Alhamdulillah (3)

391 14 0
                                    

Cahaya merupakan sebuah ciptaan yang tak pernah bisa terlihat oleh mata. Namun, cahaya sendiri merupakan ciptaan yang paling sempurna diantara segala ciptaan warna yang lain. Ya benar, cahaya pada hakikatnya adalah sebuah kesatuan warna. Berbeda dengan transparan yang mampu menembuskan warna. Cahaya sendiri adalah kesatuan seluruh warna yang ada di dunia ini. Bukti realnya ialah dengan ditemukannya sebuah prisma yang mampu membiaskan warna cahaya, layaknya seperti warna pelangi. Ngomong-ngomong, pelangi sediri akan terjadi bila ada prisma-prisma uap air yang ada di udara. Menjadikan warna cahaya yang solut, dipecah berdasarkan kadar reaksinya terhadap prisma-prisma air tersebut. Pada akhirnya bola matanya kini mulai terbuka sedikit demi sedikit seraya memandang ke arah yang hanya terlihat lampu padam, yang tak bisa membiaskan cahaya yang mengenai korneanya. Berbinarlah kedua mata indah itu melihat cahaya sang mentari yang menerpa ruangan itu. Melewati ribuan pori-pori kaca yang tak terlihat dengan kasat mata.

Entah di mana ia terbaring sekarang, ia hanya terfokus pada rasa sakit di tubuhnya yang masih begitu menyiksa setiap persendiannya. Sakit yang berasal dari organ yang terkoyak benda tajam itu, membuat tubuhnya lemas tak berdaya untuk di gerakkan sesuai hatinya dan deraian nafas pun kian terasa berat melewati selang yang masuk kedalam tubuhnya melewati salah semua lubang pernafasannya.

Kini pandangannya tertuju pada tabung infuse yang menggantung di sebelah kanannya, menurunkan ekornya menuju ke punggung tangan kanannya. Dan dari arah serupa itu pula ia melihat sosok yang terasa tak asing baginya. Sosok yang serasa menjadi bunga hati dalam berbagai masa diwaktu yang lalu. Sendi-sendi tangan yang mulai ia paksakan tuk mendekati sosok itu pun tak bergeser walaupun hanya sesenti. Ia hanya bisa melihatnya tengah memejamkan matanya karena rasa lelah yang telah menguasainya.

"Ratna."

Tak pernah ia duga, seseorang yang sangat ingin ia temui. Kini datang dengan sendirinya, entah dengan alasan apa. Ditambah pula ia yang kini tengah terlelap di sampingnya, menunjukkan wajah asli yang hanya bisa diketahui saat ia terbang ke alam mimpi. Perlahan jemari tangan ini pun merespon perintahnya, dengan sekuat tenaga ia mencoba menggerakan tangannya untuk memegang tangan sosok yang begitu polos tertidur dengan bantalan tangannya yang lain. "Akhirnyaku dapat berjumpa kembali denganmu." Ujarnya lirih agar tak membangunkan wajah polos ini dari tidurnya. Rasa rindu yang sedari dulu ia tahan, kini tercurahkan dengan buih air mata kebahagiaan yang mengalir tanpa ia sadari dari kedua ujung matanya.

Genggaman kerinduan yang terasa sampai ke dalam sanubari ini pun terasa memompa kedua bola matanya untuk terbuka melihat adakah gerangan yang tengah mengeratkan tangan kanannya menjadi hangat. "Mas Imam." Ucapnya tak percaya dengan apa yang tengah terjadi di depannya. "Mas Imam sudah sadar?" Sambungnya bahagia dengan sosok yang ia tunggu, kini pada akhirnya dapat kembali membuka matanya untuk menatap kembali dunia yang sempat ia tinggalkan untuk beberapa saat.

Luapan kegembiraan ini pun segera ia serukan kepada dua orang yang tengah bercakap-cakap di balik daun pintu yang memisahkan mereka. "Ummi..." Teriaknya sambil membalas pegangan tangan sang kekasih begitu eratnya, takut akan kehilangan seseorang yang begitu ia cintai untuk kedua kalinya.

Di sisi yang lain, mendengar putrinya berteriak memanggilnya, sebagai seorang ibu membuat rasa khawatirnya timbul apabila terjadi sesuatu pada anak tunggalnya ini. Segera ia memasuki ruangan tersebut bersama dokter khusus keluarga yang tengah bercakap-cakap dengannya pun mengikuti langkahnya untuk memasuki ruangan itu juga, memastikan keadaan di dalam baik-baik saja. "Ada apa rat?" Tanyanya begitu khawatir.

Bukannya raut wajah takut atau gelisah yang terpampang di wajah putrinya, malah ia mengekspresikan wajah yang tengah berbinar menyimpan suatu kegembiraan dalam benaknya. "Alhamdulillah mi... mas Imam sudah sadar." Serunya memperlihatkan tangan imam yang sedang menggenggam erat tangan kanannya.

Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang