minggu ini Airin mau ke rumah aku, ketemu mas Ikbal katanya."
"Masih aja Airin suka mas Ikbal, padahal mas Ikbal udah tunangan." Kekeh Raja.
Calista memandang pahatan wajah Raja yang tercetak sempurna, Raja begitu sempurna baik berupa fisik juga hidupnya, berbanding terbalik dengan dirinya yang biasa-biasa saja.
Sudah berulang kali Calista bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana sesungguhnya perasaan Raja padanya? Mengapa Raja menerima pernyataan cintanya kalau sikap Raja menunjukan sikap seperti orang yang tidak cinta.
°
Satria berdiri disebuah makam dengan bunga-bunga indah bertaburan diatasnya, ia benar-benar sedih tidak pernah menyangka drama seperti ini bisa terjadi.
"Bebe..." Panggilnya lirih sambil menatap lurus pada nisan yang sering sekali ia datangi.
Satria mengusap sudut matanya, rasa bersalah selalu menghantui dirinya.
"Ini bukan salah kamu kok, itu kan udah keputusan dia, jangan sedih terus kan aku udah disini sama kamu."
Satria menoleh pada istrinya, lalu mereka berpegangan tangan. Sungguh kata-kata istrinya terdengar jahat tapi Satria begitu menyayangi istrinya ini.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Satria
Teen FictionKisah tentang anak kembar. Langsung baca aja biar gak penasaran.