Sesenta y tres

142 6 0
                                    

Warning! 18+

Kimo berteriak histeris ketika melihat tubuh Baraq yang sudah terkulai berdarah di lantai. Darah yang mengalir dari tubuh laki-laki itu semakin banyak saja setiap detiknya, mungkin jika dibiarkan nyawa laki-laki itu bisa tak terselematkan. Tubuh Kimo bergetar hebat, telinganya berdenging seiring dengan sakit kepala yang semakin parah saja.

Pria itu berjalan mendekati Kimo dengan wajah yang sangat datar. Tangan kananya memegangi pistol sedangkan tangan kirinya memegang pisau. Ketika laki-laki itu sudah berada di dekat Kimo, pria itu tertawa mengejek, lalu berdecih. Kimo di sana masih histeris dan memandang pria itu dengan ketakutan yang luar biasa.

"Kita bertemu lagi, kamu sudah besar." Pria itu mengambil kursi yang terdapat di sisi lain dalam ruangan tersebut. Dengan kasar, ia menendang kursi tersebut sampai tepat beberapa jarak di depan Kimo. Pria itu dengan santai duduk di depannya sambil menatap pisau dan pistolnya dengan keadaan yang begitu tenang. Kimo masih saja histeris dan menangis seolah melihat orang di depannya seperti melihat seorang iblis.

"Saya tidak akan berbasa-basi dengan kamu sekarang Kimora. Saya dengar mama kamu masih koma?" Pria itu berdecih lalu tertawa marah. "Saya pernah gagal membunuh mama kamu, tapi kali ini saya tidak akan gagal lagi. Benar, saya di sini untuk membunuh kamu. Saya ingin keluarga kamu menderita."

Kimo semakin histeris. Badannya sudah bergerak-gerak memberontak, berusaha untuk membebaskan diri. Tetapi tidak bisa. Ikatannya terlalu keras, bahkan ada rantai yang ikut memperkuat ikatan tersebut ternyata. Kimo semakin panik ketika pria itu berdiri. Pria itu mendekatkan tubuhnya kepada Kimo lalu sedikit menunduk untuk berbisik. Kimo menggeleng-gelengkan kepalanya, Ia enggan berdekatan dengan laki-laki itu.

"Keluarga kamu, satu persatu akan saya bunuh."

Pria itu dengan wajah datar menatap Kimo dari atas hingga bawah. Kemudian pria itu menyeringai, seolah menunjukkan ada sebuah nafsu besar tertahan di sana. Mata pria itu berkilat lapar, seringainya pun kian melebar. Dengan keadaan Kimo yang masih terikat, pria itu menyentuh pundak Kimo dengan gerakan sensual yang mengakibatkan bulu kuduk Kimo meremang. Pria itu masih menyeringai, kontras sekali dengan Kimo yang sudah menangis seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu sudah benar-benar menjadi seorang perempuan sekarang. Sepertinya saya akan menikmati kamu terlebih dahulu sebelum saya membunuh kamu."

Gelengan Kimo semakin kuat, tapi tidak dipedulikan oleh pria itu. Mata pria itu sudah ditutupi oleh kilatan nafsu yang begitu membara. Dengan hanya menyentuh pundak halus Kimo dari luar kemeja perempuan itu saja, pria itu dapat merasakan betapa padatnya tubuh remaja perempuan di depannya itu.

Kemudian, tangan pria itu tergerak menuju kancing kemeja lengan pendek yang dikenakan oleh Kimo. Tetapi sebelum itu dengan lancang tangan pria mengusap dada hingga ke perut dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Mata pria itu terpejam seolah menikmati tindakan tidak senonoh yang sedang ia kerjakan. Darah Kimo berdesir, bulu kuduknya semakin meremang seiring usapan dan sentuhan tangan pria itu. Kimo menangis semakin menjadi-jadi seraya memandang pria di depannya dengan pandangan buram.

Apa yang harus Kimo lakukan? Ia tidak bisa apa-apa. Apakah hanya sampai di sini perjalanan hidupnya?

Setelah puas, pria itu membuka kancing kemeja Kimo dengan perlahan. Ia melakukan semua itu dengan gerakan sensual yang sangat menjijikkan. Ketika kancing kemeja Kimo sudah terbuka seluruhnya, pria itu terpaku. Kimo dengan bagian tubuh atas yang hampir saja telanjang karena yang tersisa di bagian atas tubuh perempuan itu hanya branya. Pria itu tertawa kesenangan dengan keadaan Kimo yang sangat siap untuk ia nikmati.

Kimo masih tidak menyerah. Demi mempertahankan harga dirinya sebagai seorang perempuan, ia terus memberontak. Pria itu diam-diam mengejek Kimo yang masih saja melawan. Pria itu percaya bahwa kali ini Kimo tidak akan terlepas dari genggamannya.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang