Cincuenta

148 5 4
                                        

"Gue akan mendekati Faras dengan cara gue sendiri." Kata Kimo yakin.

"Dan bagaimana cara lo mendekatinya?"

Kimo tersenyum penuh arti.

Kimo turun dari mobil seperti biasa diantar jemput oleh supir yang sudah seperti ajudannya. Kimo menutup pintu lalu berjalan lurus ke depan dengan tatapan tajam seperti biasa. Sekarang masih pukul setengah tujuh, belum ramai yang sampai di sekolah. Palingan yang datang adalah anak-anak yang piket atau anak-anak cupu yang taat dengan aturan. Dan Kimo? Kimo adalah kelompok anak lainnya yang datang di pukul setengah tujuh.

Rambutnya ia kucir seperti biasa dengan ikatan yang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu longgar. Biasa saja, Kimo berusaha untuk tidak terlihat terlalu mencolok.

Kimo buru-buru duduk di mejanya. Ia membuka hp nya, membuka salah satu aplikasi di hpnya. Dengan gesit tangannya menari-nari atas keyboard untuk mengetikkan nama seseorang di sana. Kimo menemukannya. Perempuan itu tersenyum, lalu cepat-cepat menekan follow di sana. Sebentar lagi, Kimo yakin semuanya akan berjalan sesuai dengan rencananya.

Tak lama kemudian Farel dan Rafael-si dua sejoli yang selalu bersama- datang di tiga puluh menit setelahnya. Pukul tujuh tepat adalah pukul semua siswa pada umumnya sampai di sekolah. Mungkin mereka pikir pukul tujuh adalah waktu yang strategis untuk datang ke sekolah.

Farel dan Rafael duduk di bangkunya, kemudian mereka berdua yang duduk sebangku itu serempak menoleh ke arah Kimo. Kimo balas memandang dan mengangguk sebagai tanda bahwa ia telah melakukannya. Farel dan Rafael kemudian mengangguk, kemudian juga langsung sibuk dengan urusannya.

"Pagi," sapa Ray seperti biasa. Laki-laki itu baru datang dan buru-buru numpang lewat kepada Kimo agar dia bisa lewat. Kimo berdiri sedikit untuk memberikan jalan masuk kepada Ray.

"Lo datang lebih pagi," basa-basi Ray.

"Gue memang selalu seperti itu," jawab perempuan itu dengan santai.

Ray duduk, lalu mengeluarkan buku yang akan dia pakai untuk belajar nanti. Bersama dengan Kimo membuat kebiasaan belajarnya menjadi lebih baik. Dia seolah tertular dengan kebiasaan Kimo. lihat sekarang, bahkan Ray berniat untuk membaca buku pelajarannya sedikit.

"Buku apa yang lo baca kali ini?"

"Astronomi."

"Astronomi? Kita bahkan ga belajar itu."

Kimo menoleh sedikit ke arah Ray. "Memang. Gue hanya ingin membaca."

Ray mengangguk paham sebelum ia mulai membaca salah satu buku sejarahnya. Ya untuk mata pelajaran pertama, mereka akan belajar sejarah. Pelajaran yang sangat disukai oleh Ray sebagai anak IPA di kelas unggulan.

Ting.

Hp Kimo berdenting. Segera ia memeriksa hp nya yang masuk beberapa notifikasi di sana.

Faras : nama instagram lo pun nama buah?

Faras : Lo sangat mencurigakan cewe rumah sakit.

Kimo tersenyum. Satu sudah masuk jebakan.

Kimo : Gue suka buah.

Kimo : memangnya tidak boleh?

Kimo : it would be nice kalau lo follback gue.

Hp Kimo berdenting lagi tak kurang daru 5 detik.

Faras : no problem

Faras : mau makan bareng lagi?

Kimo : lagi? Baru kemaren.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang