ARC 3 : ISLAND of DESPAIR 7

45 21 19
                                    

Akhirnya setelah kami berada cukup lama di lantai 1, dan Egg Boy pun telah kembali bersamaan dengan datangnya malam, jarum jam sudah menunjukkan ke arah pukul 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya setelah kami berada cukup lama di lantai 1, dan Egg Boy pun telah kembali bersamaan dengan datangnya malam, jarum jam sudah menunjukkan ke arah pukul 18.04. Kegelapan mulai melanda atmosfer lantai itu, tapi berkat lampu petromax yang telah diisi baterai, kegelapan tersebut sedikit tertutupi oleh cahaya yang cukup menyinari area sekitar.

“Kenapa kau lama sekali?”

“Aku mengikat keempat orang lalu di bawah lantai 1.”

“Aih! Laba-laba itu bisa berbicara!?” sahut orang-orang yang melihatnya.

“Iya, dia teman kami berdua, dia bernama Egg Boy, keahliannya adalah bertransformasi menjadi hewan apa saja yang notabenenya bertelur.”

“Waw! Ini luar biasa, melihat kemampuan seekor binatang yang dapat berbicara seperti dia mengingatkanku kepada seekor monyet yang ada di lantai paling atas,” ujar Espinosa.

“Kau mengenalnya?”

“Ya, tentu saja, sebelum aku bertemu dengan Kakek Igor di sini aku lebih lama menghabiskan waktuku bersamanya.”

“Sebenarnya aku sudah ada di sini sebelum Espinosa dikirim kemari,” ucap Kakek Igor.

“Kau memang Kakek legendaris, Kek,” kata Shiraz.

“Bisa kau jelaskan kebersamaanmu dengan K’?” seru Egg Boy.

“Ah, untuk itu, berhubungan kedua temanmu tidak punya waktu tinggal di sini, kau bisa menanyakannya langsung pada K’ di lantai 5.”

“Ya, benar. Itu salahmu sendiri kenapa kembalinya sampai larut petang begini. Kita harus segera pergi,” sergahku.

“Oh, iya, ngomong-ngomong siapa namamu?” tanya Shiraz.

“Ah! Iya, aku juga belum tahu siapa namamu, Kawan!” sahut Espinosa.

“Namaku ... Hellios Meyer Dochkin.”

Selanjutnya kami menuju ke lantai 2.

Lantai 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantai 2

Di lantai 2 sangat berbeda dengan lantai pertama. Banyak lampu petromax yang menghiasi setiap rumah. Kedatangan kami di lantai 2 tidak disambut baik oleh rakyat-rakyat di wilayah itu, mereka menyerang laba-laba raksasa kami dengan menggunakan tombak. Mereka mulai berhenti saat mengetahui ada aku dan Isabella di punggung laba-laba yang telah mati ditusuk puluhan tombak.

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang