ARC 2 : FRUIT ISLAND 9

53 38 14
                                    

“Chickfern!”

Aura yang terpancarkan kali ini adalah varian warna hijau, kuning, hitam, merah dan putih. Tidak lama setelah terpancarkan warna-warna tersebut dari sepatu kacanya, munculah tumbuhan yang mirip kepala ayam dengan batang leher yang panjang mencuat dari dalam tanah di sekitar area air dekat bebatuan. Diameter lingkarannya bisa lebih dari 1 meter tapi tekstur tubuhnya sangat licin dan kuat.

Tumbuhan itu menyulur ke udara dan menjatuhkan dirinya tepat di atas kapal feri, melilit kapal tersebut dengan puluhan lilitan Chickfern. Setelah bagian awak tengah kapalnya terlilit kuat giliran berikutnya untuk menyeret kapal tersebut ke tengah-tengah selat dan menenggelamkannya dengan waktu yang sangat singkat.

“Ah! Whoay! Kapalnya hilang!”

“Tidak-Tidak, barusan aku melihatnya sendiri, bahwa kapal feri kita diseret oleh tumbuhan air berbatang panjang sekali hingga menyentuh awan!”

“Kenapa kau tidak bilang pada kami dari tadi!?”

“A-Aku minta maaf! Pada saat itu aku benar-benar terkesima dan terkejut akan tumbuhan misterius yang dapat menyeret kapal sebesar kapal feri serta menenggelamkannya ke tengah-tengah laut!”

“Dasar! Brengsek! Kalau begini bagaimana kita bisa kembali dan melanjutkan pekerjaan! Jam segini masing-masing pos sudah pada tidur karena mereka berpikir malam ini adalah jadwal kita bertugas!”

Tiba-tiba api unggun padam dengan seketika.

Bufftt!

Semua para A.E yang berada di daratan terkejut dan kaget dengan api unggun yang tiba-tiba mati.

“Ah! Api unggunnya mati!”

“Itu artinya seseorang yang berada di tempat itu sudah mengetahui keberadaan kita dan lari!”

“Ayo kita kejar dia!”

“Ayo!”

Para A.E pun berbondong-bondong berlari mengejar sesuatu yang tidak jelas di dalam gelap gulitanya hutan kering. Banyak sekali sorotan lampu yang menghiasi hutan di pulau itu.

“Apa Si Bocah Telur itu sudah bangun?”

“Kurasa, iya. Dia seperti merencanakan sesuatu.”

Di dalam hutan kering.

Mereka mencarinya hingga masuk ke dalam pedalaman hutan kering. Mencorot ke sana kemari dengan senter secara tidak beraturan, berharap menemukan tersangka.


Ssssshhhh!

“Su-Suara apa itu!?”

“Si-Siapa yang mendesis!?”

“Bu-Bukan aku!? Ada sesuatu yang lain.”

Ssssshhhh!

“Coba kita cari sumber suara itu!”

“Aku takut itu ular!”

“Kau bicara apa!? Mana ada hewan apapun yang bertempat dan singgah di pulau yang terisolasi ini!”

“Be-Benar juga! Pasti yang membunyikan suara itu adalah seseorang dari penduduk pulau itu sendiri! Dia mencoba untuk mengelabui kami rupanya!”

“Ayo! Cepat cari mereka!”

Saat mereka tengah menyangkal bahwa itu bukan ular dan mulai meluapkan rasa kekesalan mereka karena merasa masing-masing dari dirinya dikelabui, mereka membabat habis setiap pohon kering yang berada di hadapannya. Hingga waktunya tiba, mereka dikejutkan oleh sesuatu mahluk raksasa yang sebelumnya mereka tak temui dan kini mereka menemukannya saat setelah menebas pohon kering yang terakhir dan yang paling lebat.

Sesosok ular Anaconda memperlihatkan perwujudan tubuh bersisik serta taringnya yang akan siap memangsa mereka, anggota A.E.

“U-Ular! Ular! Anaconda!! Te-Tembak!!”

Dadddadadadadadadadadar!

Suara gencatan senjata sangat menggelegar di malam hari serta amunisi yang berjatuhan dan berkeling. Tidak ada satupun peluru mereka yang berhasil menembus ataupun menancap di tubuh Anaconda yang berukuran besar, karena ular tersebut sangat pandai dalam berkelit menghindari serangan yang bertubi-tubi.

Mereka tetap mencoba dan mencoba untuk melumpuhkan ular yang sangat langka dan terlihat baru di mata mereka.

“Bagaimana bisa ada ular sebesar ini yang hidup di pulau Fruit Island!?”

“Aku tidak tahu! Tetaplah untuk terus menembakinya! Jangan sampai mengendor!”

Dadadadadadadadadadadarr!

Harusnya mereka lari, tapi mereka memilih untuk menghabiskan seluruh amunisinya ....

“Ah! Sialan! Amunisi kita benar-benar telah habis! Apa kau membawa cadangan amunisi lain!? Apakah di sini ada yang menyimpan sebuah Shotgun!? Katakan!” amarah sang kapten sambil menghadap ke wajah-wajah para bawahannya.

“Ti-dak ... Kap-ten ....” Jawab para A.E mengetahui Anaconda yang akan siap memangsa kaptennya.

“Kenapa cara bicara kalian seperti itu!?”

Ssssshhh!

Graupp!

“Uaaarrgh!”

Wuuung!

Bruukkkh! Phyakk!

Anaconda itu menggigit tas gendong milik kapten A.E dan melemparkannya bersama dengan penggunanya ke tanah berlumpur.

“La-Lari!”

Sssshhh!

Tidak ada waktu untuk mereka kabur dan melarikan diri. Mereka sudah berada di ujung tanduk. Dengan cepat, ular Anaconda tersebut pun berhasil melilit ke semua orang-orang anggota A.E kecuali kaptennya.

Aku dan Isabella berjalan menuju tempat kejadian perkara. Karena aku sudah diberitahukan bahwa perwujudan yang kini Bocah Telur itu transformasikan adalah hewan pembunuh berdarah dingin. Assassins Type. Jadi aku tidak akan merasa takut ataupun kaget.

“Wah! Wah! Kau memang sangat berbakat dalam memanfaatkan keahlianmu. Kau meringkus habis mereka dengan senyap.”

Sssshhhh...

“Si-Siapa kalian berdua!” tanya salah satu A.E yang telah dililit oleh Anaconda.

“Ba-Barusan dia berbicara dengan siapa? U-Ular?”

“Aku? Asal kalian tahu ... aku ini bukan siapa-siapa ... hanya perlu kalian tahu ... aku adalah seorang Robs!” kataku sambil mendekat ke arah wajah A.E.

“Robs?”

“Ya. Robs..”

“Jangan-jangan kau adalah orang yang berada di dalam poster buronan itu!”

“Ah. Iya benar. Dia Bruno Bucho!”

“Ah! Sial! Jangan menyamakan aku dengannya! Aku bukan pria bajingan itu! Dia cuma membawa-bawa nama The Robs. Orang yang asli, sang pendiri organisasi adalah aku. Orang yang saat ini berada di hadapan kalian!”

“Kami benar-benar tidak mengenali siapa dirimu. Yang kami kenali dari kalangan buronan cuma Bruno Bucho dari The Robs.”

Sudah sampai mana si bajingan itu membuat wabah dan mengotori nama organisasi The Robs ....

<><><><><><><><><><><><><><><><>

Egg Boy : Actionku bagus, kan?

Isabella : Iyah, Mr. Egg. Saat pertama kali aku lihat perwujudan hewan reptilmu pun aku seperti ketakutan

Hellios : Jangan berbohong. Kau adalah manusia yang terkurung 20 tahun di dalam kamar. Melihat ayam raksasa pun kau terlihat biasa-biasa saja.

Thanks for your support

~

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang