Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]

Ujian Nasional (1)

Dua minggu setelah mereka melancarkan rencana penyatuan itu, ternyata sang subjek tak kunjung jua menepati perkataannya, untuk segera kembali. Padahal tinggal satu bulan lagi ujian nasional akan datang dan kegiatan bimbingan yang sebenarnya juga akan diadakan. Terasa tak menggemingkannya untuk segera datang dan memenuhi kewajibannya.

Dengan kekhawatiran yang bertambah setiap harinya, wanita ini selalu menanyakan kedatangan si subjek setiap waktunya. Namun hasilnya tetap saja nihil. Dikarenakan ia yang sangat sulit di hubungi, membuat usaha dan rencana mereka menjadi sia-sia.

Di sisi lain, kabar buruk telah berhembus. Ratna yang kini di jakarta, sudah tak lagi mampu melangkahkan kakinya. Kecelakaan saat di kamar mandi, membuat penyakitnya semakin parah. Sehingga ia harus melakukan terapi rutin, secara berbulan-bulan dengan rasa yang begitu menyakitkan.

Sebagai seorang sahabat, ia semakin merasa bersalah terhadapnya. Walaupun hati kecilnya masih ingin menolong sahabat lamanya, namun pada kenyataannya ia tak bisa melakukan apapun. Dengan alat komunikasi yang ada, ia selalu memberi semangat kepada sahabatnya untuk tetap tegar dan semangat. Di tengah cobaan yang begitu beratnya ia dapati.

Dan hal yang selalu menjadi semangatnya adalah pesan dari ning Ulya yang disampaikan kepada mereka bertiga. Bahwa ikhlasnya ia, yang telah mulai menerima pasangannya, yang sudah sekian lama bersabar dengannya. Sebagai seseorang yang akan menjadi imamnya di masa depan.

Mereka juga masih ingat bahwa mereka juga di beri permintaan dengan berbalut air mata. Agar menyatukan dua kekasih yang telah terpisah sekian lama. Terpisah dengan awal keegoisan cintanya yang tak tersambut. Memaksa sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta itu, harus merelakan kebahagiaannya untuk dirinya sendiri.

Karena pada akhirnya ia telah sadar, bahwa kebahagiaan seseorang yang begitu ia cintai. Sangat lebih penting di banding dengan kebahagiaannya. Walaupun seseorang yang dicintainya itu berada di dekatnya.

Dan rasa sakit yang ternyata lebih dalam, jika melihat seseorang yang ia cintai menderita. Karena terkekang oleh belenggu cinta butanya sendiri. Alhasil bukanlah kebahagiaan yang ia dapat, namun kesedihan bertumpuk kekecewaanlah yang ia dapati.