ARC 0 : ISTANA API 6

160 83 25
                                    

Di luar dugaan. aku pingsan disaat waktu yang tepat untuk.. Ya, mencurinya. Sungguh mengenaskan. Saat kumulai bergegas berlari setelah itu aku tidak mengetahui apa yang terjadi pada diri ini. Tubuhku terasa lemas dan kepalaku pusing.

Tunggu. Tapi ada sesuatu bagian yang memar dilututku, entah aku tidak tahu apa penyebabnya.

Aku tidak tahu pasti sudah sampai kapan aku terlarut tak sadarkan diri. Tapi satu hal yang pasti. Kini aku berada terduduk di sudut ruangan kamar dengan tangan ke belakang dan kaki lurus ke depan yang terikat.

Sedikit demi sedikit mataku mulai membuka dan melihat apa yang sedang terjadi. Tapi tak semudah itu. Kurasa lampu kamar tersebut sudah dinyalakan, membuat mataku berat untuk membuka karena cahaya lampu yang terang.

Setelah beberapa menitan. Aku mencoba berusaha untuk menyadarkan diri. Dan pada saat itu, dengan sedikit pandangan yang buram. Aku melihat seseorang yang duduk berada di depanku.

Kurasa dia adalah korbanku dan sepertinya dia tengah tak sabar menungguku tersadar untuk menghakimi atas segala perbuatanku.

______________________________________

Sejenak aku mulai tersadar dan mengingat apa yang telah terjadi. Rencana yang gagal. Ditangkap oleh seorang gadis belia. Noob.

“Apakah aku tak sadarkan diri karena menabrak pintu yang ketiga kalinya?”

“Kurasa jidatmu biasa saja dan tidak ada tanda kemerah-merahan.”

“Syukurlah...”

“Yang paling penting. Siapa kau! Dan apa tujuanmu menyelinap kemari! Apa kau benar-benar seorang pebersih kamar??”

“BERISIK!! Aku bukan pebersih kamar! Aku seorang pencuri!”

Bukkh!!

“Oh! Tidak! Aku terlalu keras memukul jidatnya dengan pangkal sapu!”

______________________________________

Selang beberapa menit. Aku mulai tersadar kembali. Kali ini terasa memar di bagian dahi.

“Apakah aku tak sadarkan diri karena menabrak pintu lagi??”

“Maaf, sebenarnya aku yang memukul kepalamu tadi.”

“Ohh! Tidak! Jidatku!”

“Kuberi kau kesempatan lagi! Siapa kau! Dan apakah benar kau seorang tukang pebersih kamar!??” Sambil menodongkan pangkal sapu ke arah jidatku.

“DIAM!! AKU BU..” Teriakku seketika berhenti karena melihatnya akan mengayunkan pangkal sapunya lagi. “Aku pencuri..”

Bukkkh!

“Oh! Tidak! Apa yang barusan aku lakukan. Aku memukulnya lagi. Padahal tadi dia mencoba untuk berbicara pelan!”

______________________________________

Ini kali yang ketiganya aku mulai tersadar dan sekarang sesuatu yang sangat berat dan perih mengecap tepat di dahiku.

“Syukurlah! Kau telah siuman. Ada yang salah?”

“Apa!? Jidatku?”

“Bukan. Tapi pengulangan ucapanmu setiap mulai tersadar ‘Apakah aku tak sadarkan diri karena menabrak pintu?’

“Oey! Oey! Mana mungkin aku mengulangi kata-kata itu lagi setelah sekian banyak kau memukulku!”

“Habis, kau membentakku! Padahal Ayahku sendiri tidak pernah berbicara dengan nada seperti itu!”

“Aku seorang pencuri! Jadi wajar saja kalau aku bersikap dan berbicara seperti demikian!”

“Kau seorang pencuri??”

“Ya! Aku seorang pencuri! Kusarankan dari sekarang kau teriak meminta tolong!”

“Apa itu pencuri? Dan mengapa aku harus berteriak meminta pertolongan??”

“Oeyy! Oeyy! Apa kau benar-benar tidak tahu apa itu pencuri?”

“Aku bertanya karena aku tidak tahu.”

“Baiklah biar sedikit kuperjelaskan tentang pencuri. Pencuri adalah seorang yang mengambil harta atau benda di dalam rumah atau pun di luar rumah.”

“Apakah itu benda berharga yang diambilnya?”

“Ya! Tentu saja! Memang itu tujuan utama seorang pencuri. Pergi menyelinap ke dalam dengan diam-diam lewat jendela ataupun lewat pintu. Pokoknya masih banyak cara dan ide untuk seorang pencuri dalam melakukan aksinya.”

“Bagaimana dengan pintu yang terkunci? Apa kau masih dapat memasukinya?”

“Itu mudah sekali. Aku hanya perlu menggunakan kawat penjepit rambut untuk membukanya.”

“Apakah itu pekerjaan yang mulia? Dengan menyelinap ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu?”

“Tentu saja tidak. Mencuri adalah perbuatan ilegal dan dapat dijebloskan sewaktu-waktu ke penjara jikalau aksinya gagal karena tertangkap. Dan penjara adalah tempat hukuman bagi pelaku pencuri atau tindak kriminal kejahatan lainnya. Sesuai dengan pidana hukum yang berlaku, menentukan ringan dan beratnya suatu hukuman atas oleh apa yang telah pelaku perbuat.”

“Seperti kau yang sekarang ini?”

“Kau benar sekali.”

“Lalu kenapa sekarang kau tidak masuk ke tempat penjara yang kau bicarakan?”

“Tentu saja sekarang aku masih aman karena kau tidak memanggil polisi!”

“Bagaimana caraku untuk memanggil polisi?”

“Kau dapat memanggilnya dengan cara menelepon ke tempat kantornya dan soal cara-cara membantumu untuk menelepon polisi itu aku tidak bisa memberitahukanmu?”

“Kenapa begitu?”

“Karena itu trik pencuri. Mana mungkin seorang pencuri membiarkan saksi mata atau si penangkapnya untuk menghubungi polisi.”

“Seingatku. Ayahku pernah menyimpan nomor polisi di buku agenda daftar nomor telepon. Jika kau tidak mau memberitahukanku bagaimana caranya, aku akan mencoba menelepon polisi itu lewat nomor polisi yang tertulis di daftar nomor telepon.”

“Oey! Oey! Kau tak perlu melakukan itu!”

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Author : Aku tidak tahan lagi dengan cerita yang di atas XD

Hellios : Aku ingin memukulmu, Thor.

Isabella : Ini sapunya :D

Yuuuuuppppppppppppp terima kasih banyak kepada kalian yang sudah hadir membaca cerita di atas semoga terhibur dan sehat selalu ^_^
Jangan lupa vote dan kritik sarannya yaa manteman :))))

~

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang