Cincuenta y tres

124 8 3
                                    

Ares, Tara, Dino, dan Theo asik bercanda ria dan bahkan saling melepar-lempari snack satu sama lain. Berbeda dengan Ray memilih rebahan saja di atas tidur gantung yang dibuat oleh Ares. Kini mereka berlima itu berada di rumah Ares-di halaman belakang rumah Ares lebih tepatnya, tidak ada tujuan dan bermaksud untuk bermain-main saja di sana.

Matahari pada pukul empat itu cukup terik sore itu, mata Ray tak jarang menyipit ketika sinarnya mulai mencari perhatian ke arah mata Ray. Ia menutupi matanya dengan telapak tangannya sejenak sampai pada akhirnya sinar matahari tersebut berjalan ke tempat lain.

Ares, Tara, Theo, dan Dino sangat tahu sekali kenapa Ray tiba-tiba menjadi pribadi yang sangat murung sore ini. Apalagi masalahnya kalau bukan masalah Kimora, anak baru pindahan dari Amerika itu. Kimora adalah perempuan pertama yang membuat Ray menjadi frustrasi seperti saat sekarang ini. Tidak memberikan nasehat atau menghibur seperti biasa terhadap Ray, mereka berempat memutuskan untuk membiarkan Ray sendiri. Mereka ingin memberikan Ray waktu untuk berpikir.

"Res, gue laper. Ada daging ga?" celetuk Theo ketika terdengar suara perut Theo yang mulai bergemuruh.

"Ada, daging mentah mau gak lu?"

Theo spontan melempar Ares dengan sandal jepit yang sedang dipakainya.

"Ya ga mentah juga goblok. Gue pites juga tu leher," marah Theo berusaha keras untuk menahan dirinya agar tidak mengamuk.

Sementara teman-temannya tertawa karena Ares dan Theo, Ray masih sama. Berwajah sendu dengan tidak ada niatan untuk bergabung. Ia hanya merasa malas untuk melakukan apapun.

"Menurut lo kenapa gue bisa sampai pindah ke Indonesia saat gue berdomisili di Amerika? Karena gue juga melakukan hal yang sama seperti yang gue lakukan pada Radit di sana."

Ray mengusap wajahnya gusar. Ia tidak menyukai fakta bahwa Kimo, perempuan yang ia sukai itu tega melakukan hal di luar nalar yang keji seperti itu. Ray jadi bertanya-tanya, apakah Kimo sedikitpun tidak merasa kasihan? Apakah dia tidak takut dijebolkan ke penjara? Bagaimana kalau ada orang yang menjebolkannya ke penjara? Atau bagaimana kalau Ray sendiri yang akan menjebolkan Kimo ke penjara?

"Gue gak bisa bangsat!" gerutu Ray pelan. Ia menutup matanya tanda ia benar-benar pusing sekarang.

Akhirnya setelah merenung dan marah sendiri lama, ia bangkit dari aksi rebahannya. Tanpa berpamitan sama sekali kepada teman-temannya, Ray cepat-cepat keluar dan menaiki motornya untuk pergi ke suatu tempat.

***

"Kenapa bisa lo yang jadi incaran misi ini?" tanya Sena tidak percaya.

Sekarang di dalam ruangan Sena sudah adaSena, Farel, Rafael, Kimo, dan Adang. Adang di sana sebagai perwakilan untuk menyampaikan apa yang sedang terjadi sekarang dengan teman-temannya yang lain. Karena perlu diingatkan lagi, Solar System tidak hanya berisi Sena, Farel, Rafael, dan bahkan Kimo yang baru bergabung saja. Tetapi berisi oleh banyak orang.

"Gue juga tidak mengerti kenapa semuanya tiba-tiba tentang gue," jawab Kimo jujur. Wajahnya mungkin datar, tapi ia juga tidak bisa membohongi kalau dirinya benar-benar cemas sekarang.

"Lo baik-baik aja kan Kim?" tanya Rafael khawatir.

Kimo menghembuskan napasnya, berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Gue baik."

"Menurut gue pasti ada hubungannya sama keluarga lo, Kim." Kali ini Adang yang berpendapat.

"Gue juga berpikir begitu," jawab Kimo.

Semua orang diam di sana. Mereka sama-sama sibuk berpikir untuk mencari solusi dan keluar dari masalah ini. Ini semua tidak akan terjadi kalau Faras tidak masuk ke website itu. Sena jadi tambah pusing sekarang.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang