Surat Kenangan (2)

110 7 0
                                    

Rasa khawatir yang sedari tadi merebak menjalar keseluruh tubuhnya di kala perjalanan kilat dengan angkutan besar beroda empat. Akhirnya semua itu pun dibayarnya dengan lunas, tak kala kakinya menginjak tanah kelahiran. Hanya satu tujuan yang tergamba di lentera otaknya, yaitu melihat kondisi sahabat yang terkena musibah.

Bukan rumah yang sedari kecil tempatnya bernaung untuk ia singgahi pertama kali. Tapi, langkah kaki itu segera bergegas menuju asrama tempat seseorang yang ingin bertemu dengannya berada. Tanpa ketukan di pintu sebagai tanda penghormatan yang ia lakukan. Ia langsung saja menerobos masuk seraya mengucapkan salam kepada semua orang yang tengah ada di ruangan itu.

Tapi, semua yang ada difikirannya berbalik seratus delapan puluh derajat.

"Mam... maaf, biar kami jelaskan terlebih dahulu." Bujuk Ari sambil menarik lengan orang yang di maksud untuk duduk rilexs di antara mereka.

"Sebenarnya bukan maksud kami untuk menipumu agar mau pulang." Joko mulai angkat bicara, namun takut untuk melihat wajah yang telah memerah meredam gejolak api curiga kepada mereka.

Dengan hati yang panas mendidih, ia mencoba meratapi kekhawatiran yang sedari tadi telah memuncak dengan sebuah kekonyolan semata. Namun, ia mencoba untuk tetap bersabar atas tipuan yang tak berarti ini. Sebagai seorang yang telah mengenal mereka sejak lama, ia berfikir positif tenteng kepulangannya saat ini pasti ada keperluan yang memang membutuhkan bantuannya.

"Mam... kami sebagai sahabatmu mau minta tolong." Pinta Ari lembut.

"Minta tolong apa?"

"Nurul mam."

"Memangnya kenapa dia?"

"Dia masuk rumah sakit." Jelas Joko singkat.

"Hah..."

Itulah ungkapan atas tidak berita yang membuatnya terkejut, mendengar keadaan salah seorang yang berarti baginya. Mereka pun segera menjelaskan padanya bahwa wanita yang tengah mereka perbincangkan, tengah mendadak sakit. Ia pun mencoba mengingat kembali, perjumpaan terakhir sebelum berangkat meninggalkan tanah kelahirannya ini. santriwati itu masih tersenyum manis yang memoles wajahnya, dan ia ingat kondisinya pun sehat-sehat saja.

"Kami tidak tahu penyebabnya, karna Nurul sendiri tidak pernah mau menceritakan alasannya bisa sakit seperti itu." Ucap Ari menjelaskan kondisi seseorang yang selalu baik dan ramah dengan mereka bertiga.

Ia pun hanya merenung mencoba memasukkan semua informasi yang baru ia peroleh ke dalam memorinya. "Terus... kenapa harus aku yang mendekatinya?" Tanyanya yang telah mengetahui arah pembicaraan ini.

"Gini mam, kita semua kan tahu kalau Nurul itu suka sama kamu. Jadi kita bertiga sepakat bahwa kamulah yang bisa membujuknya." Jelas Joko meminta dukungan anggukan dari kedua temannya yang lain.

Ia pun memahami maksud pembicaraan ini, tentang niat tulus ketiga kawan-kawannya ini. Memang ia menganggap cara mereka terlalu berlebihan karena harus membohonginya terlebih dahulu. Tapi, ia mencoba mengambil sisi positifnya saja. Dan ia juga meyadari kalau sedari dulu, dialah yang paling dekat dengan wanita ini. Dengan berbesar hati, ia pun menyanggupi permintaan dari ketiga sahabatnya.

Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang