Surat Kenangan (9)

101 5 0
                                    

Ia yang melihat seorang lelaki di ruangan seorang diri bersama sahabatnya membuatnya menahan nafasnya beberapa saat. Apalagi kondisi sahabatnya ini yang sedang membanjiri bonekanya dengan air mata, yang masih segar menetes dengan derasnya. Perlahan ia pun mendekati mereka dan melempar senyum pada lelaki itu.

"Wi... mana yang ku pesan tadi?"

Ia pun memberikan benda yang di maksudkan tadi kepada sahabatnya ini.

Betapa terkejutnya lelaki ini, melihat benda yang dulu ia jadikan alat untuk mendekati pasien ini. Kini tengah ada di hadapannya. Tanpa bisa berkata apa-apa, ia hanya bisa meratapi kesalahan yang telah ia perbuat tanpa memfikirkan konsekwensinya.

"Mas... ini surat yang dulu mempersatukan kita... lihatlah biar mas sadar." Pintanya sambil memberikan kotak kado yang berisi surat dan barang-barang pemberian dari orang yang begitu ia sayang.

Pekalongan, 6 Februari 2008

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kau permata hidupku

Jadilah kau permaisuriku

Agar indah hidupku

Agar ramai jiwaku

De... mungkin kata-kata yang mas sampaikan tidak seberapa. Tapi itulah yang ingin mas sampaikan ke de Nurul. Mas Imam mau jujur sebenarnya mas Imam itu sayang sama de Nurul. Tapi, mas Imam takut mengungkapkannya. Ini adalah boneka teddy bear yang mas beli dari uang yang mas kumpulin sedikit demi sedikit. Walaupun kita tidak berteman tapi mas mohon untuk tetap menjaga boneka ini ya..

Trus terserah de Nurul mau menerima atau menolak mas Imam. Tapi mas Imam harap de Nurul gak marah sama mamas.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

TTD

M. Imam As-Syafi

Betapa bodohnya ia sekarang. Bagai menjadi mahluk yang paling tidak berguna di muka bumi ini. Dalam diamnya, ia termenung berfikir bagaimana mungkin ia melakukan kesalahan besar ini. Bagaimana bisa ia dapat melupakan seseorang yang senantiasa menunggu dan selalu menaruh harapan besar kepadanya.

Apakah nurul mau memaafkanku?

"Rul... maafkanku." Ujarnya tertunduk lesu tak memiliki daya apapun lagi.

Dengan mata berlinang kebahagiaan, ia merasa telah menemukan cintanya yang dulu. Cinta yang dulu telah ia teguhkan bersama. Cinta yang selalu mengisi relung hidupnya yang begitu berarti.

Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang