Kehadiran orang yang ada disampingnya terasa benar-benar berarti. Usahanya untuk merubah diri, akhirnya membuahkan hasil yang begitu indah. Rasa cinta kini mulai muncul di benaknya. Benih-benih kasih sayang yang telah di sebar sedari dulu, dan di sirami penuh dengan kesabaran. Kini menunjukkan tunas cinta dalam hatinya.
Bahkan, di setiap detik ini. Terasa ada orang yang selalu ada di sampingnya di saat dia senang dan dia lah yang akan selalu menghiburnya di saat sedih. Walaupun dia tengah dalam kondisi sesibuk apapun. Ia akan datang dan menemaninya dalam ruangan, yang membuatnya tak bisa terbang melihat langit yang begitu menawan.
Kini, ujian nasional pun harus ia ikuti di rumah sakit. Semua perkataan dari sang tunangan, membuatnya kembali mengibarkan bendera perjuangan hidupnya. Hal itu berguna untuk meraih masa depan yang sedari dulu telah ia redupkan sendiri.
Di saksikan orang tersayang, ia berusaha mengerjakan soal ujian itu sebaik mungkin. Dengan bantuan meja duduk di depannya. Ia mulai mengerjakan butiran soal itu di temani dengan batuk yang semakin menjadi-jadi.
Satu, dua soal pun telah berhasil ia jawab dengan baik. Otak yang sekian lama tak mengambah dunia pelajaran. Kini harus mulai mengerjakan lima puluh butir soal yang menentukan masa depannya nanti.
Ukh... ukh...
Tumpahlah cairan merah itu di atas lembaran kertas ujiannya. Kondisinya mulai terasa memburuk, matanya mulai meninggalkan kefokusannya. "Mas... mas..." ucapnya lirih. Tubuhnya pun mulai goyah ke kanan dan ke kiri mencoba mencari keseimbangan yang telah lepas darinya. Pandangan yang semakin memburam, tangan yang telah kehilangan kekuatan menjadi awal akan hilangnya semua kesadaran yang ia miliki. Pada akhirnya, tubuh ini mulai jatuh perlahan seraya mengoyangkan batang infuse dengan kerasnya.
lelaki yang sejak awal sudah khawatir akan kondisi kekasih hatinya. Kini harus membayarnya dengan mahal. Kondisi tubuh yang tidak sehat seratus persen, awalnya membuat ia ragu untuk mengizinkan calon istrinya ini mengikuti ujian.
Namun, atas desakan calon istrinya sendiri. Akhirnya ia pun mengijinkannya mengikuti ujian dengan harapan agar semangat hidupnya semakin tumbuh. Dan segera terbebas dari penyakit ganas yang tengah di tanggungnya. "Dok... dokter..." teriaknya histeris.
Dengan cepat dokter pun memasuki ruangan, dengan terasa tergesa-gesa dokter memindahkan peralatan tulis dari ranjang pasien yang tak sadarkan diri ini. Ia yang begitu panic pun harus di ajak keluar oleh suster yang menemani dokter tadi. Agar memudahkan memeriksa pasien yang tengah dalam kondisi terburuknya.
Di luar ruangan, lelaki ini terlihat cemas. Keringat dingin mulai membasahi setiap segi tubuhnya. Ketakutan akan kehilangan sosok indah pun memenuhi benaknya. Apalagi kedatangan kedua mertuanya, harus membuatnya menjaga nafsu agar ia tak terihat panik. Dan segera menjelaskan semua yang telah di laluinya sejak awal terjadinya kejadian itu.
Hati kecil sang ummi pun menitikan air mata keibuannya. Bagaimana mungkin seorang ibu tidak sakit, melihat kondisi putrinya yang sedang tergeletak di dalam ranjang. Sedang memperjuangkan sisa hidupnya yang tengah dalam ikatan tipis antara kematian dan rasa sakit yang begitu dalamnya.
Kini, yang bisa di lakukan mereka pun hanyalah berdoa. Semoga saja Alloh menolong pasien yang tergeletak bernafas lemah di dalam sana. Agar kembali dalam dekap mereka yang begitu menyayanginya. Kembali menikmati indahnya kehidupan dunia ini, bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]
SpiritualContact: via WA only: 085224018565 Kehidupan kota Jakarta yang begitu berbeda dengan kehidupan pedesaan, banyak membuat anak-anak mudanya berkembang menjadi momok yang menyeramkan. Namun di antara itu semua, terseliplah seorang wanita cantik yang ma...