Selanjutnya, keindahan cerita ini bermula tak kala hari-hari yang begitu indah mulai menapaki kehidupan kota metropolitan yang begitu sangat tak bisa di acuhkannya dari peta gemerlap hamparan dunia. Cahaya sang surya yang telah menyinari gedung-gedung pencakar langit mematikan ribuan lentera kecil tak kala tanah masih memiliki bayangan hitam.
Bukan hanya itu pula, tak jarang di berbagai pelosok kota di seluruh penjuru bumi selalu mewajibkan adanya bangunan yang menjulang tinggi tuk menginisialkan itulah sejengkal tanah yang di sebut sebagai kota madya. Dan sedemikian itu pula menimbulkan dampak kehidupan yang begitu berbeda dengan kehidupan pedesaan. Peradaban yang menurut mereka lebih maju, teknologi yang lebih mumpuni, pergerakan perekonomian yang melesat bak anah panah dan masih banyak hal lagi yang membuatnya meninggalkan daerah pedesaan jauh darinya.
Tapi, kehidupan perkotaan yang begitu mewah itu memiliki tumbal yang begitu amat sangat mahal. Gemerlap dunia telah mulai mengerogoti akhlak mereka sedikit demi sedikit, mengikis rasa yang telah di tanamkan susah payah oleh sang guru agama tak kala mereka masih belum mengerti arti dari hidup mereka. Saat mereka masih mengerti bahwa dunia itu sangatlah indah dan hanya akan mampu mereka genggam seutuhnya. Akibatnya saat umur mereka bertambah, banyak membuat anak-anak muda di dalamnya berkembang menjadi tidak punya aturan dan selalu memenangkan rasa egoisme yang telah mencokol erat di kehidupan mereka.
Menurut para ahli, banyak factor yang membuat keadaan anak di daerah perkotaan menjadi liar dan terasa terasingkan di lingkungannya sendiri, kehangatan dan keharmonisan keluarga yang terbelenggu dengan gemerlap dunia. Seolah-olah ia menjadi manusia yang telah di buang dalam lingkungan yang tak pernah harapkan. Dimana ia tak pernah bahkan kurang mendapatkan jatah kasih sayang dari kedua orang tuanya. Akhirnya, ia hanya mendapatkan pendidikan dan pembentukan karakter melalui lingkungan luar rumah yang begitu membahayakan. Karena mereka yang masih hijau ini pun menerima segala cekokan idiologi dan karakter yang menurut mereka menarik, anehnya yang menarik menurut mereka itu biasanya adalah hal-hal yang bersifat negatif.
Mungkin kejadian seperti itu tak pernah di harapkan setiap orang tua yang tengah bekerja keras, yang sejatinya untuk mensejahterakan hidup dan keturunan mereka. Namun, niat tulus itu harus mereka bayar dengan begitu mahalnya. Waktu berkumpul bersama keluaga yang begitu berharga, harus rela mereka korbankan untuk menumpuk pundi-pundi harta mereka. Ditambah pula dengan pemenuhan segala keinginan anak yang menurut mereka menjadi kunci kebahagiaan si anak. Mereka tengah lupa bahwa pendidikan dalam mengontrol pemberian bagi anak itu juga hal yang penting untuk membentuk karakter si anah. Bahkan, mereka lupa untuk mengecek ulang uang pemberian mereka dihabiskan untuk apa. Bahkan tak jarang, diantara anak-anak mereka ada yang sengaja membohongi kedua orang tuanya agar bisa memuaskan diri mereka. Terutama dengan membelikan berbagai narkotika dan minuman keras yang bisa memuaskan mereka dalam sekejap mata, tapi akan merugikan mereka dalam sekejap umur mereka. Mereka hanya berfokus pada tugas mereka sebagai orang tua, yaitu memberi anak mereka kekayaan harta. Namun di antara itu semua kerupekan hidup kota madya, terseliplah seorang wanita cantik yang masih kuat menjaga etika dan moralnya dalam mengarungi samudra pergaulan yang begitu menyeramkan.
Dia adalah gadis rupawan yang sedang mengalami masa puber yang tidak biasa bagi anak di usianya, karena suatu hal yang telah ia pilih. Keputusan yang membuatnya harus menyibukkan diri untuk selalu merawat seseorang yang telah bersemayam dengan tenang di dalam hatinya. Seseorang yang telah berhasil merengkuh hati kecilnya tuk menyandarkan dirinya dalam ikatan kasih sayang. Kejadian tragis yang telah menimpa pujaan hatinya, membuatnya harus merelakan waktu istirahatnya untuk memberikan limpahan kasih sayang pada panageran hatinya yang masih terlelap panjang.
"Dok gimana keadaannya?"
Tangannya yang telah terampil pun mulai mengecek keadaan seseorang yang telah di percayakan kepadanya tuk menunjukkan totalitas yang telah ia junjung tinggi dalam kode etiknya sebagai seorang dokter. "Alhamdulillah sudah lebih baik." Jawabnya setelah memeriksa seorang pasien yang tengah tertidur di ranjang ruang inap. Di hadapannya ada seorang wanita yang berbeda dengan penunggu pasien yang berbeda dengan biasanya. Wanita yang memakai pakaian muslimah berwarna putih terang berbalut jilbab biru yang begitu serasi, mendukung parasnya yang ayu.
Di tambah pula, ia yang begitu setia merawat kekasihnya yang tengah dalam keadaan koma singkat dikarenakan syok berat yang ia dapatkan. Hentakan kuat yang ada dalam dirinya, ditambah dengan kondisinya dulu yang begitu kekurangan gizi dan transfusi darah ke otak dikarenakan dehidrasi yang tengah menyekik lehernya.
Dari balik pintu yang telah terbuka datanglah seorang wanita paruh baya membawa sekeranjang buah-buahan yang ia beli tak jauh dari pasar tradisional yang sudah begitu terkenalnya di telinga masyarakat nusantara. Pasar yang mempunyai julukan dengan nama seorang syeich yang menurut mitos di vonis sesat oleh para waliyulloh yang lain. Hal ini dikarenakan ke engganannya menjelaskan tahapan risalah yang harus di tempuh setiap orang yang ingin menjadi muridnya. Agar sampai pada tahapan insanul kamil yang menjadi dambaan setiap orang menempuh perjalanan kesalikan.
Pasar yang mempunyai tanah gambut yang telah memadat karena banyaknya beban yang selalu ia bopong tiap waktu. Menjadikannya semakin dalam mendekati inti bumi, menjadikannya semakin terbenam di bawah pemukaan air laut yang tiap hari semakin menambah debit airnya diakibatkan melapuknya es di setiap kutub-kutub magnet bumi. Karena itulah pasar yang berukuran total lebih dari lima kilo meter persegi ini disebut sebagai pasar surga dunia yang menjajakan barang dagangan yang mampu di beli dengan harga miring.
"Ratna kamu di sini?"
"Iya mi, sekarangkan sudah libur. Jadi ratna ingin menjaga dan selalu ada di dekatnya." Jelasnya mengungkapkan ke inginan hati kecilnya yang ingin menebus kesalahan yang pernah ia buat.
Sang ibu yang begitu akrab dengan putri tunggalnya ini pun sangat mengerti atas ke inginan anak semata wayangnya. "Tapi tetap jaga kesehatanmu ya, jangan sampai ikut sakit sepertinya. Nanti siapa yang jaga kalian berdua?" Ujarnya mengingatkan permata hati yang tengah dimabukkan asmara. "Pak reza gimana keadaan pasien ini?" Ucapnya menanyakan kondisi seseorang yang telah lama terbaring di dalam ruangan yang terisolasi dari dunia luar ini.
Raut muka yang begitu tenang, mengambarkan rasa kewibawaannya sebagai dokter yang telah ahli dalam bidangnya seperti ini. Dan mimic muka itu pula yang terasa menjadi kabar baik bagi mereka berdua yang menanti kesembuhan dari pasien yang di tolongnya ini. "Begini Bu Siti. Pasien ini masih dalam keadaan koma, namun Alhamdulillah luka bekas tusukan yang ada di perutnya kini sudah membaik. Dan sekarang kita hanya bisa menunggu dan berharap semoga Alloh lekas membuatnya tersadar. Karena infeksi yang ia dapatkan dari parang yang menusuknya itu telah di menjalar ke pembuluh darahnya." Jelasnya yang memakai jas putih sebagai baju kebanggaannya yang terdapat nama Reza Al-khadi agar semua pasien dapat dengan mudah mengenalinya.
Mendengar penjelasan dari seseorang yang bertugas begitu mulianya hingga di beri gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa bersama guru-guru yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan, perannya sungguh sangat tak tergantikan. Oleh sebab itulah mengapa seorang dokter menjadi sangat penting jika sudah berada dilingkungan masyarakat. Karena dengan ilmu yang ia miliki, nyawa manusia pun bisa ia selamatkan dari panggilan kematian. Mulailah ia memperhatikan putrinya yang termenung penuh makna melihat pasien ini. "Makanya ratna harus selalu mendoakannya agar segera siuman." Jelasnya mengingatkan putrinya seraya memeluknya dengan penuh kasih sayang.
"Insyaalloh mi." Ucapnya menyanggupi keinginan orang yang telah melahirkannya ke dunia fana ini. Pengorbanan yang ia lakukan selama sembilan bulan sepuluh hari yang begitu beratnya, ia lalui dengan penuh kesabaran dan ketawakalan. Membuatnya pantas disebut sebagai pembawa surga, ditelapak kakinya. Bukan hanya karena alasan itu pula, ia yang menahan sakitnya proses melahirkan dengan berbagai syaraf yang berkontraksi di berbagai titik. Membuatnya layak disebut sebagai pahlawan pertama kita di dunia ini.
Perasaan senangnya semakin berlipat ganda, karena semasa sekolah yang belum libur, ia sangat di batasi menemui pasien ini. Mungkin maksud dari orang tuanya adalah agar tidak menganggu masa belajarnya yang tengah dalam masa penjajakan kembali ke sekolah barunya. Dan menjadi hal yang dapat membuatnya tersenyum ceria adalah setelah kejadian memilukan yang membuatnya tak bisa tertidur lelap selama ini. Kini telah berganti dengan masa di mana ia bisa mencurahkan seluruh perasaannya dengan menunggu sang pujaan hati agar lekas terbangun dari tidur panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]
SpiritualContact: via WA only: 085224018565 Kehidupan kota Jakarta yang begitu berbeda dengan kehidupan pedesaan, banyak membuat anak-anak mudanya berkembang menjadi momok yang menyeramkan. Namun di antara itu semua, terseliplah seorang wanita cantik yang ma...