ARC 3 : ISLAND of DESPAIR 9

35 20 3
                                    

“Pada saat itu, serangannya meleset namun tetap melukai pelipisku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Pada saat itu, serangannya meleset namun tetap melukai pelipisku. Sejak kejadian itu, tanpa disadari, Farma telah menyelamatkanku dari maut. Aku sangat berhutang budi padanya,” ucap Vinto sambil menunjukkan luka permanen pada pelipisnya.

“Tetap saja lukanya sangat dalam. Kau memang pria yang beruntung.”

“Anehnya, setiap kali aku ketakutan akan kematian, aku selalu lolos karena keberuntungan, walaupun tetap saja aku menerima luka.”

“Mungkin luka itu adalah sebagai pengganti kematianmu.”

“Kalian berdua, memang sangat mirip,” seru Isabella.

“Mirip?” sahut Vinto.

“Ya, mirip dari segi keberuntungan.”

“Hanya saja cara kerjanya berbeda,” tukasku.

“Berbeda? Aku tidak mengerti, bukankah keberuntungan yang kudapatkan ini hanya sebatas keberuntungan biasa?”

“Itu bukanlah keberuntungan biasa yang kau pikirkan, itu semacam karunia. Kurasa hanya segelintir kecil orang yang diberkahi kemampuan itu, pastinya untuk mengaktifkan pasif skill itu ada cara kerjanya masing-masing.”

“Maaf, bukannya aku terlalu senang karena mendengar tentang pembicaraanmu mengenai keberuntunganku, hanya saja, kau terlalu berlebihan dalam menjabarkan mengenai hal ini,” ucap Vinto.

“Aku juga pada awalnya berpikir sama sepertimu. Aku sudah menganalisisnya selama bertahun-tahun, tidak semua orang memiliki kemampuan itu, hanya orang yang diberikan suratan takdir, itulah yang berhak menerimanya.”

“Maksudmu, random?”

“Ya, pasti ada di luaran sana yang memiliki kemampuan itu, tapi cara kerjanya yang berbeda. Kau mengalami keberuntungan saat detik-detik akan menerima kematian, bukan semata-semata bahwa itu adalah keberuntungan biasa. Apa kau tidak menyadarinya, kau menjalani hidup sebagai status budak dari generasi pertama, apa kau tidak melihat ke mana teman-temanmu yang dulu? Bukankah mereka sudah terbantai oleh ketamakan Fat Bob? Kau yang kini, yang disebut-sebut sebagai pemimpin para budak, mereka yang menyambutmu seperti itu mayoritas adalah orang-orang dari generasi perbudakan yang sekarang, dan generasi budak yang sekarang pun banyak yang mati mendahuluimu, apakah itu kebetulan terjadi, selama 20 tahun? Mengingat budak lain yang mencoba untuk hidup sehari pun berat serasa seminggu?”

“Sudah 20 tahun, ya ... sejak pendeklarasian perbudakan di mulai, tepatnya tahun 2000. Kau benar, keberuntungan yang kumiliki tidaklah biasa dan sama sekali tidak wajar, tapi selama ini aku tidak pernah terlintas di kepalaku, bahwa aku selalu diselamatkan oleh pasif skill,” tutur Vinto.

“Makanya, aku sudah memastikan, mendengar rumormu dari orang-orang pulau ini berhasil membuatku menyimpulkan bahwa tidak salah lagi kau memiliki kemampuan yang aku pun miliki juga.”

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang