Wisuda Sekolah (2)

97 3 0
                                    

Jauh di sisi lain dari dunia ini. Di madrasah aliyah Al-fatah akan di adakan acara wisuda yang di lakukan secara meriah. Acara yang akan di hadiri oleh siswa dan para walinya, beserta tamu undangan yang begitu banyaknya.

Begitu pula dengan mereka semua. Setelah mereka lelah menempuh ujian nasional dan rasa deg-degan menunggu hasil ujian keluar. Kini semuanya telah terbayar lunas. Karena semua telah berakhir dalam penantian dan untaian doa yang begitu indah. Kalimat syukur keluar dari bibir-bibir mereka, untuk meluapkan segala perasaan yang merekah di dada.

Terkadang, tingkat kelulusan yang tidak mencapai angka seratus persen. Membuat mereka yang merasa memiliki keterbatasan dalam belajar, merasa tidak percaya diri. Kalau saja langkah mereka terhenti ditempat ini dan harus menelan pil pahit akan kerja kerasnya yang tak sesuai harapan.

Memang ketakutan ini juga dirasakan oleh seluruh pelajar se-nusantara. Mereka menanti hasil ujian dengan mata tertutup. Karena takut kalau impian mereka kandas di tengah jalan dan menjadikan mereka patah arah untuk meneruskan cita-cita yang telah mereka gantung setinggi langit.

Ketika hasil ujian keluar. Banyak yang tertawa dan banyak pula yang menangis. Tak kala harus membuka lembaran pengumuman yang tersimpan dalam amplop putih polos yang terselipkan nama mereka di dalamnya.

Di antara simbol kegembiraan yang mereka lakukan adalah konvoi keliling kota dengan mencoret-coret baju seragam mereka. Namun, ketika melaksanakan konvoi tersebut. Banyak siswa yang bermain anarki dan kehilangan akal fikirnya. Yang membuat mereka harus berurusan dengan pihak berwajib.

Yang paling di sesalkan oleh negeri ini. Yaitu perayaan minum-miuman keras di tempat-tempat wisata atau yang merayakan dengan pesta barang haram dan melakukan hubungan di luar nikah, yang tak sewajarnya mereka lakukan. Mereka yang berkantong tebal pun rela merogoh kantong-kantong mereka dalam-dalam guna memuaskan nafsu yang takkan pernah merasa puas ini.

Di sisi lain, bagi mereka yang tidak lulus ujian. Mereka merasa hidupnya telah berakhir. Rasa malu terhadap teman dan tetangga membuat mereka rela memilih jalan bunuh diri sebagai alternatif hidup. Menyelamatkan wajah mereka yang malu akan hasil yang telah ia dapat.

Hancurnya cita-cita akibat ke"tidak lulus"an dalam ujian. Tak jarang, mereka ratapi pula dengan meminum minuman haram pula. Mereka berdalih, inilah tempat yang masih menerima keberadaan mereka.

Namun, di antara mereka masih terselip insan-insan yang masih belum menyerah dalam hidup. Mereka mulai kembali membangun pondasi cita-cita mereka kembali. Dengan mengikuti ujian paket, walaupun terasa berat mendapat cacian dan sindiraan dari sana sini. Mereka tetap kuat membangun niat untuk bisa mewujudkan cita-citanya yang begitu mereka harapkan.

Kebahagiaan yang khas di tunjukkan oleh para santri yang notabennya berbeda dengan dunia luar yang begitu keras. Contoh kecilnya seperti tiga sekawan ini, yang merayakan kelulusan mereka dengan bakar-bakaran ayam yang mereka beli dengan uang iuran. Mampu membuat larut dalam keindahan kebersamaan. Rasa kebersamaan yang begitu kental, mereka rasakan di malam ini di temani api unggun yang menghangatkan tubuh mereka. Canda dan tawa pun menghiasi malam yang mereka lalui dengan pesta api unggun.

Sebagai orang tua yang tahu akan keinginan anaknya. Beliau pun dengan senang hati memberikan beras dan ayam potong untuk membahagiakan santrinya. Agar dapat merayakan hari besar mereka tetap dengan jalur yang tak di larang oleh syariat agama.

Tidak mau kalah, santri putri yang lain pun ikut melakukan hal yang sama dengan santri putra. Mereka juga membuat api unggun di depan asrama mereka. Dan menyiapkan segala hal untuk melakukan syukuran bersama atas kelulusan yang mereka dapat.

Namun, dengan kebebasan yang ia berikan. Beliau tetap mewajibkan jama'ah sholat subuh untuk seluruh santrinya. Agar mereka dapat memahami, bahwa sesibuk apapun urusan dunianya. Jika sudah ada kewajiban dalam beragama, maka hendaknya di dahulukan urusan agama itu.

Sementara itu, rencana wisuda kali ini ada yang sedikit berbeda dengan wisuda-wisuda tahun sebelumnya. Yang hanya menampilkan kreatifitas siswa dan upacara pelepasan siswa-siswi yang telah lulus. Kini, dengan diadakannya pameran batik sederhana, di rumah batik Al-fatah. Mereka berharap agar kalangan santri tak lagi di pinggirkan dan di pandang sebelah mata.

Mereka ingin menjunjukkan bahwa seorang santri pun juga mampu bersaing dalam kerasnya alur kehidupan ini. Kesibukan esok itu pula, yang membuat mereka berdua harus bekerja ekstra. Karena sebagai pengurus utama yang mengurusi pesanan dari berbagai orang yang mencintai hasil karya mereka.

Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang