Ujian Nasional (6)

96 5 0
                                    

Bunga yang mekar adalah gambaran terbagus untuk mengekspresikan suasana hati wanita ini. Begitu indah dan manisnya cinta, telah mulai ia rasa dengan segenap rasa. Rasa memiliki yang begitu abadi membuatnya merasa terbang menuju surga yang ada di atas langit nan indahnya.

Walaupun sekarang waktu kramat ini datang, ia tak merasa terbebani sedikit pun. Berbeda dengan teman-temannya yang lain. Ia merasa memiliki sesuatu yang paling berarti yang tidak di miliki oleh teman-temannya. Yaitu sosok pendukung yang selalu ada untuknya. Sosok yang telah memberikan dorongan besar padanya, agar tetap berjuang menjalani kerasnya kehidupan.

Dengan semangat empat lima, ia mulai mengerjakan soal-soal yang ada di depannya dengan begitu cermatnya. Satu persatu butir soal ia perhatikan secara seksama. Meneliti serta menyelusuri ide pokok yang biasanya terselip di dalam puluhan baris kalimat yang memiliki jawaban menjebak.

Teori-teori yang sedari malam telah ia persiapkan, mulai ia terapkan sesuai tempatnya. Walau terkadang, ada beberapa butir soal yang berada di luar predisiknya. Ia tetap menghadapinya dengan tenang dan senyuman.

Tak ada sedikitpun keraguan yang terlihat dalam gerakan tangannya. Hal itu berguna untuk melingkari salah satu pilihan ganda itu. Agar nanti mampu terscan secara optimal dan takkan merugikan mereka sendiri di kemudian hari.

***

Hari-harinya kini terasa begitu sepi nan hampa. Semua orang yang ia cintai, kini telah meninggalkannya pergi sendiri dalam kesendirian yang tak ada suara apapun untuk menghiburnya. Sedih yang begitu dalam ini, kini selalu mengisi dan menemaninya sepanjang mentari dan bulan yang slalu beredar dalam jalan keistiqomahannya.

Hanya liontin kesayangannya lah yang menjadi pelipur duka lara di setiap hembusan nafasnya ini. Kaki-kaki yang tak mampu lagi ia gerakkan. Menambah deretan derita yang sudah tak mampu ia ingat dalam basuhan air matanya.

Semua keceriaan yang dulu ia miliki, kini hanya bisa menjadi kenangan manis diatas meja belajarnya. Kedatangan guru private yang di sewa orang tuanya, merupakan tambang ilmu yang terbatas. Apalagi kondisinya yang semakin di perparah dengan kedatangan orang yang paling ia benci.

Permohonan maaf yang takkan pernah ia beri, menjadi alasan lelaki itu untuk terus menemuinya di setiap kesempatan. Bak batu karang yang di terjang ombak besar, ia pun tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Karena sakit yang di akibatkan lelaki itu masih begitu dalam dan masih terasa sakitnya hingga sekarang. Walaupun kini harus ujian di dalam rumah, ia harus tetap mencoba mengejar impiannya selama ini. Karena ia sadar kesedihannya yang berlarut-larut hanya akan menambah keterpurukannya.

Kini semangat dan dukungan dari kedua orang tuanya lah yang mampu membuatnya berjuang menjalani kejamnya kehidupan. Di benaknya ia berharap agar teman-temannya mampu menghadapi soal ujian kali ini dengan sebaik mungkin. Termasuk lelaki yang telah menggoreskan luka mendalam di hatinya. Ia berharap semoga Alloh memberikan yang terbaik untuknya. Karena ia tetap merasa, bahwa lelaki ini adalah cinta pertama dan terakhirnya.

Nadzom-nadzom Cinta Jilid 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang