Sesenta

151 8 5
                                    

Hari itu benar-benar hari yang sangat meriah untuk SMA Elangsa. Bertepatan dengan hari Sabtu itu dimana hampir semua sekolah libur, sehingga tidak menjadi hal yang aneh ketika acara SMA Elangsa menjadi sangat ramai bahkan di luar ekspetasi panitia. Berbagai macam jenis remaja datang, bahkan mereka berlomba-lomba menunjukkan kecantikan dan ketampanan mereka masing-masing. Tanpa sadar, acara SMA Elangsa itu menjadi ajang pamer untuk remaja-remaja yang datang.

Kimo juga hadir, padahal awalnya ia berniat untuk tidak datang ketika mengetahui bahwa satu sekolah tidak wajib untuk hadir. Tetapi setelah dipaksa oleh Farel, Rafael, Sena, dan juga Adang, akhirnya Kimo mau juga pergi. Kini Kimo berada di dalam mobilnya yang tentu saja Pak Joko lah yang membawanya. Berbeda dengan keempat laki-laki lainnya memilih untuk di mobil Farel.

"Gila, keren juga," celetuk Adang ketika mereka sudah memasuki area parkiran SMA Elangsa. Sangat ramai, bahkan parkiran saja hampir penuh jika mereka masih berlambat-lambat.

Setelah keempat laki-laki itu turun dari mobil Farel, Kimo menyusul. Semua orang menaruh perhatian kepada Kimo setelah pintu mobil dibukakan oleh Pak Joko. Semua orang menatap Kimo kagum, terlebih karena memang dari dasarnya Kimo memang perempuan yang cantik. Hanya saja cepat-cepat orang-orang itu mengalihkan pandangannya ketika Kimo membalas dengan tatapan yang tajam. Rafael yang melihat itu segera mengejar Kimo yang sendirian berjalan masuk.

"Lo ga boleh dingin gitu, Kim. Ini buat seneng-seneng. Bukan acara penyiksaan."

Kimo memutar bola matanya malas. Rafael pun segera menarik Kimo ke arah ketiga laki-laki lainnya yang terlihat menunggu kedatangan sepasang temannya itu.

Berbagai macam makanan di jual. Tidak hanya makanan saja sebenarnya, tapi juga barang-barang menarik seperti kaos, tas, dan macam-macam. Kimo mengedarkan pandangannya, biasa saja. Ia tidak merasakan apa-apa, tidak seperti keempat laki-laki temannya yang sangat antusias melihat ke sana dan ke mari. Apalagi kalau sudah kelihatan yang cantik, pasti keempat laki-laki itu sudah cekikikan sendiri.

"Rahma, Sen?" tanya Kimo baru sadar tidak menemukan perempuan itu bersama laki-laki itu.

"Dia ga mau pergi sama gue. Dia mau pergi bareng temen-temennya," jawab Sena.

"Terus acara nembaknya?" tanya Kimo lagi.

Rafael menceletuk, "Tenang aja. Ada saatnya. Lo tukang megang spanduk ya, Kim."

"Ga waras."

Rafael tertawa.

Mereka terus berjalan-jalan, penasaran dengan apa saja yang ada di acara yang diadakan oleh anak OSIS itu. Anak berlima itu tidak sengaja mampir di salah satu stand makanan kesukaan Adang. Kebab, Adang sangat mencintai kebab seperti ia mencintai orang tuanya sepenuh hati. Lebay memang, tapi begitu lah kata laki-laki itu kalau sudah diajak bicara soal kebab.

"Kalian mau ga?" tawar Adang yang tentu saja diangguki. Bahkan Kimo juga mengangguk.

"Gue ga pakai timun," sahut Farel langsung karena laki-laki itu tidak suka timun.

Kimo mengedarkan pandangannya lagi, terlalu banyak orang pikirnya. Dalam diam ia mencari sosok yang paling menunggu-nunggu acara OSIS ini, Zea. Kimo tidak dapat menemukan perempuan itu sejak tadi. Ia jadi penasaran dan ingin mencari keberadaan perempuan itu.

"Gue mau cari Zea dulu," ujar Kimo menepuk pundak Rafael sejenak. Laki-laki itu mengangguk, lalu membiarkan Kimo mencari perempuan itu.

Kimo sedikit mendengus ketika orang-orang banyak sekali berjalan sembarangan sampai harus bertubrukan dan menyenggol-nyenggol dirinya. Kimo mengumpat dan ingin sekali menendang kaki-kaki mereka yang berani-beraninya menginjak kaki indahnya.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang